EMPATPULUH LIMA

22 2 0
                                    


Acara berlangsung dengan khidmat sampai selesai makan bersama, Elen dan Rudi masih saling diam. Mereka hanya menyaksikan kelakuan Athar dan Raya yang semakin lama semakin membuat mereka iri.

Mulai dari suap suapan sampai mengepang rambut Athar yang mulai panjang agar leluasa menyantap maknan.

Baru tau Raya juga bisa seperhatian ini dengan bocah satu itu bahkan Raya senantiasa mengelap sudut bibir Athar dengan tisu ketika makanya keluar dari mulut. "Kalo makan yang bener."












"Dahlah, kampret! gue mau pulang." Rudi berdecak kesal setelah menghabiskan sisa minumanya. Melihat kelakuan biadab mereka serasa ingin menikam saja.

"Lah, kenapa Rud? Makanan lo belum abis loh. Lo juga len, dari tadi diem mulu kek kurang gizi. Kenapa si ?."

Rudi duduk lagi setelah tanganya di tarik paksa oleh Elen. Dari tadi Elen hanya menampakan ekspresi canggung setelah kedatangan Raya Athar.



Oke. Kali ini dia akan blak blakan mengenai hubunganya. Masalah di bully Athar persetan lah! Gak tahan dia pengen manja juga sama si Rudi.

"Iya iya, gue bego! Udah jilat ludah sendiri. Puas kan lo thar gue jadian sama Rudi?!."

"Hah?." Bukan Athar, tapi Raya yang terkejut bisa bisanya dia tidak tau hubungan kedua makhluk itu. meskipun dari awal sudah curiga sih.






"Llo?-

"Iya Ray, tai emang pacar lo jampi jampinya kuat banget sampe gue bisa jilat ludah sendiri."

"BHAHAHAHA" Athar tertawa lantang sesekali memegangi perut karena saking recehnya dia, melihat ekspresi Elen yang menahan rasa malu. Elen yang berpegang teguh dengan pendirian entah mengapa tiba tiba mleyot gini dengan teman satunya itu.



Gila ya Rudi sama Athar sekongkol apa gimana, sejak kapan mereka menguasai ilmu dukun seperti ini padahal dulu Raya dan Elen adalah gadis yang ogah ogahan dapat pacar kayak mereka.

Shit! Indomie udah gak selera lagi bagi mereka.


"Gue udah tau bego! Peduli apa gue sama urusan lo. Ambil aja tuh biawak gue, di rumah juga banyak." Saran Athar meledek tertuju kepada Rudi yang langsung mengumpat gak jelas.

"Oasu!."




"Oke oke, bersulang dulu dong. Kita jadi'in acara bu Varia ini sebagai ajang double date kita ye nggak. Yuuuu."

Mereka semua bersulang meski sebelumnya Raya nampak ngelag sebentar karena gak paham maksud mereka. Dari pada lama lama yaudah kuy lah.

"Jadi kita baikan ya ay,?." Pinta Rudi menatap Elen penuh harap. Tentu saja Elen mengangguk di hadiahi dengan senyuman "He'em."

"Aaa ayam kuuh." Rudi perlahan memeluk tubuh Elen dengan aksen manja begitupula sebaliknya membuat Raya hanya mengernyitkan dahi. Tak lama kemudian Raya menoleh ke arah Athar spontan terkejut tiba tiba saja ia merentangkan tanganya lebar seolah ingin meniru adegan Rudi dan Elen yang baru saja terjadi. "Eh, apenih?."

"You want me?." Tanya Athar sambil tersenyum lebar menepuk nepuk dada bidangnya. Sementara Raya langsung tertawa ringan
Ada ada saja. "I want you baby."

Akhirnya jatuh juga tubuh Raya di pelukan Athar.





****

Mobil Athar sampai di depan pagar rumah Raya. sebelum turun dari mobil, Raya memberi senyuman serta ucapan terima kasih karena telah mengantarnya pulang malam ini. Jujur, baru kali ini dia datang ke pernikahan seseorang dengan menggandeng tangan seorang laki laki selain ayahnya. Ah, teringat Liam dulu jika di ajak barengan cowok itu pasti malu malu, jaim sih lebih tepatnya tapi entah kenapa beranjak dewasa Liam jadi berubah santai pada Raya.

Raya&Athar (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang