Mana Bayarannya.

1.2K 136 17
                                    

Perhatian: untuk tulisan yang italic itu artinya flasback yo.

Don't forget vote and coment ya😳

Reza tersenyum puas menatap kuku-kuku jemarinya yang kebetulan belum Ia potong tiga minggu ini, ngak rugi juga Ia diomeli guru BK karena kukunya panjang-panjang. Karena akhirnya kuku-kukunya berguna juga.

"Rasain jurus kuku elang menembus kalbu!"

Laras mengerang pelan saat Reza menggaruk lengannya dengan keras, dapat Laras rasakan perih karena kulitnya mengelupas "Eh kok lo nyakar-nyakar anjir! Lepasin kagak itu kuku lo rabies nanti gua!"

Dimata Larasa sekarang Reza persis cabe-cabean yang sedang ngamuk "Sini mana mulut lo biar sekalian gue garuk!" mendengar ancaman Reza membuat Laras semakin begidik ngerih, ini anak kesurupan maung seneng bat nyakar-nyakar.

Reza masih mencoba menggapai mulut Laras bahkan saking agresifnya lengan seragam yang laras kenakan sampai sobek.

"Wooi buju gua anjir!"

"Baru baju lo yang sobek! Sini mulut lo sekalian gue sobek!"

Laras mendesis kesal sembari menatap lengan seragamnya, sementara Reza masih mencak-mencak sembari mencakar apapun yang ada dihadapannya. Satu tangan Laras menahan bahu Reza dan satunya lagi menahan kepalanya. Postur tubuh laras yang tinggi memudahkannya menghalau Reza yang ingin menyerangnya.

Laras terkekeh Ia baru sadar ternyata tinggi cowok digenggamannya hanya sebatas bahu Laras dia cowok apa kurcaci? Pendek amat.

"Lo berantem letoy amat kek cewek anjay!"

Setiap kalimat yang keluar dari mulut Laras selalu menjadi api yang mampu menyulut kemarahan cowok itu "GUE MEMANG LETOY! TAPI SETIDAKNYA GUE NORMAL NGAK KAYA LO BELOK!" Reza mengeluarkan segala amarah dalam dirinya. Tanpa sadar Ia mengeluarkan kata terlarang.

Mendengar perkataan itu membuat Laras mengeratkan genggamannya dibahu Reza.

"Sakit bego! Lepasin!"

Reza mencoba memberontak tapi percuma karena tenaganya sudah mulai habis, sementara kedua tangan Laras sudah beranjak pada kerah seragam Reza.

"Belok ya?"

Ekspresi Laras jadi tak terbaca, Ia menyunggingkan seringai mencurigakan. Membuat alarm seakan berdering dibenak Reza mengingatkan bahwa Ia sedang dalam bahaya.

Siaga level satu Za

"Lepasin woi! Ras istigfar oy! Aelah saha ate eh eta maksudnya!" Reza semakin panik saat cengkraman dilehernya semakin terasa mencekik. Belum lagi raut wajah Laras yang semakin horor dimatanya. Kalo gini mah harus siaga level tiga

"Belok hmm?"

Mati gue ini mulut laknat juga kenapa harus keceplosan!

"Pakd--" suaranya tercekat ditenggorokan, Laras beneran ngamuk! Dan keselnya Reza kenapa pakdenya Adhisty malah ngeliatin aja!
Bantuin woii!  Rasanya nafas Reza sudah hampir habis, mau teriak kagak bisa. Apakah ini akhir hayatnya?

Kok kaga epik amat ya Allah.

"Gue belok kata lo?"

Setiap kata mulai terdengar samar ditelinga Reza satu hal yang Ia perlukan sekarang. Oksigen.

Ngak ada cara lain.

Bruuugh

Dengan terpaksa Reza menyeleding kaki Laras dan akhirnya pun Laras terjengkan kebelakang dan bodohnya cewek itu bahkan tidak melepas cengkramannya di kerah seragam Reza. Alhasil Reza ikut terjungkal.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang