TIGAPULUH TUJUH.

31 2 3
                                    

"Dia kemarin hampir bunuh diri anjir." Cerita Rudi menggebu nggebu membuat Athar melotot.

"Hah?!."

Spontan Rudi menggeplak pala si Athar merasa greget sendiri. Kenapa gak dia aja si yang samperin tuh cewe sukanya ngeribetin orang.

"Lo tuh sebenarnya gimana si. jelas jelas dia yang salah tinggal lapor pak pol aja beres, dari pada dia keliaran gak jelas terus bunuh diri kan malah berabe!."

Athar mengusap wajahnya kasar raut wajahnya seketika murung

"Kan udah gue bilang gak semudah itu. Risa itu punya pengaruh besar."

Rudi tergeletak rebahan di karpet. Pura pura tuli dengan hidup Athar yang rieweh seperti kabel listrik.

Untuk meyakinkan lagi, Athar menarik lengan Rudi hingga berhasil terduduk "Plis lah..bantuin gue, lo minta apa aja deh gue turutin."

Rudi melirik di sertai smile smirknya, sepertinya dia mempunyai sesuatu yang sudah lama ia idamkan.

"Gue mau Raya boleh?."

"Babi Lo!." Jawab Athar sarkas yang langsung di sambut gelak tawa oleh Rudi. Sudah di pastikan jika apapun yang di kaitkan dengan nama Raya cowok itu pasti berubah sensitif, udah kayak cwe pms aja. Heran.

"Emang pengaruhnya apasih?." Tanya Rudi merebut kripik kentang dari tangan Athar.

"Gimana ya jelasinya..."

"Di bawa Sans aja lah. hidup lu ribet amat sumpah ga bo'ong." Cerocos Rudi, mendengarkan saja sudah jengah sendiri. Dia menyesal mau mau saja di manipulasi Athar untuk deketin cewe itu. Cuma memastikan apakah dia baik baik saja? Haishh, mata mata macam apa itu. Oh, hampir lupa Athar pernah menyukai gadis itu bukan?.

"Jangan jangan lo masih suka sama tuh cewek."

"Mulut licin amat bang kek minyak zaitun."

Sudah. Rudi tak ingin ikut campur. Saatnya kembali rebahan lagi di atas karpet lembutnya yang harganya hampir sepadan dengan mobil tapi dengan biadab Athar menarik  lengan Rudi kembali.

"Woi apasih kadal, main tarik aja Lo."

"Kebanyakan rebahan muka lo kek sapi. Punya niat ganteng dikit gak sih."

"Anjir gak nyambung." Saut Rudi cepat kembali berancang-ancang untuk rebahan

"Regan sodaranya Raya!!."

"E, Busset!

"Dan Regan gak tau selama ini, mungkin sampai sekarang. Menurut lo gimana reaksi bokapnya Raya kalo Regan sama Risa ke tangkep cuma gara gara masalahnya sendiri. Gini deh, Bokapnya Raya itu pernah berhubungan sama nyokapnya Regan dan hadirlah sosok Regan akibat hubungan mereka. setelah itu mereka pisah. Sementara Risa adalah anak dari suami yang baru."

"Njir Ribet amat hidup orang, terus hubunganya sama lo apa?."

"Dulu gue dapet amanat dari bokapnya Risa buat jagain dia. Kalo di pikir setelah beliau rela ngorbanin dirinya demi bokap gue maklum kan gue sedikit kasian sama tuh cewek. Ya meskipun agak gidek pengen gue jodohin sama lo."

Rudi melongos, kali ini benar benar rebahan tanpa mau di ganggu Cowok itu lagi, satu tanganya meraih ponsel di saku lalu memainkan game di sana.

Athar tersenyum menggoda, mood sekali jika Rudi kesal. "Gue jodohin aja kali ya."

"Mon maap ada hati yang harus saia jaga."

Demi apa? Rudi punya cewek.

Reflek Athar berhambur di atas tubuh Rudi sembari berteriak histeris "Nasi tumpeng se angkataaaann!!!"

Raya&Athar (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang