TIGAPULUH ENAM

28 2 0
                                    


Pasti ada kaitanya mengapa Athar tidak langsung melapor atas apa yang telah di lakukan Regan. Ini adalah hak Elen dan Raya, namun sepertinya Athar masih enggan untuk melaporkan Regan sekalipun demi kedua gadis sejoli itu

Tapi dia tidak sebrengsek itu setelah susah payah Elen membantunya. Mulai dari mengajarinya menjadi cowo tegas, bijaksana sampai memunculkan ide ide baru untuk menuntaskan masalahnya dengan keluarga Regan.

Seminggu lalu Arka datang dari Korea sekedar untuk berlibur di kampung halaman setelah lebih dari setahun berkutat dalam pelajaran. Ada sesuatu yang harus di selesaikanya sebelum ia meraih kesuksesan di negri ginseng tersebut. Bukan hal besar kok, lagi pula dia juga sudah berjanji untuk pulang walau hanya setahun sekali.

Athar yang tau hal itu hanya diam tak bereaksi apapun. lagi pula mau dia datang atau tidak, Arka tidak akan merubah apapun dalam hidupnya, semua masih sama.

Arka si anak sulung dari seorang Tentara menatap santai ke arah adiknya yang sedari tadi diam, entah apa yang berubah. ralat, Athar tidak pernah berubah hanya saja lebih pendiam dari sebelumnya. lelaki itu hanya memandang kosong ke arah kebun milik neneknya dengan tangan menopang dagu di atas meja dekat jendela.

Arka menendang meja. membuat Athar terkesiap spontan mengalihkan netranya ke arah Arka tidak suka

"Gabut lo?" Tanya Athar singkat lalu berniat pergi dari sana, Arka mendorong meja membuat Athar hampir saja terjatuh.

"Masih cupu" ujar Arka santai lalu meletakkan kopi yang ia minum di atas meja.

Athar menoleh sedikit. "Gue gak mau urusan sama lo lagi."

Hubungan kedua saudara ini memang sedikit tidak baik selain sifatnya yang sangat bertolak belakang mereka juga berempati untuk menjadi yang terbaik di mata keluarga. Namun sepertinya sudah terlihat bukan?

Iya, Athar sudah tidak mau berdebat lagi dengan orang satu itu. Mau mulutnya sampai berbusapun tetap saja Arka selalu pintar menanggapi atau lebih tepatnya menyangkal omongan Athar. Benar benar pemikiran yang berbeda.

Arka berjalan cepat lalu meraih lengan Athar hingga sukses membuat Athar menoleh dengan wajah pasrah. Sungguh inilah hal yang tidak di sukai oleh seorang Arka. Cowo itu selalu saja bersikap seolah mengalah di depan kakaknya

"Lo pikir gue mampir ke rumah eyang buat apa?."

Athar spontan menangkis. "Gue gak ada urusan sama lo."

"Raya siapa?."

Athar reflek mengerem langkahnya ketika mendengar nama Raya di ucapkan. Dari mana dia tau nama itu?

"Gue mahasiswa KAIST kalo lo lupa alumni SMKN 13 juga pemenang olimpiade 2 tahun lalu se kabupaten. Jadi, Lo masih ngeraguin gue buat gak tau apa apa setelah gue pergi? Thar, gue gak sebodoh itu."

Athar melempar sapu di sebelahnya yang langsung di terima rapi oleh Arka tanpa oleng sedikitpun.

Athar mengambil gelas di atas meja lalu mengisinya dengan air yang berada di dalam kulkas.

"Cara lo gak epik banget." Kata Arka berjalan menuju shofa dan berakhir rebahan di sana

"Tau nama Raya dari mana?." Timpal Athar sedikit lebih santai setelah menghabiskan segelas minumanya. Arka melambaikan tangan serta menepuk nepuk sofa di sebelahnya

Athar menghampiri, seketika Arka langsung merangkul pundak adiknya lebih mendekat "Raya sodara seayah Regan."

Reflek Athar menepis "Maksud Lo?!."

For your information : KAIST = ( Korea Advenced of science and technologi ) Nama kampusnya bang Arka hehehe cmiw:")

****

Raya&Athar (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang