EMPATPULUH DUA

17 2 2
                                    

Athar mengendap ngendap masuk ke dalam rumah yang lumayan besar. Bukan rumah Raya pastinya nyali sebesar apapun ia tak akan berani jika itu adalah rumah milik Raya. Bisa bisa di perkadal dia sama pak Lubis.

"Woi." Ucap Athar sepelan mungkin di tujukan pada Rudi yang rebahan Santuy sambil bermain PS

Mendengar ada suara tapi gak ada makhluk membuat bulu kuduk Rudi terangkat seketika. Matanya was was melirik kesan kemari. kalo di bilang kaget ya memang tapi dia mencoba untuk tetap stay cool. "Allahu la illa ha illa huwal hayyul qayyum la ta' huduhu....

"Bego! Woi... Gue Athar.." Selat Athar masih berusaha membuat Rudi dapat melihatnya. Susah memang. sebab dia juga gak langsung masuk aja malah bertengger di jendela kek Kaka tua.

Rudi dengar suara itu bukanya berhenti ia malah semakin mengencangkan bacaan ayat kursi membuat Athar yang menunggu di bukakan pintu jendela mengumpat kesal. "Ni anak ngeruqyah diri sendiri apa gimana sih?!"

"Woi..."

"SETAN!." Umpat Rudi reflek setelah mengetahui kepala Athar muncul di sisi jendelanya "L-lo ngapain di situ kek drakula anjir?!."

Bukanya segera di persilahkan Rudi malah diam sambil mengelus dada. Baru aja ngerukyah udah khilaf aja tuh bocah

"Ngepet!"

"Allahu...."

"Bacot! Bukain napa sapi!"

"Iya iya." Rudi bergegas membukakan jendela kemudian membantu Athar untuk masuk ke dalam kamarnya, pemuda yang baru masuk itu menarik nafas sedalam dalamnya sebelum menatap mata Rudi antusias. Dua hati saling deg deg an. Satu berasumsi bahwa cowok di sebelahnya ini sebangsa Vampir yang maen nongol malem malem kek di film film. Dan satu lagi sedang di mabuk lope lope.

"Gila! Gila Rud... Gila." Athar antusias sendiri mengguncang bahu Rudi sambil melompat lompat tak jelas. Rudi malah di buatnya prihatin nyesel dia nggak nerusin bacaan ayat kursinya.

"Lo tau gak kemaren ada apa? Emang anjrit sumpah."

"Apasih ege! Gak jelas lu."

"Raya mau jadi pacar GUE!."

Rudi terkesiap sambil menganga, otaknya masih ngelag tentang pernyataan Athar barusan kek demi apasi?!. ternyata bocah di depanya ini berhasil juga meluluhkan hati anak dolar. Jangan jangan bener kata Raya dia punya jampi jampi...
Tapi gak mungkin juga wong ya Athar juga ganteng. Intinya gak malu maluin lah kalo di ajak kondangan. Lumayan!

"Pake jampi apa Lo?."

"Kampret!." Athar mencubit perut Rudi sambil tergugu "Orang ganteng gak perlu jampi jampi. Yaudah skuy kita maen kalo lo kalah harus kasih tau gue tips pacaran uwu kek di drakor drakor."

Rudi nyengir, melempar muka Athar dengan bantal seraya mengumpat pelan. sempat terpikir apa gak salah dia minta tips darinya soal percintaan uwu uwu kayak di drakor Dia gak tau kalo selama ini Elen sudah resmi jadi pacarnya. Athar kan taunya dia masih jomblo

"Lo kok minta usul gue-

"Dih Babi! Yang maen gendong gendongan kemaren siapa Hem?!. Gue gak goblok kemaren bukan 17 Agustus, kenapa gak sekalian aja maen karung karungan." Celetuk Athar sarkas fokusnya masih teralih membenarkan kabel stik . Rudi jadi bergegas mendekat meraih rahang Athar lalu di tatapnya bocah itu lurus lurus, sebab itu jarak mereka begitu dekat, jelas saja Athar langsung menjatuhkan stik "Llo.. tau kita pacaran?."

Athar yang tertegun mengetahui wajah Rudi begitu serius berubah terdiam sepersekian detik hening tercipta






"BHAHAHAHA WEI ANJIR GAK GINI JUGA KALI ADEGAN DRAKORNYA."

Raya&Athar (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang