vidio1

789 90 22
                                    


Aku takut.
Aku diam.

--Adhisty--


Empat kartu memori terpampang jelas di hadapannya, sejujurnya Raja masih ragu, jika ia mengotak-atik barang yang sengaja Adhisty sembunyikan apakah itu bisa termaafkan?.

Bisa saja di dalam sana ada bukti penting tentang kerumitan hidup gadis itu. Hampir dua bulan ini, Raja tidak banyak tahu orang seperti apa Adhisty itu.

Yang Raja tahu Adhisty adalah anak yatim piatu. Dia berasal dari SD biasa dan masuk SMP biasa hingga akhirnya mendapatkan beasiswa full karena prestasi akademiknya di CENDIKIA.

Gosipnya orang tua Adhisty meninggal karena kecelakaan.

Namun yang pasti.

Kapan orang tuanya tiada? Dan siapa mereka? Informasi itu di tutupi pihak sekolah demi kenyamanan bersama.

Raja mengetuk-ngetuk USB card keatas meja belajarnya. Setelah pulang dari rumah pakde laki-laki itu langsung menuju ke apartemen miliknya. Karena khawatir saja tidak cukup, Raja harus mencari tahu dimana dan seperti apa situasi saat ini.

Nekat Raja memasukkan memori card itu ke dalam USB. Raja tertegun saat menyadari bahwa di setiap memori card ada urutan angka yang tertera. Sangat kecil di pojok kiri bawah, Raja mengelupaskan angka tersebut agar memori card tersebut tidak terganggu.

"Sorry Dhis, gua ngelunjak meriksain barang-barang lo" Raja bernapas berat, dia kembali duduk sembari menyeret laptop agar mendekat ke arahnya. Di masukkan USB ke lubang yang tepat, tangannya sibuk menggerakkan kursor. Mencari dengan teliti mulai dari file, dokumen, rekaman suara, musik, dan foto namun nihil.

Setelah satu menit mencari, Raja tersenyum lebar ketika di temukan satu Vidio di dalam memori tersebut. Durasi 10 menit, dengan background awal wajah dengan taburan senyum manis kekasihnya.

"Hai nama saya Adhisty Flagella"

Klik.

Raja menekan tombol pause, dia sudah tidak tahan.

Laki-laki itu menutup mulutnya terkejut, Adhisty di hadapannya saat ini imut sekali. Dengan kaca mata besar dan rok yang menutupi hingga bawah lutut. Surai hitamnya di kepang dua, persis seperti kembang desa.

Kok gua deg-degan gini? Pikir laki-laki itu, tangannya meraba dada sebelah kirinya, sangat menderu! Rasanya seperti sedang di sidang Ayahnya karena menghamili anak orang.

Raja menampar pipinya, rasa panas menjalar hingga sekitar telinga.

"Aiiish" desisnya bodoh.

Klik!

Vidio kembali di putar.

"Hari ini saya sangat bahagia, karena saya bisa masuk SMA impian saya"

"Eh jangan kaku gitu dong La!"

Suara anak laki-laki mengintrupsi Adhisty, seketika cerah benderang wajah Raja sontak meredup. Mata tajamnya menjadi awas, meneliti setiap gerak ataupun suara selain milik gadisnya.

"Kutu kupret nempel Mulu sih! Weh apaan tuh, make modus megang-megang segala, Bangsat lah!"

Menutup layar laptopnya keras, Raja menjadi bad mood sendiri, dia menjauhkan tubuhnya dari meja belajar berniat untuk pergi.

Tetapi dirinya kadung penasaran.

"Arrrrgh"

Raja mengacak rambutnya frustasi, mendekatkan kembali tubuhnya dengan meja belajar. Perlahan laptop di hadapannya di buka kembali. Ini semua dia lakukan karena terpaksa, itu pikirannya.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang