Epilog

78 16 94
                                    

Sejak kekacauan berakhir, Alam Iblis menawarkan surat menyerah pada Alam Langit, menjadikan Awen sebagai Raja Iblis berikutnya. Sementara Long Jun, tetap menjalani tugasnya sebagai penguasa enam alam yang kini semakin dihormati oleh setiap alam.

Berkat kepemimpinan dan pengaturan Long Jun, keenam alam kembali normal dan hidup dalam penuh kedamaian. Akan tetapi, Long Jun masih khawatir akan Alam Manusia yang mungkin dengan mudahnya akan kembali menjadi target sasaran para siluman atau iblis ke depannya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Long Jun meminta Ta Hai untuk bertanggung jawab dalam mendirikan sekte perguruan. Mendidik dan mengajarkan para manusia yang tertarik dalam mempelajari ilmu bela diri abadi.

Seiring berjalannya waktu, sekte perguruan berkembang semakin banyak dan semakin menarik minat. Saat merasa yakin, Long Jun pun memerintah Ta Hai untuk menarik semua dewa atau dewi yang menjadi guru kembali ke langit. Bahkan, Long Jun menetapkan peraturan ketat bersifat umum. Setiap alam boleh ikut campur tangan masalah satu sama lain, tapi harus menjauhi dengan sangat masalah yang berbau pribadi. Cukup sudah sampai permasalahan pribadi Long Jun saja, alam menerima kerusakan dan orang-orang di dalamnya menderita.

Sejak saat itu, aturan langit telah menjadi aturan dan hukum mutlak keenam alam. Bagi yang menaati akan hidup damai dan bagi yang melanggar akan menanggung akibatnya.

Tepat 100.000 tahun setelahnya, setiap alam digempari dengan keputusan Long Jun yang akan pensiun. Dirinya menetapkan akan menyerahkan takhta pada Ta Hai, memercayakan secara keseluruhan. Setelahnya, Long Jun memilih mengasingkan diri dengan mengurung diri, melakukan meditasi dalam Gua Gunung Kunlun. Tak lupa dirinya menyegel Paviliun Awan Hijau dengan segel kuat yang hanya mampu dihancurkan oleh dirinya sendiri.

Tentu, kenaikan Ta Hai sebagai Kaisar Langit berikutnya disambut meriah pula oleh enam alam. Masalah yang dihadapi pula tak-lah seberat saat Long Jun yang berkuasa, setidaknya begitu di masa-masa saat ini. Terasa bagaikan waktu sangatlah lama bergerak, tapi terkadang juga cepat, di mana aktivitas keseharian pun terus berulang-ulang terjadi. Tanpa terasa, 200.000 tahun kini telah berlalu.

Dalam Aula Istana Langit yang nan megah, terlihat Wen Rou dan Ta Hai berkutat dalam permainan weiqi. Tak ada satu pun orang di dalamnya hingga keduanya menghentikan permainan, mengalihkan pandangan ke arah luar sebelum akhirnya memutuskan melangkah keluar dari aula.

Tampak keduanya menengadah dengan senyum mengembang, binar mata penuh sukacita layaknya suasana jingga di langit lengkap dengan burung-burung phoenix yang terbang menari-nari. Bahkan, menggemakan suara nyanyian ke seluruh penjuru alam.

"Akhirnya dia kembali," lirih Wen Rou.

"Benar, akhirnya," balas Ta Hai.

Saling bertukar pandang, tersenyum lebar dengan mata memandang jauh ke depan sana, memperlihatkan betapa luasnya alam yang terbentang. Saat itulah, pintu gua batu terbuka. Menampilkan sosok bayangan melangkah keluar, sosok dalam balutan pakaian putih dan berjubah biru.

"Apa kau begitu ingin bebas?"

Pandangan, dirinya edarkan ke sekitaran, melesat pergi dalam wujud cahaya biru, kembali ke Paviliun Awan Hijau yang bergetar. Tepatnya, pinggiran sungai yang terletak di halaman belakang kediaman. Tampak, cahaya kemerahan berpendar dalam sungai tersebut dengan mengeluarkan aura kehitaman.

"Long Jun!!!"

The End

Alohomora : The Three Realms (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang