"Lantas siapa yang membantunya ...? Yuan Feng! Cari tahu keberadaan Yue Hua sekarang, aku merasa ada yang tidak beres."
Seperginya Yuan Feng, Cheng Yuan hanya mendesah berat. Namun, sebagai putra mahkota dirinya memiliki banyak hal yang harus diurus, salah satunya masalah siluman yang belum sempat dilaporkan pada raja. Tanpa menunda, dirinya menuliskan laporan. Berusaha memfokuskan pikiran tak tenangnya dan menyelesaikan laporan lainnya yang telah menumpuk.
Sejak saat itu, ada kalanya Yuan Feng melaporkan terkait Yue Hua yang keberadaannya tak diketahui. Ada kalanya pula Cheng Yuan sibuk dengan urusan rapat di aula utama dengan raja yang masih belum sehat sepenuhnya.
Berbagai masalah ini berhasil membuat Cheng Yuan tak bisa tidur ataupun melewati hari-harinya seperti biasa. Sementara, pernikahan dirinya dengan Lu Ring sudah ditetapkan dan tersebar di seluruh kota. Hanya perlu menghitung jam saja sebelum akhirnya terlaksana.
Lantas, bagaimana dengan Yue Hua di saat semua orang bergerak maju? Akankah dirinya juga bergerak, keluar dari kondisi dan situasi memilukannya?
Sayang, hal itu tidak terjadi seolah dunianya telah berhenti di saat dirinya kehilangan seluruh anggota keluarga. Termenung, diam tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya dengan pandangan yang masih kosong.
"Sudah seminggu, tidak mungkin kita membiarkan dia terus seperti ini," ujar Paman Ming.
Zhao Yong bergegas masuk, mendekati Yue Hua dan menarik paksa dirinya untuk bangun. Membawanya keluar gubuk, meninggalkan hutan bambu dengan Paman Ming yang mengekor.
"Ke mana kau akan membawanya?" tanya Paman Ming.
"Tempat yang akan membawanya kembali hidup."
***
Kini tak lagi ada hutan bambu, yang ada hanyalah tempat dengan pemandangan tinggi nan luas, bukit-bukit hijau dengan bebatuan menjulang tinggi mengelilingi. Angin menerpa lembut dengan ilalang setinggi betis berderu, menerbangkan bunga putihnya ke udara bebas.
Tak jauh dari mata, terpampang jelas gundukan tanah dengan satu papan kayu besar menancap, berdiri dengan sangat kokohnya. Papan yang terukir huruf-huruf, huruf yang berhasil membuat Yue Hua menarik diri dari pegangan Zhao Yong. Berjalan perlahan, mendekat dengan mata berkaca-kaca.
"Awalnya aku tidak ingin membawanya kemari, takut hal ini hanya akan menambah kesedihannya, tapi ... tampaknya aku salah."
"Kau melakukan hal yang tepat kali ini, Zhao Yong."
Keduanya tersenyum saat bertemu pandang, kembali serius begitu melihat Yue Hua yang kini meneteskan air mata pada papan nama keluarganya. Bertuliskan 'Klan keluarga Tn. Yan dan Ny. Yan'.
"Hiks ... hikss! Hikss ...."
Selain bersujud, tenggelam sepenuhnya dalam dunia dukanya diiringi suara tangisan yang beradu dengan suara deru angin, tidak ada hal lain yang bisa Yue Hua lakukan.
Sementara di sisi lain, tepatnya istana, kini penuh dengan keramaian akan suara musik dan orang-orang, hiasan mewah berhiaskan kain-kain merah. Bahkan karpet merah yang membentang pada bagian luar aula utama. Di sanalah, Cheng Yuan dan Lu Ring berjalan beriringan, mengenakan pakaian mewah bernuansa merah dengan ukiran emas menghiasi, menaiki tangga aula dengan jubah yang mengekor terbentang.
Yue Hua, pernikahan ini akan kupastikan segera berakhir. Kumohon jangan membenciku dan izinkan diriku mengetahui di mana kau sekarang.
Saat keduanya saling berhadapan, tak sedikit pun Cheng Yuan menatap Lu Ring, dirinya mengalihkan pandangan ke bawah dengan raut wajah tanpa ekspresi. Melihat hal itu, sontak saja menghilangkan senyuman Lu Ring, terganti dengan raut dan tatapan sedih hingga upacara pernikahan pun dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...