Kalau hatimu hanya miliknya.
Maka bisakah aku memiliki jantungmu?.
Aku ingin namaku tercetak di setiap denyutnya.---Raja Praha Nugraha--
"Keluar"
Firman membukakan pintu untuk Adhisty, namun hanya dirinya yang keluar dan Naina masih menunggu di dalam. Dada Adhisty mulai berdebar tidak nyaman, kenapa?. Seakan tahu isi kepalanya Fikran menjawab pelan.
"Raja cuma mau Lo sendiri yang masuk. Dia nyiapin ini semua sejak sebulan yang lalu, maaf kalo balonnya sudah berdebu. Kita nggak ada yang berani mengubah, atau memperbaikinya"
Adhisty paham maksud Firman. Tetapi mengapa Raja tidak mengizinkan siapapun mengubah atau memperbaiki. Memangnya laki-laki itu di mana?.
Adhisty melangkah perlahan, sebuah karpet merah di gelar menuju pintu mansion. Meski terlihat kotor karena terkena debu dan dedaunan yang rontok. Adhisty berjalan dengan sangat perlahan.
Balon-balon berbentuk hati terpasang di seluruh taman. Warnanya yang kuning cerah membuat Adhisty tepaku, kejutan ini untuknya? Dalam rangka apa?.
Sebuah pintu besar di buka, menampakkan ruang tamu utama mansion ini yang penuh dengan ikatan bunga matahari. Bunga itu telah mengering, warna kuning cerahnya memudar.
Di setiap langkahnya ada tulisan I LOVe YOU menggunakan rangkaian bunga mata hari. Adhisty menutup mulutnya takjub.
Gorden serta berbagi riasan pun berwarna kuning. Ini seperti Raja sengaja memakai semua barang di sini berwarna kuning. Adhisty tersenyum haru, gadis itu melirik meja kecil di tengah mansion sana.
Adhisty melangkah kecil menghampirinya, menggeret kursi lalu mendudukinya. Sedikit berdebu, namu Adhisty tidak menghiraukan itu. Gadis itu membiarkan dress mahal itu ternodai.
Di seluruh ruangan di isi fotonya yang candid, Adhisty berdecak kagum. Setan satu ini stalker ternyata, bahkan sampai ada fotonya yang sedang mengupil. Luar biasa.
Adhisty mengembangkan senyuman bahagia, di atas meja kecil itu ada satu bunga matahari yang tidak layu. Itu dari kain flanel, mata elang Adhisty menangkap bercak merah di beberapa kainnya. Mungkin Raja tertusuk jarum saat membuatnya.
Mengapa Adhisty bisa tau. Karena tertulis jelas note kecil di batangnya. Dengan tulisan khas ceker ayam Raja.
'karya orisinil'
Adhisty melirik curiga sebuah flashdisk di gantung melingkari bunga mawar itu, dengan tulisan kecil.
'jangan di buka'
Adhisty terkikik geli, tidak boleh di buka, tetapi di sini di siapkan laptop. Sepertiganya baru di siapkan karena terlihat masih kinclong. Ya bayangkan saja jika memakai laptop satu bulan yang lalu, sudah lowbet mungkin.
Adhisty memasukan flashdisk tersebut, sangat penasaran dengan isinya. Dari seluruh dokumen Adhisty hanya menemukan satu Vidio.
"Hai cewek sok kuat!"
Adhisty mendengus kesal.
"Gimana hari-hari beratnya? Eh nggak berat dong harusnya. Kan ada aku di samping kamu"
Adhisty tersedak salivanya sendiri. Raja dengan aksen aku kamu snagat menggelikan.
"Di samping gue apaan! Lo ngilang gitu!" Judes Adhisty.
"Jangan judes-judes. Nanti aku pergi loh karena kamu cuekin terus"
Dalam hati Adhisty menggerutu 'pergi aja sono!'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN DULU SEBELUM BACA] Adhisty lah yang tak memahami, bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi. Dia si miskin mampukah bersanding dengan dia yang kaya? Dia yang tak dianggap mampukah bersanding dengan dia si penarik perhatian? Dia y...