Ternyata pesan itu belum berakhir. Akhir akhir ini Raya hanya mengabaikan saja karna belajar dari kejadian sebelumnya itu sangatlah penting.
Mengenai Soal Athar, Raya belum benar benar percaya ia tidak boleh bodoh mempercayai orang lain apalagi Athar adalah orang yang tak suka dengan ketenaranya dulu, ia selalu mengusik Raya dan yah, meskipun sekarang sedikit lebih berkurang sih.
Hari ini Raya kembali bersekolah lagi dengan membawa mobil putih kesayanganya, sejak mengenal Athar Raya tak lagi menyuruh supir untuk repot repot mengantarnya ia tak suka jika Athar terus berceloteh tentang hidupnya yang ketergantungan bodyguard, sebab itu Raya memutuskan untuk membawa mobilnya sendiri. Awalnya Dady melarang tapi dengan sikap manis Raya akhirnya di beri kesempatan untuk mengemudi.
"Gengs Raya dateng.. "
" loh ada Raya.. "
" Keliatanya dia happy happy aja.. "
" eeh, Raya dateng.. "
" Apa kemaren dia sengaja nggak masuk ya.. "
Semua desas desus saat memasuki lorong sekolah tak sedikitpun membuat Raya peduli mulut gosip memang tak bisa di benarkan.
Kini ia sampai di ambang pintu kelasnya ada banyak siswa yang langsung menyambut kedatanganya Ia hanya tersenyum kecil sebagai bentuk rasa empati jika boleh jujur memang menjengkelkan sih, tapi biar bagaimanapun mereka adalah temanya, bukan penggemarnya. Keangkuhan akan muncul jika tidak di sikapi dengan baik kan?
"Ikut gue! "
Reflek Raya memutar langkah, kemudian menurut mengikuti langkah kaki yang tengah menariknya paksa.
Pemuda itu mendorong bahu Raya setelah sampai di markas musik yang terlihat sepi, kilat matanya tampak menunjukkan emosi. Raya sampai bingung mengapa dia di perlakukan seperti ini.
" Kenapa lo nggak ngomong ke gue?, kenapa lo malah ngomong ke Athar kalau lo punya keperluan penting kemaren, mana tanggung jawab lo Ray..?! "
Raya tak berani menatap Sena yang sudah tersulut, melihat gerakanya saja sudah di pastikan jika pemuda itu sedang marah besar.
"Maaf kak" hanya kalimat itu yang berhasil keluar dari mulut Raya, dia benar benar tidak tau harus menjawab dengan kalimat seperti apa.
Sena nampak menarik nafas gusar, sepertinya paru parunya harus di isi banyak banyak oksigen kali ini, lenyap sudah harapan untuk menjadikan Raya sebagai ketua osis tahun ini.
"Lo pacaran sama Athar?! " Tuding Sena dengan deru nafas yang masih menggebu, Raya yang mendengar spontan mendongak menatap Sena.
" Hah-? "
" Kebiasaan. Denger kan gue ngomong apa? "
"Iya kak" jawab Raya pelan.
"IYAA?! "
" Hah?, ma.. maksudnya gue denger"
"Terus? "
" Yya.. enggaklah!, bercanda aja lo kak"
"Gue serius Raya?!."
"YYak, Gue juga serius kaaak! "
Sena mmbuang muka sebelum menatap manik mata Raya kembali.
"Karna lo di disk... Lo turun sebagai Sekertaris!!"
Bukan merasa lega, gadis itu masih saja keberatan.
"Kok, Gituu..! "
" Yaiyalah emang udah peraturan dari awal, kenapa? Nyesel nggak bisa jadi ketua osis?

KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Teen FictionCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...