Aku takut ditakdirkan untuk membencimu.
~AlfarezaBerangkat pagi pulang pagi, mungkin itulah kata yang dapat melukiskan suasana SMA CENDIKIA, karena ada rapat besar-besaran akhirnya kepala sekolah memutuskan untuk memulangkan seluruh siswanya.
Sebagai salah satu SMA elite swasta yang cukup dikenal memiliki sistem pembelajaran yang baik, serta segala prestasi membanggakan para muridnya ntah itu dikancah nasional maupun internasional. Membuat sekolah itu patut diacungi jempol.
Namun, pepatah yang mengatakan 'semakin terang cahayanya maka semakin gelap bayangannya' itu benar. Sistem pembelajaran yang bagus, fasilitas yang memadai, prestasi yang gemilang, semua itu hanya kedok untuk menutupi seberapa nerakanya sekolah ini.
Saling menginjak dan menjatuhkan. Saling adu kekuatan dan kekayaan. Namun, meskipun terkesan menyeramkan, mereka tetap saja manusia biasa.
lihatlah buktinya, betapa riuh dan serampangan nya murid-murid yang terkadang sering berkata 'image itu segalanya', kalian tidak akan percaya kata-kata itu saat kalian melihat betapa dusunnya anak-anak dikelas Adhisty sekarang.
Yang perempuan jerit-jerit ngak jelas, yang laki-laki jingkrak-jingkrak ngak jelas. Adhisty melihat mereka seperti narapidana yang baru di bebaskan dari sel tahanan.
"Woii keajaiban nih, sekolah kita pulang cepet njiir!"
"Guys kita bisa ke mol! Aduh kapan lagi coba ngak belajar kaya gini!"
"Nongkrong tempat biasa broo!"
"Enaknya ngapain ya?"
Itulah beberapa ucapan teman-teman sekelasnya, terkadang Adhisty prihatin seterkekang itukah mereka dengan sekolah? Adhisty akui memang sekolahnya memiliki sistem yang ketat, mereka mungkin bisa masuk dengan uang, tetapi untuk lulus dari CENDIKIA para guru jarang ada yang bisa disogok dengan uang. Jadi hanya dua jenis murid yang bisa keluar dengan selamat dari sekolah ini.
Yang pertama murid berprestasi dibidangnya.
Yang kedua murid yang tidak terkena masalah lebih dari lima kali.
Ya CENDIKIA punya buku khusus daftar hitam siswa dan yang namanya tertulis lebih dari lima kali di buku itu sudah pasti di drop out dari sekolah.
Itu sebabnya OSIS membuat TIKEDIS(Tim Kedisiplinan Siswa). Salah satu fungsinya ya menampung anak-anak bar-bar yang masih bisa diatasi. Kalau TIKEDIS merasa tidak mampu baru dilimpahkan kepada guru BK.
Mungkin itu yang membuat mereka seperti terkekang? Ntahlah tapi Adhisty berharap hanya teman-teman sekelasnya saja yang bertingkah absurd seperti ini.
Adhisty meninggalkan segala keriuhan itu, gadis itu berjalan menuju parkiran untuk mencari sosok yang sejak tapi dia rindukan. Matanya menyisir seluruh parkiran lalu terhenti tepat pada laki-laki yang hendak mengeluarkan motornya.
"Fikrann gue nebeng!" Teriaknya membuat beberapa orang yang ada di sana menutup telinganya karena mendengar suara menggelegar Adhisty.
••**••
Fikran berdecak sebal dengan Adhisty yang dari tadi memegangi jaketnya seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya "Lepas Dhis gua mau balik!"
"Nebeng!" manja Adhisty.
"Lo ngak liat gue bareng Aulia?" sinis Fikran, tidak lupa dia masih berusaha melepaskan genggaman Adhisty di jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN DULU SEBELUM BACA] Adhisty lah yang tak memahami, bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi. Dia si miskin mampukah bersanding dengan dia yang kaya? Dia yang tak dianggap mampukah bersanding dengan dia si penarik perhatian? Dia y...