RASA SAKIT

1.7K 204 7
                                    

Tidak beruntung dalam cinta, ekonomi dan keluarga. Lantas untuk apa dia ditakdirkan lahir?
~DGPR

Memasuki gerbang sebuah rumah, sebuah mobil menghentikan lajunya, menuruti instruksi dari orang yang ada di bangku penumpang. Dua orang anak manusia dibelakang sana saling berbicara ntah apa, mungkin salam perpisahan?.

Akhirnya satu anak manusia berjenis kelamin perempuan itu turun dari mobil, menyisahkan sang supir yang tersenyum kecut dan cowok yang masih setia mengatupkan rahangnya sejak tadi.

"Makasih ya Ichal." seulas senyum terpatri diwajah cantiknya membuat orang yang diseru namanya ikut tertular tersenyum "Santai aja sih kaya sama sapa aja." ujar Ichal dengan senyum jail dan alis yang digerakan naik turun berirama.

Sadar dengan tatapan tajam yang dihunuskan untuknya Ichal memilih mengakhiri percakapan keduanya, takut-takut mobilnya terbakar karena aura panas cowok dibangku penumpang belakangnya.

Melajukan kembali mobilnya pergi dari pekarangan rumah mewah itu, Ichal berdecih pelan dira tidak suka dengan suasana canggung seperti sekarang.

"Lo masih benci sama princes?" pertanyaan konyol yang meluncur keluar dari bibir si pengemudi membuat cowok di kursi belakang sana tak menghiraukannya.

Satu menit tidak ada jawaban.

Dua menit masih tidak ada jawaban.

Di menit ketiga si pengemudi menghentikan laju mobilnya dengan tiba-tiba membuat tubuh cowok dibelakang sana terhuyung kedepan "Lo gila!" paniknya seraya menyentakkan kepalanya kebelakang takut-takut ada kendaraan lain dibelakang mobil yang mereka tumpangi.

Merasa aman membuatnya meluruskan kembali pandangannya "Bahaya bego! Hal yang lo lakuin bisa membahayakan kita dan orang lain!" setak cowok di kursi penumpang itu.

Ichal melajukan mobilnya kembali, dia tidak sebodoh itu, laki-laki itu sudah memastikan dibelakangnya tidak ada kendaraan lain, lagian dia tidak mau mati sebelum menikahi wanita cantik idamannya "Oh ternyata lo bisa ngomong juga? Gua kira patung!" sinisnya.

Cowok dibelakang sana menghela nafas kasar "Ngak jelas lo," balas cowok itu lebih sinis.

Ichal yang tak mau kalah kembali menginstrupsi "Bukannya yang ngak jelas dari tadi itu lo ya Fik?"

Dapat Ichal lihat dari sepion dalam mobil wajah panik Fikran mulai tenang kembali "Lo terlalu ngak adil," ujar Ichal menyuarakan apa yang ada di dalam benaknya.

Merasa tak ada sanggahan membuat Ichal semakin berani menyampaikan aspirasinya "Lo ngak pernah kasih tau Adhisty kenapa lo jauhi dia, lo bayangin lo ngak tau apa-apa terus lo di jauhi gitu, pasti sakit." Ichal menghirup udara sesaat kembali mengisi udara diparu-parunya yang mulai menipis "Apa susahnya kasih tau dia? Biar dia bisa berubah?" ujarnya sekali lagi.

Ichal tidak tahu permasalahan keduanya. Yang dia tahu Adhisty dan Fikran dulu tidak asing seperti saat ini.

"Kesalahannya terlalu fatal." tegas Fikran "Dia ga bisa merubah apapun meskipun dia tahu," lirih Fikran, ada sedikit nada kesedihan di dalam kalimatnya.

Ichal memfokuskan kembali pikirannya dia sedang menyetir sekarang jadi laki-laki itu tidak boleh hanyut dalam keadaan ini "Lo terlalu memandang princes buruk ngak sih Fik?" Ichal akui pertanyaan itu terlontar begitu saja.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang