LIMA

49 3 5
                                    

Waktu terus berputar, juga tak terasa Raya sudah mulai terbiasa menjalani hidupnya dengan seorang ayah, lebih tepatnya pekerja rumah karna dady jarang sekali untuk sekedar berbincang dengan anaknya.
Itu tak masalah toh, Raya tak pernah protes di depan ayahnya langsung. Raya memaklumi karna beliau juga sangat sibuk, tapi untuk membawa beberapa wanita pulang kerumah entah sampai kapan Raya akan memaklumi menurutnya hal itu perlu di tanyakan.

Mungkin ada waktu tersendiri.

Begitu pikir Raya.

Yang harus ia fokuskan adalah bagaimana cara mendapat nilai bagus dan memasuki universitas yang ingin ia tuju. Selain itu ia juga ingin bertemu ibunya, suatu saat nanti tanpa sepengetahuan Ayahnya. Ya itu pasti.

"Cute boy.! " pekik Elen antusias menekuni akun instragram di hanphonenya

Raya melirik sekilas, lalu kembali memfokuskan baksonya,

"Gak makan nih? "

" OMG " Elen bereaksi lagi, kali ini membuat Raya terkesiap.

"Len? Are you okey? " tanya Raya yang sempat menggantungkan garpu karna mendadak kaget akan kelakuan Elen. Elen hanya mengangkat jempol.

Ting.

Sebuah notifikasi masuk melalui via line milik Raya.

Saya tidak menyangka jika anda penyebabnya.

Raya tertegun. Tak biasanya ia menerima pesan dari sosok yang tak dikenalnya bahkan ia jarang memberi nomor handphone jika bukan orang yang terdekat.

Hanya Elen yang satu satunya mempunyai nomor Raya, bahkan satu sekolah pun tak akan tau karna dalam pengisian identitas siswa ia hanya mengisi nomor asistenya.

"Len lo kasih nomor gue ke seseorang?"

" Nggak tuh" jawab Elen santai.

Selera makan hari ini tiba tiba menghilang begitu saja, Raya penasaran dan memutuskan pergi meninggalkan tempat.

****

"Bro. Lo ada nope Raya nggak? " Tanya Rudi mendesak sambil menaik turunkan alis, Athar merasa enyah melihat ekspresi Rudi

"Jijik lo"

"Punya nggak? Kemaren kan lo pergi berdua ama dia pasti punya dong"

"Eh Rud, mana ada sih Raya mau kasih nopenya ke seseorang yang gak di kenal, baru aja sehari ama dia udah di bikin biru biru badan gue. "

"Raya ngapain? " tanya Rudi prihatin juga kepo.

"Gue di cubit kemaren duh, jarinya udah kek Silet"

Plak..!

Athar mengelus punggungnya setelah Rudi bertindak kasar. Dia terbahak tanpa sadar memukul punggung Athar

"Kok lo ikutan ikutan sih"

"Alay lo, ada aja cowok baru di cubit bilangnya biru biru, " Rudi terkekeh sembari memegangi perutnya karena tidak kuat dengan pertemuan konyol Athar

****

Clarissa salsabilla, keluar kelas dengan paras yang tegas, si ketua kelas itu pergi memenuhi panggilan ke kantor karna ada keperluan.

Setelah berhasil membuka kenop pintu kantor, ia spontan terkesiap melihat ibunya juga ada di sana, tanpa sepatah katapun ia melangkah dan duduk bersebelahan dengan sang ibu sembari menghadap kepala sekolah.

"Ada apa bapak memanggil saya, terus mengapa ibu saya ada di sini? "

"Sudah 5 bulan kamu nunggak buat bayar spp, mangkanya saya memanggil ibu kamu untuk meminta penjelasan. "

Raya&Athar (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang