Music
🎼
🎶
Do you like me_________Haneul x jimin
Happy Reading
****
Elen mengintip papanya yang sedang berkutat di depan komputer, pria paruh baya itu nampak serius sekali dengan benda di depanya. guratan di wajah itu mulai terlihat lelah membuat Elen merasa terkesan dengan kerja keras papanya.
Papa Elen adalah seorang detektif sekaligus jaksa handal yang dengan mudah memecahkan masalah orang lain, lelaki itu sangat pandai melihat sisi baik seorang ataupun sisi buruk. Elen sungguh tersanjung akan presepsi papanya yang tidak pernah salah, pemikiranya sangat luas dan bijak. Sedangkan dia? Sudahlah jangan di tanyakan.
Ada sesuatu yang ingin Elen tanyakan di sela sela saat mengintip, tapi melihat papanya se sibuk itu, membuat Elen mengurungkan niat.
"Len,? " Mendengar ada panggilan Elen langsung menoleh.
" Kenapa? " Tanya papa nya lagi, ternyata dia tau bahwa Elen sedang mengintip beberapa menit lalu.
Elen tersenyum canggung namun mau bagaimana lagi, dia harus jujur dan memenuhi panggilanya.
" Pah.."
"Iya? "
" Papa sibuk?."
"Nggak terlalu"
"Yee, kalau sibuk ya bilang sibuk aja"
Papa terkekeh kemudian kembali memparhatikan Elen.
"Pah"
"Apa sayang.. "
Elen menyapu pandangan di sudut sudut ruangan, jujur saja bebicara pada seorang papa adalah hal yang jarang di lakukan oleh Elen, mereka tidak begitu dekat namun sama sama memahami satu sama lain mungkin karena faktor papanya yang sibuk
" Sini" papa Elen menepuk shofa di sebelahnya berharap Elen akan duduk di sana, Elen pun menurut saja.
"Aku boleh minta tolong? " Papar Elen sedikit ragu, takut jika permintaanya justru merepotkan papanya.
Papa Elen mengangkat sebelah alis, lalu menyurai rambut anaknya dengan sayang.
" Apa? "
****
Raya spontan memukul bahu Athar keras keras, pasalnya ini bukanlah tujuanya, lebih dari sepuluh menit di jalanan Athar ternyata memberhentikan motornya di parkiran supermarket.
" Pulaaang!!! Ngapain kesini?!! "
Athar menaruh helmnya di atas sepion motor, Rayapun terpaksa turun dari sana kemudian pemuda itu melilitkan tanganya tepat di leher Raya.
" Belanjalaah"
"ish, lepasin! " Raya menepis tangan Athar, lantas menatap pemuda di depanya dengan penuh emosi.
" Kalo gini, mending gue numpang pak satpam aja tadi" gerutu Raya merutuki dirinya sendiri.
"Ya udah Sono"
Raya memaki dalam hati, satu kakinya menendang betis Athar hingga membuat pemuda itu mengaduh.
"Sukirin!! " Raya menghela nafas kesal di sertai mimik mukanya yang terlihat marah. Justru langsung tersenyum kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Teen FictionCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...