"Aku mau ke London." Ucap Raya tegas.
"What for?."
Raya mengernyit. Untuk apa, dia bilang?. Tidakkah laki laki di depanya ini sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan besar. Raya ingin rest dari semuanya bertemu ibunya dan bersenang senang di sana. Selama ini ia tidak pernah bahagia di bawah naungan ayahnya malah menimbulkan masalah baru.
"Kenapa harus ibunya Risa sih Dad?."
"Why? Bukankah kamu sudah tau sudah berapa banyak wanita yang Dady bawa pulang ke rumah. Ray, maafin Dady. Ini semua juga terlalu rumit bagi Dady."
"Please Dad!!. Jangan mengelak untuk dapat belas kasihan dari aku. Semua yang Dady lakukan itu salah!!!." Benar benar seperti batu. Ternyata selama ini ayahnya tidak akan pernah mundur menghilangkan hobi lamanya itu. Tentu, siapapun yang menjadi istri Darma tak akan betah jika menyaksikan tingkah suaminya seperti ini.
Bibir Raya bergetar juga rahangnya yang mulai mengeras. Mungkin ia menahan semua sumpah serapahnya agar tidak keluar. Risa teman baiknya, Risa dalang di balik semuanya, Risa penyebab Elen terbaring lemah dan Risa adalah...
"Apakah Dady berinisiatif menikahi ibunya Risa?!"
Darma tersentak namun mulutnya seolah terbungkam untuk bicara, bagaimana bisa putrinya akan berpikiran sejauh ini.
"Jawab!" Desak Raya tidak main main.
Darma masih diam meneguk ludah sembari mempersiapkan jawaban. tapi terlambat Raya sudah tidak bisa mengontrol kemarahnya, ia seperti orang kesetanan membanting apapun yang ada di ruangan kerja ayahnya.
Kali ini sudah tidak bisa di maafkan.
Pyarrr...!
"Persetan dengan semuaaa...!"
Braaak...!!
"Raya Hentikan!!."
Namun seolah tuli Raya tetap saja memporak porandakan ruangan itu, beberapa berkas berserakan juga tumpukan kaca yang sudah hancur.
Sudah gila.
Benar, Raya sudah gila. Benar benar gila. sampai pada detik itu tanganya berhenti, kedua matanya tercekat menyaksikan sebuah photo frame berlatarkan jaman dulu, menampakkan foto ayahnya dengan gadis lain.
Ck, Wanita itu.
Pyarrr...!
Terakhir Raya membanting pigora tersebut kemudian berlalu sebelum meninggalkan kalimat yang sukses membuat Darma membeku.
"Ternyata aku salah berasumsi bahwa Dady adalah orang baik."
****
"Udah non, ish gak usah nangis. Ini juga bibi obatin." Saran bi cantik sembari membersihkan luka Raya yang terkena pecahan kaca.
"Ahk.. Ish bibi pelan pelan dong. Hiks.."
"Non nangis karena di obatin bibi apa di putusin pacar sih."
"Mana ada pacar.. Ahks. Bibi! Hikss.. saakit. "
Bibi hanya tersenyum kecil sadar tanganya mengobati luka Raya sedikit kasar. "Dah."
"Bi minum."
"Lah, itukan udah bibi siapin di dekat non."
"Ambilin ah, males."
"Ampun Gusti, padahal deketan dari jarak non loh dari pada bibi." Meskipun nampak sedikit protes, bibi tetap mengambilkanya untuk Raya. Terkadang Raya memang sedikit manja ketika moodnya sedang berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Teen FictionCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...