SEPULUH.

33 2 0
                                    

Music

🎼

🎶

Go Ready go_______ Dawon

****

Mau baca lagi?,

Santuy aja aja kuy, sambil Rebahan😁

                      Ya udah nih!

****

Raya dan Elen kini tengah menikmati sostel yang di buat oleh Risa, ngemper di pinggir jalan sambil menyantap makanan kesukaan itu adalah momen yang indah bagi Raya, sederhana memang.

Mereka adalah pembeli pertama karna Risa memang sudah mempersiapkanya untuk buru buru pulang sekolah dan bekerja.

Tenang saja tempatnya juga agak jauh kok dari sekolahan, jadi Risa tak perlu malu kalau toh ada siswa yang mengetahui profesinya sebagai pedagang. bahkan, mungkin sulit juga mengetahui keberadaan Risa karna ia selalu berdagang di tempat dan jalanan yang sempit, sedangkan mereka adalah mayoritas dari orang orang berada tidak mungkin bukan jika mereka tinggal di daerah sempit seperti ini.

Dan asal usul mereka berdua ini, karna sebelumnya ia sudah meminta Risa untuk memberi tahu dimana dia sering berdagang, karna yang mereka kira akan lebih sulit jika mereka tiba tiba mendambakan sostelnya Risa, bukan hanya hari ini doang, iya kan?, yaps terpaksa Risa memberi tahu mereka perihal tempat yang sering ia lewati, tapi dengan satu syarat agar mereka tidak memberi tahu pada siapapun.

"Lagian sostel yang lo buat itu bikin gue ngiler terus setiap harinya, "  celoteh Elen sambil menunggu pesananya jadi.

" Tapi gue gak begitu candu sih sebenarnaya, malahan gue prioritas cirengnya, rasanya kriuk kriuk gitu kayak lagi patah hati , nyes banget! "

Elen terus berceloteh sesekali menghayati bagaimana perasaan saat memakan cireng.

"Kalo lo mau, lo bisa cobain siomay milik gue" Saut Risa sambil menghidangkan makanan, mata Elen langsung membulat. Tentu saja dia kaget.

" Ada siomay juga?! Wah hebat ya lo punya pemikiran dari mana satu grobak tapi menunya banyak, emang gak ribet? "

" Ya nggaklah, buat cari duit itu gak ada kata ribet, bahkan yang taruhan nyawa udah banyak demi dapetin uang"

"Ohya Ris, Emang lo nggak di marahin sama orang tua lo kalo jualan panas panas kayak gini? "

Kini giliran Raya yang bertanya, dan langsung dapat senyuman manis dari Risa. Sepertinya dia merasa canggung ketika Raya menanyakan hal itu.

" Mereka nggak tau, udah pada sibuk masing masing"

"Hah? Berarti lo aslinya kaya dong?! " Saut Elen to the point. Memang benar kan kalau orang tua Risa sibuk bekerja itu pertanda dia adalah anak dari orang dari kalangan elite juga. Kenapa bisa, dia susah susah jualan seperti ini.

Dasar mulut comberan, licin amat sih ngomongnya.

Ternyata Raya salah menilai Elen, dia mengira gadis itu pendiam dan gak banyak tingkah tapi oh..  Ternyata, lebih licin dari pada minyak Rambut.

" Mm, perihal copot jabatan kenapa lo nggak berontak? Padahal udah jelas lo gak punya masalah dan gak salah, lo udah di libatin dengan masalah yang gak masuk akal, "

Raya bertanya lagi sebelum Risa menjawab pertanyaan Elen, menurutnya pertanyaan Elen terlalu privasi untuk di ketahui mereka. Ya, niat Raya memang untuk menimbun pertanyaan Elen agar Risa tak perlu menanggapi kalimat Elen. Lagi pula mereka juga baru baru ini kenal Risa. Rasanya belum pantes untuk mengetahui privasi orang sejauh itu.

Raya&Athar (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang