Sebelumnya gue minta maaf, maaf karena udah nyusahin hidup Lo.
Selama ini gue tau kalo lo emang bener bener ada di pihak gueKita nggak pernah ketemu sebelumnya, kita juga nggak pernah ada hubungan apapun kan?
But, sekarang gue mau nanya. Maaf kalo lancang, tapi gue juga gak bisa hanya diam tanpa tau apa masalahnya.
Elen sahabat gue. Dan gue juga punya sedikit hak untuk tau apa hubungan lo sama Elen?
Thar, gue udah percaya sama lo. Kalo lo emang deket sama Elen jagain dia.
Athar melipat surat yang ia terima dari Raya. jadi sepenting itu Elen baginya. Iya, Athar tau mereka sudah berteman sejak lama tapi apakah dia tidak bisa sedikit saja menoleh ke arah Athar. Surat yang ia terima menunjukan bahwa Raya masih mengkhawatirkan sahabatnya itu, tapi kenapa dia justru menitipkan Elen kepadanya. Sungguh aneh tapi fakta, padahal sudah jelas Athar menyukainya bukan Elen.
"Ray, gue bener bener suka sama lo" ujar Athar lirih namun secepat mungkin ia mengusap wajahnya kasar. Sudut bibirnya terangkat kecil, berusaha menertawakan dirinya sendiri. "Kenapa lo harus sesempurna itu sih."
Entah dia yang mempermainkan Raya atau takdir yang ingin mempermainkanya.
****
"Ris gue kek kamar mandi dulu ya."
"Iya, gue tunggu sini."
Raya pun berjalan meninggalkan Risa sendirian di depan tenda, setelah berjalan menuju kamar mandi tak sengaja ia bertemu dengan Sena yang ternyata sedang asik berbincang dengan seorang cewek yang Raya pun tak tau. Mungkin dia pembantu pelaksana camping ini, sama seperti Sena.
Saat Raya akan melanjutkan aktifitasnya tiba tiba Hp Raya berdering ternyata ada panggilan masuk dari ayahnya.
"Yes Dad, why?."
"Nanti kamu di jemput ajudan kalau udah selesai semua, jangan naik bis sekolah. Understand?."
"Hah?."
Tuuuth. Sambungan terputus, begitulah ayahnya. dia hanya akan menelpon putrinya hanya dalam hal hal penting saja. Tak ada penolakan dan Raya harus menurut. Tapi bagaimana bisa dia pulang tanpa teman temanya, berhadapan dengan para ajudan adalah suatu hal yang membosankan bagi Raya.
"Hah?! Suap?"
"Hidung belang ? Maksud lo kayak Porstisusi online gitu?"
"I don't know, bokap gue pengacara jadi dia tau apa yang di sembunyikan orang orang ber jas rapi, media seakan tutup mulut. Mungkin aja kan dia nyuap?."
" Sumpeh, gue gak nyangka bapaknya kayak gitu. Padahal anaknya baik banget, cantik lagi." Ujar si manusia berambut panjang, masih tidak menyangka.
"Ya nggak usah muji gitu, semua orang juga tau kali Raya cantik. but, kita kan nggak tau apakah ada sesuatu yang dia sembunyi'in, bisa aja dia kayak bapaknya."
Oke. Semakin kesini Raya semakin sadar jika dirinya sedang di bicarakan. Mulut sampah tak berpendidikan ini wajib di jual online. Cih, lagi pula siapa yang mau mulut berbau bangkai seperti mereka.
"Chocolate? Raya langsung saja nimbrung di samping gadis yang sedang membicarakanya tadi, tak lupa ia memberi coklat pemberian Athar kemarin yang ternyata tak sengaja dibawanya.
Mereka yang terkejut akan kedatangan Raya hanya diam beberapa saat.
Sadar tak ada respon, Raya membuka coklat yang ada di tanganya tersebut lalu menyuapi mereka satu persatu, ajaibnya mereka tak menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Teen FictionCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...