Raya berpikir lumayan lama. Secepat mungkin dia juga harus mengambil keputusan. Suara kedua insan kini sampai terdengar di kedua telinganya. Suara yang lembut nan penuh kasih sayang. Itu adalah ayahnya dan juga seorang wanita yang berhasil keluar dari rumah sakit beberapa jam yang lalu.
Raya membuka pendengaranya lebar lebar mendekat ke arah pintu guna memperjelas apa yang tengah mereka bicarakan.
"Iya, mas. Dia pasti seneng punya keluarga dan ayah seperti kamu."
Darma menunduk dalam sembari mengelus pipi wanita di depanya. "Maafkan akuu.."
Perempuan itu tersenyum membalas sentuhan Darma yang mendarat di rahangnya "Sudahlah mas. Semua sudah terjadi lagi pula sejauh apapun Regan menolak tetap saja dia adalah darah dagingmu."
"Di hari pernikahan nanti. Aku akan perintahkan semua ajudan untuk bawa Risa dan Regan masuk ke acara kita. Kamu tidak usah khawatir."
Lagi lagi wanita itu tersenyum hangat "Terima kasih mas."
Sedangkan makhluk yang berada di balik pintu itu sontak terduduk lemas dengan pandangan yang kosong, pikirannya tiba tiba blank serta Ritme jantungnya yang sudah tak karuan mendengar kalimat yang barusan ia dengar. Ini terlalu nyata untuk sekedar mimpi buruk. baru saja kedua insan tersebut mengatakanya dengan sangat tidak ada beban. Jadi, selama ini dia adalah anak bungsu dan bukan pewaris tunggal dari DA corp.
Terlalu mengejutkan hingga membuat Raya hampir tak bisa berdiri dari tempatnya. Semua terjadi secara tiba tiba.
****
"Kamu tau mereka putus?." Tanya Elen setelah menyedot segelas boba yang tinggal setengah sementara Rudi mengangguk semangat dengan mulut yang masih penuh dengan dimsum.
"Iya ay.. bwaru ajwa tadwi aku tau.""Athar ngasih tau kamu?."
Rudi menelan makananya dengan baik lalu kembali berbicara "Enggak, tadi aku liat Raya nerima kak Liam."
"Ha? Nerima apenih?."
Rudi menegakkan bahu menghadap Elen hendak memeragakan kejadian yang beberapa jam lalu ia lihat "Ray.. mau ya?... Terus si Raya kek gini.." Rudi memeragakan bagaimana saat Raya menanggapi pertanyaan Liam dengan menunduk sembari membuang muka seolah tak berani menatap sorot mata Liam.
"Kamu yakin. Kak Liam nembak Raya?."
"Yaa.. gatau sih tapi pas Athar gak sengaja liat dia langsung kabur gitu, keliatanya emang udah marah banget."
Elen mengunyah Bobanya perlahan "Hemm.. salah paham ini."
"Kok salah paham. Jelas jelas si Raya selingkuh." Kata Rudi dengan sangat santai membuat Elen mendelik kesal.
"Bek.. ah! Jangan gitu dong. Raya itu gak sepenuhnya salah tau. Dia juga mengalami kehidupan yang gak gampang!."
"Lagian si Rayanya juga bilang oke. Ya gimana Athar gak marah coba."
Elen memijit kepalanya yang terasa memusingkan. Yang putus Raya dan Athar tapi mengapa perdebatanya sampai merusak suasana mereka berdua. "Bek.. kamu tu gak tau selama ini Raya kek gimana. Keduanya emang salah. Tapi kalo Athar nggak kasih celah buat Raya jelasin masalah ini nggak akan selesai begitu pula dengan Raya yang kayaknya gak bisa jauh dari kak Liam. Aku mulai curiga deh kelihatanya peran kak Liam emang penting banget di kehidupan Raya apalagi kak Liam tau seluk beluk anak itu sejak masih bocil". Ekspresi Elen mulai serius memang tak di pungkiri bahwa gadis yang keliatanya cuma hura hura ini memiliki insting yang baik dan pemikiran yang dewasa.
****
Raya keluar dari rumah bermaksud untuk self healing sesaat. akhir akhir ini pikiranya memang sedang kacau entah, mau pergi kemana dia hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Novela JuvenilCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...