Susah membedakan mana kawan mana lawan..~~🍁~~
Bagi Fikran mengumpulkan keberanian belum pernah terasa seberat ini, lima menit sudah bel masuk berbunyi namun tak sedikit pun Fikran berniat untuk beranjak dari tempatnya sekarang.
Tadi ia memilih pergi dari ruang OSIS untuk menenangkan pikirannya.
"Katanya tadi mau rapat?"
Fikran melirik tempat duduk di sampingnya yang telah diisi oleh kekasihnya, jangan tanyakan dari mana Aulia tau Fikran ada disini. Sudah pasti dari mulut bocor Ichal yang semenit tadi meminta izin ketoilet, dasar lambe turah.
"Ngak ikut"
Aulia menggegam pagar pembatas rufftop, ini adalah tempat yang sering Fikran datangi jika mood nya sedang buruk. Dari atas sini langit terlihat indah, manik mata abu-abu gadis itu memandang seksama kumpulan awan diatas sana "Kamu mau tau ngak?" tanya gadis itu.
"Hmm"
"Dulu ada cowok songong yang bilang ke Aku kalo kita itu ngak boleh bawa-bawa urusan pribadi dalam pekerjaan"
Fikran mengangkat sebelah alisnya, sepertinya Ia tau siapa yang dibicarakan "Sekarang cowok itu masih songong?" candanya dengan kekehan pelan, Fikran tau betul Aulia sedang membalikkan kata-katanya dulu.
"Ish kok malah songongnya sih yang ditanyain!" kesal gadis itu "Sono rapat dulu keburu terlambat loh, diusir baru tau rasa!" ucap Aulia berusaha menakut-nakuti Fikran yang malah terlihat lucu dimata cowok itu.
"Jawab pertanyaan terakhir gua dulu"
Aulia menggelengkan kepalanya "Aku kasih tau sesudah kamu rapat"
"Sekarang!"
"Ish sekarang cowok itu udah ngak songong cuma..." potong Aulia pada kalimatnya.
Fikran menatap penasaran "Cuma?"
"Rahasia"
Fikran terkekeh pelan karena kegigihan kekasihnya itu "Dasar keras kepala!" Cibirnya.
"Bodo!"
Fikran mencubit pipi cuby Aulia "Tapi gue sayang!"
Blush
Walaupun tak terlalu ketara tapi masih dapat Fikran lihat semburat merah muda tercetak dipipi cuby gadisnya "Lo demam kok pipinya merah?" ledek Fikran yang semakin memperparah semburat di pipi Aulia.
"Fikraaaaan!" kesal Aulia "Cepet sana rapat!" Aulia mendorong tubuh Fikran dengan segenap kemampuannya namun tubuh Fikran tak bergeser sedikit pun, Aulia memandang wajah Fikran yang sedang menahan tawanya.
"Mangkanya makan itu yang banyak" cibir Fikran membuat Aulia memanyunkan bibirnya.
"Oke gue pergi" Fikran akhirnya mengalah dari pada Aulia ngambek bisa lama urusannya.
"Yaudah sana!" seru Aulia dengan tangan yang dikibas-kibaskan.
"Ngusir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN DULU SEBELUM BACA] Adhisty lah yang tak memahami, bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi. Dia si miskin mampukah bersanding dengan dia yang kaya? Dia yang tak dianggap mampukah bersanding dengan dia si penarik perhatian? Dia y...