ENAMBELAS

34 4 0
                                    

Athar langsung menatap nyalang ke arah laki-laki yang membuat pertemuan 5 menit lalu.

Dia Regan teman satu sekolah di masa lalu, dimana Athar merasa dia lah yang menyebabkan dirinya masuk ke dalam masalah orang lain, padahal dari awal Athar tak berniat mengikut campuri urusan Regan jika bukan karena suatu hal.

Tentu Regan bukanlah orang jahat, dia mungkin hanya merasa bodoh dengan dirinya sendiri seolah menyalahkan Athar.

"Kenapa lo ikut campur urusan gue?"

Tutur Regan tegas namun terkesan santai.

Athar menarik nafas perlahan lalu menatap netra Regan dengan pandangan lelah. Jujur saja dia sampai kehabisan kata untuk menghadapi makhluk satu itu.

"Dari dulu, gue nggak pernah ikut campur urusan lo—

Bukkh

Pertahanan Athar ambruk ketika Regan melayangkan pukulanya secara spontan, tanpa mau mendengar penjelasan dari Athar. pemuda itu sepertinya sudah memendam kemarahan terlalu dalam. Lihat saja dia hampir tak bisa mengontrol emosinya sama sekali, padahal dulu mereka adalah teman meski tampak tak terlalu dekat sampai saat ini.

"Ck, nggak ikut campur kata LO?! "

Kalimat terakhir sengaja di tekankan oleh Regan berharap Athar bisa sadar diri.

"Bahkan setelah bokap gue matipun, lo kemana? Mana tanggung jawab lo?"

" Lo yang kemana aja!! " Saut Athar tak kalah tinggi, bisa bisanya dia menyalahkan Athar ketika dia tidak ada di samping ayahnya sendiri untuk terakhir kali.

Regan tersenyum ringan, kini pandanganya tertuju di mana langit berada susah memang menyalahkan orang yang gamau salah.

"Lo tanya gue? Lo mikir nggak kenapa gue pergi, lo mikir nggak kenapa gue seolah nggak peduli, dan kenapa gue ingin cepet cepet gadis itu lenyap. Huh, bahkan lo aja nggak ada otak buat mikirin hal yang lo anggap remeh itu."

Athar berusaha menegakkan tubuhnya lalu mendekat ke arah Regan. Sebenarnya siapa yang bodoh?

" Regan, gue sama sekali nggak bermaksud ngehancurin keluarga lo tapi—

"Tapi apa hah? Lo mau bilang kalo lo mau lurusin semuanya? Susah men semuanya udah terlambat."

Regan tertawa kecil sembari meraih kerah kemeja Athar. Rahangnya mulai mengeras dengan deru nafas yang menggebu.

"Lo ingetkan apa yang pernah gue pesenin sama lo? "

Athar mengangguk, Regan hanya tersenyum lalu membersihkan bahu Athar rapi rapi.

" Bagus"

"Tapi gue mohon lo jangan lakuin hal itu lagi"

Kata Athar lirih, ia takut akan melukai perasaan Regan

Regan menaikkan satu alis lalu tertawa kencang, menertawakan kebodohan Athar yang ternyata masih terkesan lugu.

Cowok macam apa dia.

"Kalo lo bisa mikir, lo pasti faham apa yang bakal gue lakuin"

Pemuda itu lalu beranjak pergi meninggalkan Athar yang masih merasa gusar.

Masalah itu ia kira sudah selesai, ternyata masih belum fair dengan keadaan Regan saat ini, dan gadis itu (?) Shit!.

Athar sebetulnya tak ingin tau dan merahasiakan ini sendiri, ternyata Regan memang tak semudah itu untuk di bohongi.

Dia juga sebetulnya ikhlas kalau toh waktu itu sudah takdirnya.

Namun ada orang yang lebih berhak tau ketimbang dirinya, ya Athar faham itu.

Raya&Athar (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang