Elen mendengus kesal karena lagi lagi di jadikan driver oleh Ansa. Sebetulnya dia nyaman beberapa bulan terakhir selalu di temani Ansa untuk berbelanja. hanya saja bocah itu selalu punya syarat agar permintaanya terpenuhi dan kali ini harus mengantarkan Ansa untuk pergi ke pesta ulang tahun temanya.
"Sa, Lo boleh deh bawa mobil gue kalau mau kemana mana tapi jangan jadiin gue driver lo mulu."
Sebelum keluar dari mobil Ansa menoleh ke arah Elen kemudian berdehem pelan, tangan yang sebelumnya mengotak atik handphone kini di letakkan di atas dasbor "Denger ya kakak ipar yang cantik, Ansa kayak gini itu sebenernya bukan mau jadiin kakak ipar babu tapi Ansa itu di suruh abang buat jagain kakak ipar. Katanya kalo Ansa kemana mana harus ngajak kakak ipar biar kakak ipar gak kesepian. Lagian Ansa yang imut ini juga masih amatiran bawa mobil."
Elen menghela nafas lelah "Ya karena lo gak mau belajar pe'a. Padahal dari kemaren kan udah gue tawarin.."
Ansa malah tersenyum lebar "Kakak ipar gak boleh marah marah ya.. Ansa kan masih butuh bimbingan. Tugas sekolah Ansa masih banyak gak ada waktu buat belajar nyetir. Kakak ipar kalo butuh bantuan langsung telvon aja ya... BHAYY GUE MAU MASUK DULU."
"Anak setan!."
Selepas Ansa pergi Elen masih mendengus kesal sembari mengoprasikan ponsel hendak melapor pada abangnya atas kelakuan sodara laknatnya hari ini namun sebelum melaksanakan niat, Elen tak sengaja melihat sesosok laki laki yang mirip dengan Liam sedang menggandeng seorang gadis cantik tengah mengenakan gaun putih serta riasan wajah bak putri ratu. tanpa basa basi Elen buru buru keluar dari mobil bergegas mengejar sosok yang sangat familiar di otaknya
"Kak Liam! Kak!!.."
Elen hendak memasuki rumah mewah yang baru saja di masuki dua insan tersebut namun tindaknya gagal saat seorang penjaga melarangnya masuk ke dalam pesta. Elen tidak memiliki undangan resmi maka secara tidak langsung seorang penjaga di depan gerbang mengusirnya dari tempat.
"Pak tapi-
"Mbak saya mohon acara sudah mau di mulai jangan merusak suasana."
"Pak tapi dia Liam temen saya."
"Mbak saya mohon yaa.."
Ck, sial Elen gagal mendapatkan pemuda itu sebenarnya ada urusan apa Liam kemari lagi. Apakah yang bersangkutan ada kaitanya dengan Liam?
"Gak gue gak bisa biarin. Ansa! Awas lo habis ini gue bakal introgasi"
****
Shela dan Abel. Kedua teman Elen yang randomnya sebelas dua belas sukses membuat Elen berdecak kesal pasalnya mereka memaksa Elen untuk menelpon kekasihnya yang masih melanjutkan studi di berlin. Bukanya tidak mau hanya saja Elen takut mengganggu kegiatan belajar kekasihnya yang sudah 2 tahun menuntut ilmu di negri orang. memang dua bocah itu sudah terlalu kepo semenjak semester awal masuk kuliah. dan Elen masih merahasiakan sampai detik ini
"Hati hati loh di sana ceweknya bening bening kek ubin masjid. Lo yang kek biji kurma gini mah gampang buat di tinggalin." Ungkap Shella bermaksud mengompori
"Fener Shel, apalagi tuh ya cowok jaman sekarang mana ada yang fisa fucin sampe ldr an gitu. Emang kenafa sih gamau cerita. ada masalah?." Saut Abel sambil menikmati pisang goreng yang masih mengepul asapnya. "Panas anj..." Abel mengeluarkan lagi pisangnya bersamaan air liur yang keluar membuat Shella dan Elen bergidik jijik.
"Eww jigong lu anjir." Peringat Shella melempar kotak tisu yang berada di depanya. Si Abel malah terkekeh tanpa dosa.
"Iya iya aelah. Gini gini juga gue pernah jadi brand pasta gigi."
Shella tak menanggapi kemudian beralih menatap Elen lagi "Kalo Lo ada masalah tuh cerita dong apa masih gara gara sahabat lo yang dulu itu, lo sekarang jarang terbuka loh. Nih ya, lo itu masih manusia Elen wajar kalo lagi di selimuti masalah kalo di selimuti wijen itu namanya onde onde."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Fiksi RemajaCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...