Aku benci
dengan sebuah permainan
Yang ...
aku sendiri tidak tahu alurnyaSeorang laki-laki menggam erat senjatanya, menatap dari kejauhan targetnya didepan sana. Seorang cewek dengan rambut sebahu yang digerai, sedang menutup pintu yang sempat Ia buka tadi.
Saat targetnya memasuki ruangan ini, mulut sang laki-laki meracau tidak jelas menggumamkan satu nama "Adhisty" lirinya.
Sial!
Orang itu mengumpat dalam hati saat mangsanya mulai mendekati tempat persembunyiannya. Refleks tangannya memegang senjatanya lebih erat.
Orang itu menyeringai penuh arti, waktunya pembantaian!
Satu...
Laki-laki itu membayangkan saat Adhisty menjerit ketakutan dan hal itu membuat dirinya menyunggingkan seringai mengerihkan.
Dua...lanjutnya menghitung dalam hati.
"Lo bakal mati Adhisty!" Batinnya menerangkan.
Tiga...
Orang itu keluar dari persembunyiannya menyerang Adhisty secara tiba-tiba. Senjata ditangannya digunakan kearah leher Adhisty, membuat sang target tersentak untuk sesaat. Hanya se-sa-at!.
"Harta atau nyawa?" Ucap orang itu. Dia menatap wajah Adhisty yang masih datar-datar saja, bahkan tidak ada rasa ketakutan sama sekali.
"Lo fikir bisa bunuh orang pake.....pensil?"
Orang itu menatap senjatanya "pensil nya udah gue runcing sampe lancip! Jadi ini termasuk senjata tajam!" Sanggahnya memprotes ucapan Adhisty tadi "liat tuh liat udah tajam banget!" Orang itu menekan-nekan ujung pensil yang tajam itu dengan tangannya, dan sialnya pensil itu...
Patah!
Orang itu panik! Sekarang Ia tidak punya senjata apapun "Gu-gue masih punya senjata yang lebih tajam!" Dia mendelik saat Adhisty mulai mendekatinya dengan wajah iblis yang sangat menyeramkan.
"Jangan mendekat! Atau gue bakal..." Orang itu mengeluarkan senjata yang menurutnya lebih berbahaya "Rasakan kekejaman senjata ini hahahaha!" Tawanya menggema keseluruh ruangan.
Adhisty kembali memasang muka datarnya.
"Lo mau bunuh gue pake penghapus?"
Mata orang itu bergerak-gerak cemas saat Adhisty mengeluarkan pisau lipat kecil dari dalam sakunya "Astagfirullah Dhis gue cuma becanda!" Paniknya.
"Gue juga becanda"
"Becanda pake piso beneran gitu?"
"Ya kita becandaan maen bunuh-bunuhan gimana?" Tanya Adhisty sarkastik.
"Mata lo picek! Yang ada gue mati beneran!"
Adhisty melangkahkan perlahan dengan menodongkan pisaunya kearah orang itu, bibirnya tersenyum mengerikan membuat orang didepannya ketar-ketir. Adhisty mendesis pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN DULU SEBELUM BACA] Adhisty lah yang tak memahami, bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi. Dia si miskin mampukah bersanding dengan dia yang kaya? Dia yang tak dianggap mampukah bersanding dengan dia si penarik perhatian? Dia y...