Gue cuma kesel aja kok, nggak maksud mau ngebunuh lagian Salah siapa dia ngeremehin, kalau toh dia mati gue juga yang susah dan rencana gue nggak mulus kalau dia mati.
****
Elen terperosot di atas kursi besi dengan perasaan gusar, rambut yang lepek juga wajahnya yang sudah berantakan. Saat ini yang ada di pikiranya hanya Raya. Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu.
"Len, lo gapapa?
Elen perlahan mengangkat kepala, ada pemuda jangkung berdiri dengan ekspresi bingung disana, rasanya ingin sekali menceritakan soal ancaman yang di alami Raya kepada Athar.
"Len?
"Lo janji Sama gue"
"Kenapa? "
" Gue nggak mau kena adzab kalau lo ingkar."
"Oke" tanpa peduli apapun yang akan dikatakan Elen, Athar langsung menyetujui.
Elen mngajukan jari kelingkingnya, berharap Athar membalas dan benar benar akan merahasiakan ini Semua.
"Lo jangan bilang Ke Raya, atau siapapun itu "
Athar mengangguk patuh.
Sebelum mengangkat suara Elen merogoh tas milik Raya dan mengeluarkan ponsel di dalam sana.
"Akhir akhir ini, dia sering dapat ancaman" Elen menyodorkan ponsel milik Raya yang sudah di bukakan sebuah pesan di sana.
Athar langsung tercengang membaca beberapa pesan tersebut.
Apa dia juga melakukan ini?,
Bulshit! Kenapa gue nggak pernah tau soal teror ini.Apa Raya begini juga gara gara..
"Thar? "
" Hah- iya kenapa? "
" Gue mau lo tolongin Raya buat selesaiin masalah ini"
"Kenapa nggak lo? "
" Ck, thar? Lo taukan gimana hubungan gue saat ini sama Raya?, hubungin gue aja kalau lo butuh bantuan. "
Elen langsung beranjak dari kursi, ia rasa sudah cukup berbagi dengan Athar mengenai hal tersebut, Athar cukup baik menurut Elen. Jadi ia tanpa ragu memberi kepercayaan kepada pemuda itu
" Maaf thar bikin lo repot tapi cuma lo yang gue percaya, ya udah titip Raya ya, jangan bilang aneh aneh kalau dia udah bangun. "
" Len—
Elen tak menghiraukan, Jadi Athar kembali lagi menatap layar handphone milik Raya.
Benar, ini pasti ulah dia lagi.
****
Shirly dan Rosie sedang berada di rumah Kici untuk membicarakan sesuatu.
Awalnya, Rosie enggan datang ke rumah Kici untuk membicarakan hal itu lagi, jujur ia sungguh tak mau ikut campur apapun urusan Kici, namun gadis itu terus saja memaksa hingga dia akan mengancam jika permintaanya tak di turuti.
Berbeda dengan Shirly yang keliatanya care care aja, bahkan ia dengan senang hati ikut serta membujuk Rosie.
"Emang gak bisa apa kalau nggak ngelibatin mereka, Hellow lo juga tajir Kici!! "
" Diem deh mulut corong lo!, lo tau kan bonyok gue kek apa? Mereka pelit banget bahkan jajan gue aja pas pasan, nggak kayak lo yang bisanya ngabisin uang terus. "
"Bangkrut kali bokap lo" Celetuk Rosie asal.
"Lo mau gue mutilasi? Hah?!! "
" Eeh, udah udah yaudahlah langsung intinya aja ngapain pake ribut ribut dulu sih. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Teen FictionCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...