"Terkadang di saat kita ingin menyerah.Saat merasa telah berakhir. Disaat itulah Tuhan mengirim bala bantuannya"
---FIRMAN---
Firman tersenyum puas saat melihat layar laptop miliknya sudah di penuhi oleh barang bukti yang menunjukan wajah beberapa berandal yang telah menyakiti calon adik iparnya. Oh ya ngomong-ngomong Firman sudah bertekad akan berada di pihak Adhisty dan membantunya mendapatkan hati adik bodohnya itu.
"Gimana bang?"
Firman menoleh mendapati Adhisty dengan perban melingkar di kepalanya. Laki-laki itu menyatukan telunjuk dan ibu jarinya membentuk lingkaran.
"Aman!"
Gadis di atas brankar rumah sakit itu menghela napas tenang. Kini giliran melakukan plan B. Jika kali ini berhasil maka. Semuanya akan berakhir.
"Lo mirip banget sama kak mawar ya?"
Ahisty tersenyum lembut. Dirinya memang digadang-gadang mirip dengan ibunya versi muda. Dan kalau dipikir-pikir lagi bang Firman mau membantunya berkat ibunya juga.
Jika waktu itu tidak terjadi mungkin tidak akan seperti ini kisahnya.
Flashback
Seorang gadis sedang duduk menunggu keputusan apa yang akan diambil pihak sekolah untuk kasusnya kali ini. Sungguh ia sangat bingung saat tiba-tiba pengacara yang memperkenalkan dirinya Firman itu tiba-tiba datang.
Siapa sebenarnya ia?
Seseorang mengelus pelan rambutnya membuat gadis itu berjingkat kaget.
"Maaf pak saya refleks" tegas gadis itu "dan terimakasih banyak atas bantuannya"
Pria yang menggunakan setelan jas rapih itu tertawa ringan menunjukan deretan gigi putih miliknya. Sepersekian detik gadis itu terpesona oleh lengkungan bibir yang tercipta belum lagi lesung pipi yang tambah menyempurnakan tawanya.
"Nggak perlu terlalu formal. Panggil gua Bang aja. Nanti juga lo bakal jadi Adek gua"
kedua alis gadis itu mengerut menampakan wajah bingung. Apa maksud dari menjadi adiknya?.
"Nggak usah dipikirin omangan gua. Nanti juga lo tau sendiri" balas pria itu seperti dapat membaca raut bingung gadis di depannya "Oh ya nama lo Adhisty?" dengan tenang pria itu duduk di tempat kosong di sampingnya.
Adhisty mengangguk kepalanya pelan.
"Wajah Lo ngingetin gua sama seseorang di masa lalu gua" Adhisty menoleh menatap pria bernama Firman itu dari samping.
"Pacar?"
Kini giliran pria itu yang menoleh ke arah Adhisty "Bukan" jawab Firman pelan "Malaikat".
"Oh"
"Haha Lo nggak penasaran?"
"Nggak"
Firman meringis mendengar jawaban pacar Adiknya ini. Jika biasanya wanita lain akan kepo hingga ke akar-akarnya tapi gadis ini hanya sebatas jawaban itu sudah cukup.
sudut bibir pria itu terangkat "Menarik" gumamnya pelan.
Firman meneliti setiap detail wajah pacar Adiknya ini dan benar-benar mirip dengan orang itu seseorang yang telah membantunya hingga seperti sekarang. Tanpa sengaja mata laknatnya turun ke area leher. Dan matanya tak berpaling dari benda itu. Iya, benda yang melingkar indah di leher gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN DULU SEBELUM BACA] Adhisty lah yang tak memahami, bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi. Dia si miskin mampukah bersanding dengan dia yang kaya? Dia yang tak dianggap mampukah bersanding dengan dia si penarik perhatian? Dia y...