Begitu pagi menyambut Kota Chang'an dengan cerahnya, orang-orang mulai menggelar dagangan pada setiap sisi kiri dan kanan jalanan. Sementara di sisi lain dari kota, tempat sepi yang dipenuhi pohon bambu. Tepat pada jalanan berdebunya, kini memunculkan sosok dua pria berpakaian hitam yang kemudian menyusuri jalan menuju kota.
"Kota yang besar ... dari mana kita akan mencarinya, Tuan?"
"Selama tabib itu ada dalam kota, pasti bisa kita temukan."
"Tuan benar, dengan kemampuanmu maka semua akan mudah ....
"... Tapi, satu hal yang tidak kupahami. Kenapa tabib itu tinggal dalam Alam Manusia dan tidak kembali ke Alam Roh seolah ada sesuatu yang menahan dirinya dalam Alam Manusia ini."
" .... "
"Apa mungkin ... tabib itu jatuh cinta dengan manusia? Lalu berniat tinggal di alam ini untuk selamanya?" ujar Awen semangat.
"Hentikan omong kosongmu," tegas Zhao Yong.
Di lain sisi, tepatnya kediaman Tn. Yan yang saat ini sedang makan bersama dengan istri serta putrinya, Yue Hua, makan dalam suasana sepi.
"Jangan pergi keluar lagi mulai sekarang." Ayah memulai percakapan.
"Fuqin ... ak ...."
"Hua'er," potong ibu, menggeleng kemudian.
Yue Hua terdiam setelah melihat syarat ibunya, sadar kalau perbincangan tidak akan berakhir sesuai keinginannya, tapi akan memicu pertengkaran.
"Kau akan segera memasuki istana, menjadi wanita taizi. Mulai sekarang fokuslah dengan pembelajaran mengenai peraturan serta tata krama istana ... terutama istana dalam."
"Aku akan, tapi tidak ingin mengurung diri," ungkap Yue Hua serius.
"Dengarkan perkataanku," tegas ayah, menatap lekat.
"Aku menerima titah tanpa mengeluh dan waktuku untuk bisa bebas di luar sana tidaklah banyak, Fuqin ....
"... Tidak peduli sekarang atau nanti, aku sudah menjadi incaran kanselir, dan nanti saat di istana sudah pasti akan masuk dalam perseteruan politik kerajaan," ujar Yue Hua.
"Karna itu berhati-hatilah mulai sekarang, jangan keluar rumah hingga hari kau masuk dalam istana, setidaknya itu yang bisa kulakukan selama kau masih tinggal di sini," ujar ayah, tegas.
"Bersembunyi bukanlah caraku, jika sekarang diriku sudah sembunyi lalu bagaimana saat aku tinggal dalam istana nanti? Fuqin, bersembunyi bukan cara yang tepat. Tidak peduli sekarang atau di istana nanti, sejak diriku ditunjuk sebagai Taizifei, hidupku sudah diambang kematian."
"Hua'er hentikan ... Laoye, jangan masukkan dalam hati perkataan Hua'er."
(Laoye itu berarti tuan, bisa juga mengarah pada tuan besar/tuan rumah).
"Aku sudah kenyang, aku kembali ke kamar dulu," ujar Yue Hua, dingin.
"Hua'er! Hua'er!" panggil ibu.
"Biarkan dia."
"Laoye ...."
"Apa yang dikatakannya benar, Furen ... ini semua salahku yang telah gagal melindunginya," ujar ayah, lemah.
(Furen itu nyonya, bisa juga mengarah pada nyonya besar/nyonya rumah).
"Pernikahan itu adalah keputusan Huangdi ... sebagai pejabat kerajaan, tentu Laoye tidak bisa mengabaikan perintah," ujar ibu, jelas menghibur suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...