Chapter 19

81 20 249
                                    

Paviliun Awan Hijau - Alam Langit.

"Xun Xiao, tampaknya sudah bergerak."

"Aku akan mengundang tamu dari alam lain ... tampaknya, ini takdir untukku." Long Jun tersenyum santai.

"Jadi inikah rencana yang kau maksud?" tanya Ta Hai.

"Menurutmu? Apa ini bukan termasuk rencana?"

"Tepatnya apa yang kau rencanakan? Tidak bisakah memberitahuku secara menyeluruh?"

"Teman, aku akan bertemu teman kembali ... teman lamaku dari kehidupan sebelum kehidupan sekarang."

Long Jun kembali tersenyum, meletakkan biji weiqi putih di atas papan permainan. Menyesap teh sambil memandang Ta Hai yang tidak mengerti, mengalihkan pandangan ke wadah biji hitam weiqi milik Ta Hai kemudian. Dalam dan semakin terlarut hingga memunculkan bayangan akan sosok Xun Xiao yang bersiap mengunjungi Alam Iblis. Perlahan semakin jelas dan dekat hingga menampilkan gambaran besar.

Mogui Xinzang - Alam Iblis.

Butiran kecil keringat memenuhi pelipis dengan mata kuning kemerahan menghiasi. Perlahan, dirinya melangkah seolah terhipnotis. Membungkuk, melihat lebih dekat cairan lava yang bergemuluk. Saat itulah, Xun Xiao mengulurkan tangan ke bawah seolah ingin meraih sesuatu yang membuat dirinya tersenyum. Namun, matanya jelas kosong.

"Hentikan!"

"Sadarlah!"

Segera Awen menarik Xun Xiao menjauh, mengguncang-guncang tubuhnya, memanggil Xun Xiao berkali-kali hingga kedipan berkali-kali Xun Xiao lakukan sambil menggeleng-geleng, tampak cahaya kesadaran dari balik matanya memenuhi dirinya kembali.

"Apa yang terjadi?" ujarnya lemah, memegang pelipis.

"Syukurlah aku tidak terlambat, jika tidak Tuan sudah di makan oleh jiwa-jiwa gelap itu."

" .... "

"Mogui Xinzang memiliki banyak jiwa yang tersesat atau terjebak. Jiwa-jiwa itu kemudian menjadi jiwa gelap, jiwa kelaparan. Mereka bisa memberikan ilusi akan keinginan hati terdalam seseorang," jelas Awen singkat.

Xun Xiao kembali melihat Mogui Xinzang, tampak bulir keringat semakin memenuhi pelipisnya. Menjadikan dirinya mengibas-ngibas sebelah telapak tangannya tanpa dirinya sadari.

Sadar akan hal itu, Awen segera mengibas tangannya sekilas, memperlihatkan pendaran cahaya merah menyebar ke sekujur tubuh Xun Xiao, menghilang seolah terserap.

"Cahaya itu akan membuat dirimu terbiasa dengan udara panas alam ini. Ikutlah aku."

Keduanya meninggalkan Mogui Xinzang, membawa Xun Xiao masuk dalam aula mogui yang dipenuhi orang-orang.

"Duduklah dulu sambil menunggu Tn. Zhao Yong kembali."

"Dia sedang tidak di sini lalu kenapa tidak memberitahuku?"

"Tuan tenanglah, Tn. Zhao Yong akan segera kembali," jawab Awen.

"Kalian yang mengundang, tapi kalian juga yang tidak menghormati," ujar Xun Xiao, jelas marah.

"Lalu apa yang harus kulakukan untuk meredam amarahmu?"

"Tuan, kau kembali!" panggil Awen.

Zhao Yong mendekat, menatap lekat Xun Xiao dengan mata tajamnya. Duduk berhadapan dan meminta semua orang pergi meninggalkan mereka, kecuali Awen.

"Jadi ini iblis yang berani bertarung dengan Dewa Perang Long Jun serta Ta Hai selaku Dewa Gunung Kunlun." Xun Xiao menyeringai.

"Apa maksudmu?" sela Awen, jelas tak suka akan perkataan Xun Xiao yang terdengar layaknya sedang merendahkan.

"Awen! Perlakukan tamu kita dengan baik."

"Baik!"

"Aku akan menganggap perkataanmu sebagai pujian," ujar Zhao Yong, tersenyum.

"Aku datang kemari untuk mendengarkan bantuan seperti apa yang akan kau tawarkan."

"Kau sungguh tidak suka basa-basi ... baiklah, berhubung aku juga orang yang tidak suka pembicaraan yang bertele-tele. Kurasa dalam hal ini kita berdua cocok."

" .... "

"Aku ingin Klan Duyung bersekutu dengan Alam Iblis, dengan kata lain ... jadilah bagian dari alam ini, menjadi pasukanku dan bertempur bersama."

"Aku tidak menyangka akan mendengar hal gila seperti ini," ujar Xun Xiao.

"Apa ini hal aneh?"

"Kau tahu betul, kami Klan Duyung bisa dikatakan bagian dari Alam Langit. Bagaimana bisa sekarang kau menawarkan hal itu?"

"Laut Timur-lah yang merupakan bagian dari Alam Langit sedangkan kalian hanya klan yang tidak dianggap ... bagai parasit bagi Alam Langit." Zhao Yong menyeringai, mata semakin tajam menatap Xun Xiao.

"Kau!"

"Lantas bukankah? Apa pernah Alam Langit memandang kalian? Membela Klan Duyung? Bahkan saat Laut Timur juga melakukan kesalahan, Klan Duyung-lah yang dianggap sepenuhnya salah, seperti kejadian terakhir kali yang kalian alami," tambah Zhao Yong.

"Baik, anggap saja aku terima tawaranmu, tapi Hu Chen tidak akan sudi melakukannya."

"Maka hanya ada satu cara ... bunuh Hu Chen dan gantikan posisinya sebagai Ketua Klan Duyung," ujar Zhao Yong santai, tapi terdengar menekan.

"Kau gila!" teriak Xun Xiao.

"Sampai kapan kau akan melihat klanmu ditindas?! Sampai kapan kau akan membiarkan Hu Chen memimpin Klan Duyung? Jelas-jelas kau sadar betul bahwa dia tidak pantas menjadi ketua. Bahkan Klan Duyung lainnya berpikir sama sepertimu."

"Tapi Hu Chen temanku. Bagaimana bisa aku ...."

"Teman atau kehancuran klan? Teman atau harga diri klan? Teman atau klan yang kuat? Pikirkan mana yang lebih penting."

Zhao Yong mengulurkan tangan ke samping. Seketika Awen memberikan seberkas kertas dengan tulisan tinta hitam di atas permukaan putih tersebut, menyodorkan pada Xun Xiao yang masih tenggelam dalam pikiran.

"Bubuhkan jarimu menggunakan darah ... tidak perlu terburu-buru, pikirkan baik-baik."

Zhao Yong bangun dari duduknya, melangkah pergi dengan Awen yang mengekori, tampak menuju ke ruang pribadinya. Namun, langkahnya terhenti setelah sekitar 10 langkah, membalikkan tubuhnya.

"Aku akan melakukannya."

"Kau yakin tidak butuh waktu berpikir?"

"Hmm ... tidak butuh," jawab Xun Xiao yakin, matanya jelas telah memutuskan.

"Begitu kau membubuhkan kertas itu, Klan Duyung telah resmi menjadi bagian dari Alam Iblis, tidak ada cara bagimu untuk mundur apalagi berkhianat," tegas Zhao Yong, mendekatinya.

Tanpa berlama, Xun Xiao menggigit jempolnya. Darah segar keluar, menutupi kulit jarinya lalu membubuhkan pada kertas. Saat itulah, asap merah keluar dari kertas. Menari-nari di udara sebelum akhirnya melesat masuk dalam tubuh Xun Xiao. Menghilang, terserap tubuh dengan sempurna.

"Selamat bergabung dengan Alam Iblis ... selamat datang dalam hidup baru." Zhao Yong, menyeringai menang.

"Aku akan memikirkan cara untuk meyakinkan Klan Duyung lainnya, menyingkirkan Hu Chen."

"Kau pasti dengan mudahnya akan berhasil, aku sangat yakin akan itu ... jangan sungkan untuk meminta bantuan Alam Iblis, kapan pun itu."

Xun Xiao kemudian bangun, pergi meninggalkan ruangan dan surat perjanjian di atas meja dengan Zhao Yong yang terus memandang Xun Xiao.

"Tuan, apa kau yakin dia tidak akan mengkhianati kita?" tanya Awen.

"Tidak akan. Melalui darahnya, seluruh Klan Duyung sudah terikat ... tidak akan ada yang berani melawan kita. Jika pun ada, maka bersiaplah dengan kehancuran seluruh klan," ujar Zhao Yong, menyeringai licik.

Alohomora : The Three Realms (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang