Kini Long Jun tidak lagi duduk di singgasana seperti biasanya, tidak ada pula orang yang bisa menemuinya termasuk Ta Hai sekalipun. Dirinya memilih untuk sendiri, mengurung diri dengan perisai melingkupi seluruh area paviliun. Terlihat, Long Jun dalam posisi meditasi tepat di halaman belakang. Namun, wajah tampak tidak tenang.
"Long Jun ...!"
Seketika Long Jun menyelesaikan sesi meditasinya, bangun mendekati pinggiran sungai.
"Ini aku," jawab Long Jun.
"Aku memercayakan enam alam padamu tentu bukan tanpa maksud. Kupercayakan karena tahu akan kemampuanmu, tapi kenapa kau membiarkan hal buruk ini terus berlanjut? Menjadikan alam hidup dalam ketidakseimbangan dan kekacauan dalam kegelapan."
"Mungkin karena aku terlalu lemah dan tidak mampu."
"Jadi kau meragukan keputusanku? Pilihanku?"
"Aku tidak akan berani, aku hanya ...."
"Ragu ...? Takut ...? Tentu wajar bagimu untuk merasakan perasaan itu dalam posisimu, tapi perlu kau ingat untuk jangan terlarut terlalu dalam, jangan biarkan perasaan gelapmu sendiri menguasaimu. Jika kau bisa menyingkirkan perasaan gelap itu, maka energi alam akan membantumu dalam skala yang tak terduga."
"Perasaan gelap?" gumam Long Jun.
"Sadarlah, jangan biarkan alam berlama-lama menderita."
Long Jun menatap air sungai yang tenang, tak lagi mendengar suara yang menasihatinya. Dirinya bahkan memejamkan mata, mendengar suara sekitar. Suara air terjun yang tumpah ruah, decitan burung yang bertengger, percikan air oleh ikan-ikan yang mencuri pandang di permukaan, kepakan sayap burung yang menerobos angin, bahkan jatuhnya kelopak tao hua hingga suara tetesan embun dari dedaunan yang berjarak jauh darinya terdengar jelas di kepalanya.
Energi alam itu jernih dan lembut, butuh ketenangan diri tinggi untuk memanggilnya dan kepercayaan diri yang sejati untuk meresapnya dalam tubuh. Singkirkan perasaan gelap ... alam lain sedang menunggumu, Long Jun.
Seolah mendapat pencerahan akan jawaban yang selama ini tidak ditemukan, Long Jun kembali dalam posisi meditasi, perlahan-lahan tenggelam dalam dunianya, tampak sangat tenang. Butuh waktu beberapa saat baginya sebelum tubuh dipenuhi cahaya putih, mulai dari cahaya redup yang perlahan terang.
Saat itulah, berbagai cahaya kerlap-kerlip dari setiap alam tampak seperti menguar, terbang melayang seolah terpanggil. Menyatu menjadi satu yang membentuk cahaya putih kebiruan, bergabung dalam cahaya yang terpancar dari tubuh Long Jun, layaknya terserap sebelum akhirnya cahaya putih bersih dari tubuh Long Jun menghantam ke atas dalam skala besar, membelah langit gelap.
BOOM!!!
Percikan kecil-kecil layaknya percikan api kebiruan, menari-nari dalam jumlah sangatlah banyak bagaikan jatuhan kepingan salju tipis, memenuhi langit. Long Jun membuka matanya, menengadah. Senyuman memenuhi wajah, dari balik matanya yang tersenyum tersebut tampak seberkas cahaya mulai terpancar yang berakhir menjadi cahaya menyilaukan. Menyingkirkan kegelapan yang menguasai enam alam selama berhari-hari sudah.
Di waktu bersamaan, Zhao Yong yang dalam posisi meditasi memuntahkan darah seolah mendapat pukulan keras, napas memburu dengan tangan yang tanpa diperintahkan sontak memegang dadanya.
"Mo Wang!" panggil Awen yang menghampiri, penuh kekhawatiran.
Paman Ming segera menyalurkan energi miliknya pada Zhao Yong, pasalnya energi yang mengalahkannya adalah energi langit yang bertentangan dengan tubuh Zhao Yong sendiri. Jika dibiarkan, tentu akan menggerogoti tubuh hingga kehilangan energi dalam sepenuhnya.
"Beritahu yang lainnya untuk segera mundur!" teriak Zhao Yong, geram yang terlingkupi amarah tertahan semampu yang bisa ditahannya.
Sekejap, Awen menembakkan cahaya kehitaman dengan tangan kanannya. Siluman, iblis dan Klan Duyung yang berada di alam lain sontak saja menghilang, berkumpul di Mogui Xinzang.
Sementara Paviliun Awan Hijau, tak lagi terlihat perisai yang mengurung melingkupi, Ta Hai segera mendekat masuk begitu melihat keberadaan Long Jun.
"Kau berhasil," ujar Ta Hai yang tersenyum lebar.
"Langit membantuku ... kuharap tidak ada yang akan kecewa padaku."
"Tidak akan, kau adalah Tian Di, pilihan Langit untuk melindungi enam alam. Bahkan alam memberikan energi besar yang tidak akan mampu dilakukan oleh orang lain."
Keduanya tersenyum, bertepatan dengan itu pula berbagai cahaya dalam warna yang berbeda-beda melesat mendekati paviliun, berwujud dengan menapakkan kaki di sekitar Long Jun dan Ta Hai. Sedangkan Zhao Yong, kini memilih bersama Yue Hua dalam kamarnya.
"Kau pantas mendapatkannya."
"Jangan menambah amarahku," lirih Zhao Yong.
"Apa benar, kau melakukan ini semua hanya karena kebencian dan amarah hatimu semata? Bukan karena mengikuti keserakahanmu?"
"Ada beberapa hal yang tidak akan kau pahami, tidak peduli bagaimana diriku menjelaskan."
Yue Hua hanya melempar pandangan tanpa tahu harus mengatakan apa, menyesap teh. Begitu Awen masuk, Zhao Yong lantas bangun dan mengikutinya keluar dari kamar Yue Hua. Tiba di aula dengan Paman Ming, Shehan dan Xun Xiao menanti.
Di sisi lain, tepatnya Alam Manusia. Kini sibuk mengurus bekas-bekas kekacauan yang terjadi. Kerugian, kekurangan dana bahkan wabah penyakit. Menjadikan Cheng Yuan yang bertanggung jawab sebagai pemimpin saat ini harus memutar otak.
"Taizi, istirahatlah sebentar," pinta Kasim Chen, memohon.
"Bagaimana bisa aku istirahat di saat seperti ini? Rakyat menderita karena ketidakmampuan diriku ... aku benar-benar telah mengecewakan semuanya, mengecewakan kepercayaan Huangdi padaku."
"Taizi, jangan menyalahkan dirimu dan istirahatlah. Setidaknya satu jam saja," pinta Kasim Chen lagi.
BUKK!
"Yu-an F-eng ...."
Tak lagi sadarkan diri, Yuan Feng segera membopong Cheng Yuan ke ranjang dengan bantuan Kasim Chen.
"Apakah tidak apa-apa seperti ini?"
"Taizi butuh istirahat, sebagai abdinya ... diriku akan lebih salah jika membiarkannya tidak istirahat sama sekali," jawab Yuan Feng dengan pandangan tak bisa lepas memerhatikan Cheng Yuan.
Keduanya kemudian memutuskan keluar kamar, melihat keberadaan Lu Ring dengan raut wajah dipenuhi kobaran api hendak menerobos masuk.
"Beraninya kau menghentikanku!"
"Taizifei, saat ini Taizi sedang istirahat. Mohon kembali dulu," ujar Yuan Feng.
"Minggir!"
"Aku akan bertindak kasar jika kau tetap memaksa masuk!"
"Yuan Feng!"
"Kasim Chen, bawa Taizifei keluar bahkan jangan izinkan dia memasuki wilayah kediaman ini," tekan Yuan Feng.
Lu Ring hanya bisa menatap penuh benci, dirinya segera keluar begitu Kasim Chen menunjukkan arahnya. Begitu tiba di kediaman, mata dipenuhi kristal-kristal bening dan suara amukan pecah begitu saja. Merasa tak puas, guci-guci porselen pun terkena imbasnya.
"Fuqin, apa aku harus terus hidup seperti ini?"
Bagaimana mungkin aku bisa hidup? Hari demi hari kulalui seorang diri dengan kesepian. Tidak ada yang peduli dengan perasaanku ... Cheng Yuan pun tak peduli dan enggan menemuiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...