Dulu aku kira tanpa dukungan keluarga aku masih punya dukungan orang yang Kusuka.
Dan tanpa dukungan orang yang Kusuka. Aku masih punya dukungan sahabat.Tapi kini aku sadar hanya dukungan tuhan yang tidak pernah hilang.
-Adhisty-
Masih adakah orang yang percaya bahwa seseorang yang telah tiada suatu hari nanti akan terlahir kembali dalam bentuk dan rupa yang berbeda? Jujur saja itu adalah hal konyol yang sering Adhisty dengar dari mulut ceriwis sahabatnya. Otak yang sudah kecanduan sinetron seperti milik Reza memang rada susah kalau di ajak berfikir rasional.
"Coba aja Dhis gue bisa baca pikiran kek di film ini! Bahagianya hidup gue!"
Kan? Apa Adhisty bilang.
Adhisty menutup buku matematika yang telah ia kerjakan setengahnya, niat awalnya ingin membantu Reza dengan menjadi tutornya. Tapi orang yang ingin diajari malah lebih memilih nonton film! Kan bangke.
"Mimpi!" Sarkas Adhisty, tangan gadis itu mencomot satu singkong goreng dari piring di depannya.
"Yee, kan bermimpi dulu baru jadi kenyataan" sanggah Reza tidak terima.
Mata laki-laki itu tetap fokus pada layar televisi yang sedang memutar DVD yang sebenarnya sudah di putar berkali-kali. Adhisty saja sampai hapal adegan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Jun jangan pergi!"
Adhisty merenggut jijik melihat ekspresi Reza yang mencoba mengikuti adegan di film itu.
"Aku berharap kita akan terlahir kembali hiks dengan cinta yang tetap abadi Aaaargh sedih bat sumpah!"
Iya sedih saking sedihnya ingin rasanya Adhisty melompat dari gedung lima belas lantai untuk melupakan ekspresi menjijikan makhluk seperti Reza saat menangis karena adegan tragis di akhir film. Sumpah sebenarnya ini anak beli DVD bajakan di mana sih?.
Adhisty menghembuskan napas lelah, ia meselonjorkan kakinya yang sedikit keram karena terlalu lama ditekuk.
"Seandainya ya Dhis, ini cuma seandainya loh jan ngegas ya"
Adhisty melirik Reza yang sedang membereskan tisu-tisu bekas yang tersebar ke seluruh karpet. Setelah selesai cowok itu duduk bersila di samping Adhisty dengan rapihnya.
"Seandainya kita bisa terlahir kembali lo mau jadi apa Dhis?"
"Kebanyakkan nonton film lo!" Balas Adhisty dengan cepat.
Reza memanyunkan bibirnya "kan seandainya loh ish!" Kesal cowok itu.
Adhisty memejamkan matanya sejenak memutar kembali pertanyaan laki-laki itu di dalam benaknya. Tapi ternyata otak rasionalnya tidak dapat menerima pertanyaan ghaib seperti itu.
"Kalo Lo gimana?" Adhisty melirik Reza menanyakan balik pertanyaan miliknya.
"Orang nanya malah balik nanya!" Ketus Reza, melihat wajah dingin Adhisty Reza akhirnya mengalah "abis gue Lo harus jawab! Janji?" Reza mengulurkan jari kelingkingnya yang bertahan beberapa detik di udara. Dan ternyata hanya dibalas deheman singkat.
Menohok sekali, tapi ya sudahlah.
Akhirnya dengan semangat empat lima Reza menjawab pertanyaannya sendiri "Gue mau terlahir kembali jadi anak orang kaya, ganteng, dan cerdas! Punya banyak fans, kalo bisa jadi artis sih, kalo nggak jadi anggota boy band juga kagak papa."
Khuk!
Adisty tersedak ludahnya sendiri mendengar penuturan Reza yang halunya sembilan puluh sembilan plus plus. Jadi greget ingin rasanya menepuk-tepuk pundak laki-laki itu menggunakan pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN DULU SEBELUM BACA] Adhisty lah yang tak memahami, bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi. Dia si miskin mampukah bersanding dengan dia yang kaya? Dia yang tak dianggap mampukah bersanding dengan dia si penarik perhatian? Dia y...