vidio2

681 89 4
                                    


Warning!
Banyak adegan kekerasan yang bersifat sensitif.
Untuk para readers di mohoh untuk tidak meniru adegan yang tidak pantas.

Yang masih dedek-dedek emesh. Mending skip langsung ke part berikutnya.

Happy reading ❤️


Kira-kira jika kita bertemu lebih awal
Akan seperti apa kisahnya?

--Raja--

Lelah.

Patah.

Hancur.

Adhisty tidak bisa mengelak, lagipula apalagi yang akan ia lakukan, Menurut dengan Fikran? Dia rasa itu tidak mungkin. Kembali menjadi dirinya yang terus mengorbankan banyak orang. Dia lelah menjadi sosok egois itu.

Sorot matanya menyimpulkan penolakan jelas, dan Fikran menyadari itu "Semakin lo ikut campur lebih dalam...Lo akan sulit keluar" Fikran terus mengulurkan tangannya, mencoba menarik Adhisty dari ketakutan terburuknya.

"Karena, karena kalian nggak ada di posisi gue, kalian nggak tau, nggak tau gimana rasanya jadi gue, nggak tau!"

Kalimat yang keluar dari mulutnya semakin kacau, tak terbaca hanya sekedar racauan tak jelas.

"Dhis!" Fikran membungkukkan tubuhnya, menghalau sinar Surya mengenai gadis di bawahnya "itu semua bukan salah Lo"

Adhisty menolak kuat! Sudah cukup semua kalimat penenang itu. Dulu karena kalimat-kalimat menenangkan mereka,  Adhisty harus menjadi pengecut sepanjang hidupnya. Dirinya harus di benci banyak orang, hanya karena kalimat palsu yang tak akan pernah menyelesaikan masalahnya.

"Lo. Nggak akan pernah tau!"

"Hanya gue yang tau rasanya. Di sini..." Adhisty memukul dadanya kuat "Sakit!" Lirihnya kuat, tidak lagi mau tersenyum. Gadis itu benar-benar menunjukan wajah terlukanya "Sakit Fik! Dan cuma gue yang tau, gue, cuma gue yang tau rasanya hiks!" Merasa Fikran ingin mendekapnya Adhisty menghentikan apa yang laki-laki itu pikirkan.

Tangannya mengacung ke depan "Lo nggak bisa kan ngerasain apa yang gue rasain?" Fikran diam tak bergeming "jadi tolong, jangan ikut campur kali ini!"

Fikran diam. Menatap tubuh Adhisty yang bergetar hebat.

"Kalo gitu..." Fikran menggenggam jemari-jemari pucat gadisnya "Izinin gua bantu Lo ngilangin rasa sakit itu" menatap tepat pada manik gadis itu, Fikran mengulas senyum pilu "Gua pulang kalo Lo pulang, Dhis"

Rena memang peka. Ia tahu arti pandangan Adhisty pada Fikran, dan kini, di sini, dia mulai paranoid. Posisinya yang paling netral namun dirinya berkali-kali lipat lebih ketakutan.

Sosok seperti apa sebenarnya Adhisty itu? Terkadang ia kuat.

Sesekali lemah hingga tak berdaya.

Namun pandangan mata itu membuatnya yakin. Adhisty memang tak terbaca.

Sosoknya kadang membuat insting bertahan diri Rena semakin membeludak.

Berada di samping Adhisty itu ancaman. Meski Rena tahu betul bahwa hitam belum tentu sepenuhnya hitam.

"Semoga pilihan Lo tepat....Fik"

****

"Selesai" Firman terkejut.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang