Akhir sebenarnya

1.1K 124 26
                                    

Aku hanya ingin terlahir menjadi orang biasa. Mendapatkan cinta yang sederhana. Mempunyai banyak teman. Masuk ke sekolah biasa. Menjadi siswi biasa.

Aku ingin menjalani hidup sederhana.

---LILY ISKANDAR---




Raja menarik pedal gasnya full. Membuat dirinya seperti terbawa Angin. Malam ini entah mengapa jalanan terlihat lenggang membuatnya mudah mengendari motor kesayangannya.

Membelah jalanan lenggang dengan perasaan campur aduk. Semua rahasia tentang Adhisty masih terngiang di dalam ingatannya.

Kecepatan motor di pacu semaksimal mungkin, mungkin karena hujan orang-orang memilih untuk berteuh atau tidak keluar rumah. Kini hanya ada beberapa mobil dan pengendara motor berlalu-lalang. Helm yang di gunakan pemuda itu sedikit berembun. Terkena tetesan hujan, meskipun tidak terlalu deras namun nyatanya mampu membuat sekujur tubuhnya basah. Tangannya berkeringat, bercampur air hujan.

Raja hanya ingin cepat-cepat bertemu Adhisty. Dia akan membawanya pulang, mencarikan pengobatan terbaik untuk penyakitnya. Raja akan menjadikan Adhisty ratu sebenarnya setelah ini.

Terlalu banyak pikiran, tidak disadari sebuah truk melaju cepat dari arah berlawanan. Di perempatan jalan itu, lampu merah sudah berganti sejak tadi. Namun karena sedikitnya kendaraan yang berlalu lalang, pemuda itu tidak menyadarinya.

Raja terus melakukan motor miliknya kencang, begitu pula truk dari arah lainnya yang merasa mendapat lampu hijau.

"MAAAS! AWAAAS! ASTAGFIRULLAH HALAAZIM!"

TIIINNN!

TIIIIIIIINNNN!

TIIIIIINNNNNN!

Beku, Raja seperti tidak mengerti apapun yang sedang terjadi. Matanya gelap, padahal dia tidak tertidur. Hanya saja gelap. Otaknya seakan mati, berhenti sejenak. Semua saraf seakan lambat menghantarka implus sehingga antara otak dan tubuhnya saling menghianati. Hanya suara kelakson yang saling bertautan yang dia dengar, sebelum...

BRAAAK!

KRAAAAK!

TIIIIINNNN!

"ASTAGFIRULLAH!"

"INNALILAHI WA INALILLAHI ROZIUN! itu orangnya masuk kolong truuk Buu!"

"Cepet, cepet pak dibantu!"

"Panggil warga-warga lain, cepat dibantu ituuu!"

"Astaga gusti. Darahnya kececeran di jalan!"

"Orangnya dimana mbaak?"

"Masuk kolong! Cepat tolong panggil ambulan cepaat!"

Pengap, sesak, namun dia tidak merasakan sakit sama sekali. Telinganya berdenging sakit. Hanya ada suara dengung kuat, seluruh tubuhnya tidak dapat bergerak. Dia tidak mendengar apapun, dan tidak merasakan apapun. Pandangannya samar.

Orang-orangnya membantunya keluar dari tempat pengap itu. Ada rasa anyir di dalam mulutnya. Saat seakan ribuan senter menyoroti dirinya, pandangannya hanya buram. Telinganya masih berdengung sakit.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang