13 tenda sekarang sudah berdiri tegak. Athar meletakkan gitarnya setelah masuk ke dalam tenda yang baru saja di dirikan.
Tak di sangka Raya ikut masuk di dalamnya tanpa aba aba. Tentu saja Athar kaget.
"Astaghfirullah!, ngagetin aja lo. Ini kan tendanya cowok, jangan ngadi deh, mau ngapain?."
Raya menghela nafas sembari memutar bola mata jengah, sejujurnya ia sangat malas untuk mengatakan hal ini, tapi jika tidak di tindak lanjuti mungkin akan semakin gila pikirannya.
"Tenang aja, mungkin ini akan jadi pembicaraan terakhir buat Lo."
Athar terkesiap. Maksud dari kalimat terakhir apa? Mau mati dia?
"Hah?!."
"Sssstt!! gak usah pasang wajah tolol kayak gitu, gue udah muak ."
"Mangkanya lo ngmong yang jelas dong."
"Mulai sekarang berhenti usik hidup gue, berhenti bawa bawa gue kedalam cerita konyol lo kayak tadi, dan satu lagi. Kali ini gue bener bener Serius!. Lo gak berhak memperalat gue sebagai bahan candaan yang gak ada lucunya sama sekali, menurut lo itu lucu? Stres."
Raya hendak pergi namun Athar sigap menarik lengannya.
"Itu menurut mereka bukan gue." Sangkalnya mencoba membela diri, tapi jujur Athar tak berniat memperalat atau bahkan mempermalukanya di dalam bus tadi.
Raya hanya tertawa kecil kemudian menepis tangan Athar dengan kasar.
"Menurut lo gue peduli mau itu lo atau mereka? think, lo sama aja."
Raya hendak meninggalkan Athar, tapi laki laki itu dengan sigap bersuara membuat Raya berhenti sejenak.
"Mau seserius apapun sifat gue, tetep aja lo anggep semuanya hanya lelucon kan?"
Raya diam sebentar menetralkan emosi yang hampir saja meledak. beberapa detik setelah itu, ia langsung menoleh.
"Iya, karena gue gak suka di permalukan sama orang gak jelas kayak lo, faham?."
Kemudian Raya berlalu pergi meninggalkan Athar yang masih berusaha mencerna perkataan Raya.
Meski begitu gue gak bakal bisa nolak apapun yang keluar dari mulut Lo, ya gue emang gak jelas.
Tapi kayaknya perasaan gue mulai jelas.
****
"Ray, ada pengabsenan sebentar jangan masuk tenda dulu." Tutur Risa saat Raya hendak memasuki tenda khusus perempuan.
"Oh, yaudah lo duluan aja."
"Oke."
Setelah itu Risa melesat pergi menuju forum yang di tentukan panitia.
Semoga saja gue gak ketemu dia... paan sih. Huh! Lo selalu nongol Mulu di otak gue, heran.
Raya cepat cepat mengusir sesuatu yang ada dalam pikirannya.
"Hai Ray." Sosok pemuda berparas tegas, entah dari mana muncul di hadapan Raya, yang jelas Raya pun merasa heran. Kok bisa dia ada disini.
"Eh, kak Sena. Kok kak sena di sini?."
"Kepo?"
"Hhah?"
Si Sena justru tertawa garing membuat Raya nyengir heran.
Jelasin, adakah yang lucu?
"Ohya, nih."
Tanpa di duga Sena malah memberikan sesuatu kepada Raya, sejenak Raya terdiam. namun sudah sejujurnya Raya ingin menolak tapi melihat ekspresi Sena berharap di terima, pada akhirnya dia pasrah dan menerima coklat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya&Athar (Selesai)
Teen FictionCerita ini di tulis menggunakan hp kentang jadi maafkan kalo berantakan. :)) [END] Proses revisi _________________ Ini bukan tentang kisah broken home yang di picu oleh kdrt atau kerusakan ekonomi. Cerita yang seakan di kendalikan oleh ayahnya keti...