Dari Awal

735 84 4
                                    

Ngapain cemburu? Dia itu temanmu sedangkan aku pacarmu.

--Raja--

Raja sejak tadi terlihat linglung, ia mengendarai motornya tanpa arah dan tujuan, perkataan Firman tentu saja mempengaruhi emosionalnya. Buktinya ia tidak bisa berhenti memikirkan kalimat ajaib yang kini bersarang di kepalanya.

Apa benar Adhisty sudah tahu tentang tujuan Raja?

Lalu mengapa Adhisty tetap bertahan bersamanya?

Sekarang ... Raja mengerti jadi seperti ini ya rasanya kalah dalam hal perasaan. Raja menarik pedal rem saat dirinya berhenti di depan gang kecil, ia ingat mengarah kemana lorong yang hanya bisa dilewati motor dan pejalan kaki itu. Tanpa ragu motornya dilajukan kembali, berhenti tepat di depan rumah bernuansa coklat sederhana dengan beberapa bunga di pekarangannya.

Diantara sekian gadis yang pernah menjadi pacarnya. Mengapa ia harus terjebak di antara Dewi dan Adhisty? Raja menggeleng pelan, memikirkan hal ini saja kepalanya seolah mau pecah.

"Eh den Raja?"

Raja menoleh mendapati pakde dengan sekantung bungkusan di tangannya. Memaksakan senyumnya Raja terlihat kaku.

"Den Raja ngapain kesini? Ada info dari rumah sakit?"

Raja mengerjap, menoleh ke sisi kirinya dengan linglung. Pakde menatapnya serius, membuat Raja menggaruk tengkuknya bingung. Jujur ia juga tidak tahu apa alasannya datang kesini.

"Baju"

Pakde menatap bingung sebelum akhirnya menjawab dengan tersenyum.

"Oalah iya! Untung Den Raja ingetin" pakde melangkah mendahului, tangan keriputnya kembali menenteng bungkusan di tangannya "Kamu mau ngambil baju ganti Ella to?"

Merasa tak enak, Raja mengamit bungkusan itu sedikit meringankan beban pakde.

"Ella udah di pindah ruangan?"

Raja kerhenyak, bingung mau menjawab apa.

"Belom pakde" jawabnya jujur "emm nunggu kondisinya stabil baru dokter izinin pindah ruangan"

Raja menoleh kesamping menatap wajah lesu pakde "Makasih ya Den mau bantu biaya pengobatan Ella"

Raja tersenyum simpul, bertanya pada dirinya sendiri haruskah ia jujur sekarang? Sebenernya Raja bahkan tidak tahu keadaan Adhisty seperti apa sekarang.

"Nggak papa pakde. Adhisty juga tanggung jawab saya"

Raja tersentak saat mendapat tarikan ringan di bagian telinganya.

"Emang kamu siapanya Ella toh le? Sampai tanggung jawab kamu segala?"

"Saya pacarnya" sahut Raja cepat.

Pakde menjawab kaget "Eh?"

Melihat raut wajah kaget pakde membuat Raja kepo. Memang Adhisty tidak pernah memberi tahu kalau dirinya itu pacarnya?.

"Adhisty nggak pernah cerita?"

Pakde menggeleng "setau pakde Ella cuma bahas den Fikran saja"

Raja tertohok, pakde ini ... jujur sekali orangnya.

"Pakde mau masak apa?" merasa tidak nyaman dengan pembahasan saat ini, mengganti topik pembicaraan adalah pilihan terbaik "bubur kacang hijau?" ujar Raja saat melihat kelapa parut, gula merah beserta kacang hijau mentah.

"Iya, tadi ada tetangga yang mesen buat acara syukuran anaknya. Lumayan buat tambah-tambah biaya"

Mendengar itu Raja terpaku.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang