Special Chapter

83 14 182
                                    

300.000 tahun lamanya, sudahkah cukup mengakhiri hukuman bagi seseorang yang tersegel dalam dasar terdalam sungai?

Ditenggelamkan dan terbaring layaknya mayat tak membusuk. Namun, siapa yang tahu bahwa hati dan pikirannya seperti apa. Kini, saatnya mengetahui keputusan dan perubahan apa yang ditelah dibuat dan diambilnya.

Sekujur tubuh memancarkan cahaya merah, naik ke permukaan sungai seolah terpapar secara keseluruhan. Long Jun yang hadir pada tepian sungai, menatap dengan sudut bibir tertarik, mata dipenuhi kepuasan yang mendatangkan nyanyian kicauan burung berkumandang.

Zhao Yong telah bangkit, berjalan dalam penampilan yang tak berubah sama sekali. Satu hal, hanya satu hal yang berubah ... mata tajam dan pandangan kebencian atau pula kemarahan kini telah hilang, damai menyeruak masuk sepenuhnya.

"Kau sudah sadar ... Zhao Yong sahabatku."

Keduanya mendekat dengan Long Jun yang mengulurkan sebelah tangan. Seketika, Zhao Yong meraih dan menjabatnya erat, merekahkan senyuman yang menguarkan kehangatan menyusup ke bagian terdalam hati yang melihat.

"Zhao Yong ...! Kau sungguh sudah sadar!" teriak seseorang, bergabung dengan langkah larian yang tak sabar lagi ingin segera sampai, itulah Wen Rou.

"Kenapa? Tak senangkah?"

"Bagaimana bisa aku tak senang? Mari kita mabuk-mabukan sampai tak sadarkan diri," ajaknya antusias, merangkul kedua sahabatnya dengan sangat ceria.

Namun, Zhao Yong melepaskan rangkulan, memandang bergantian kedua sahabatnya itu dalam pandangan yang tak bisa dimengerti. Akan tetapi, Long Jun tersenyum bahkan memberikan sebuah anggukan.

Seketika sosok Zhao Yong menghilang, seberkas cahaya kemerahan melesat ringan dalam peraduannya dengan angin juga awan putih yang membutakan pandangan. Langit telah memberikan hadiah bagi Zhao Yong. Berupa, hadiah kelulusannya yang telah berhasil merelakan dan mengikhlaskan bentuk kebencian atau kemarahan yang telah mendarah daging sebelumnya.

Segel yang diberikan Long Jun, dapat pula diartikan sebagai bentuk paksaan bagi Zhao Yong untuk bermeditasi, bersepakat dengan dirinya sendiri. Alhasil, keberhasilan diraihnya. Langit pun secara alami berbahagia, terbukti dengan mengirim Zhao Yong kini ke suatu tempat tak asing. Tempat yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan hijau subur. Tiap bangunan rumah, jalanan, sudut tempat di sekitaran mengundang ingatan lama kembali.

"Negeri Wo Cheng," lirihnya tersenyum haru.

"Hiduplah dalam kebahagiaan sesungguhnya mulai sekarang ... Zhao Yong, aku tegas dan kejam padamu selama ini, itu hanya semata diriku menyayangimu melebihi siapa pun. Kini, kau tak lagi pantas untuk menerima ujian apa pun lagi dariku. Hiduplah bebas, bersama orang yang kau kasihi."

Tepat di ujung jalanan, Zhao Yong jelas melihat sosok membelakanginya. Penampilan, tinggi, postur tubuh dan segala hal yang disaksikan dalam langkah yang selangkah demi selangkah dimajukannya, terus mengundang air mata dari binar kebahagiaan mengucur. Mulut terasa kaku, tenggorokan juga terasa tercekat. Namun, langkah tetap tak berhenti.

"A-Ayong ... kaukah itu?"

"Masih bersediakah kau mengajariku bela diri?" Berbalik dengan senyuman memenuhi hampir seluruh wajahnya. Ayong, mengulurkan sebelah tangannya dengan air mata yang juga tiada hentinya mengalir.

Mengabaikan uluran, Zhao Yong jelas tak membutuhkan hal tersebut. Yang dirinya inginkan tentu sebuah pelukan, menempatkan wanita terkasihnya dalam dekapan yang menyatukan irama degupan juga deruan napas mereka, mengecup hangat kening juga bibir Ayong yang dengan senangnya menerima.

"Bagaimana bisa, Ayong ... negeri ini juga masih ada?"

Long Jun tersenyum, mengalihkan pandangannya dari kedua orang yang kembali dipertemukan tersebut pada Wen Rou. Tanpa berlama-lama, pandangan itu berhasil menjawab kebingungan Wen Rou.

"Kalian berdua ...! Bukankah ini waktunya kita mabuk bersama?!" teriak Zhao Yong.

Baik Long Jun atau pula Wen Rou pun mengangguk, menghampiri kemudian dan keempatnya saling merangkul, melangkah, mengobrol dan tertawa bersama.

Lalu, tepatnya kenapa Ayong kembali hidup? Adakah yang ingin tahu atau mungkin penasaran seperti Wen Rou sebelumnya ...? Maka jawabannya hanya satu, mari simak dan biarkan mereka berempat menghabiskan waktu secara pribadi kini tanpa harus kita ganggu.

Pernah kukatakan sebelumnya di Alohomora : The Secret, bahwa Ayong adalah bentuk karma hidup Zhao Yong. Kini, Zhao Yong telah merelakan dan mengikhlaskan segala bentuk dendam atau perasaan gelapnya sendiri, itu bagaikan kehidupan Zhao Yong telah diperbaharui. Yang berarti pula jalinan karma buruk di antara mereka putus dan berakhir, menarik kembali roh-roh Ayong yang telah tercerai-berai akibat dari ucapannya diwaktu lalu, secara alami menyatu yang berefek mewujudkan kembali tubuh serta tulang abadi.

Langit bukanlah penguasa melainkan guru besar kehidupan yang disalahartikan oleh sebagian kehidupan lainnya atas ketidakadilan yang dirasakan.
---Alohomora : The Three Realms---

Selesai
(^^)

Chapter ini sengaja kubuatkan untuk mengurangi rasa sedih dan menghibur kalian yang mungkin tidak bisa membenci Zhao Yong (terkhusus diriku sendiri sihh yang sebenarnya ga tega wkwkwkwkwk). Meskipun dia karakter antagonis, tapi ada alasan kuat di balik kejahatannya.

Selain itu, lewat cerita ini aku ingin menyampaikan bahwa kita boleh berjuang mati-matian dengan apa yang kita yakini, tapi jangan pernah melupakan jati diri sendiri. Terkadang, yang namanya pelepasan, kerelaan dan kepasrahan itu diperlukan. Siapa yang tahu, jika ketiga hal itu dilakukan ... maka hal yang kita inginkan akan benar-benar terwujud^^

Aku harap kalian menikmati cerita ini dengan baik. Juga, makasih banyak sudah bersedia meluangkan waktu berharga kalian di sini, makasih banyak atas semua vote dan comment yang telah diberikan😘😘

Untuk cerita baruku selanjutnya akan seperti apa, silahkan di scroll lagi yaa😄

Alohomora : The Three Realms (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang