RAJA

1.2K 129 40
                                    

Ada yang bilang menunggu itu menyakitkan.
Beberapa mengatakan melupakan seseorang itu menyakitkan.

Tapi.

Rasa sakit terburuk adalah ketika kita tidak tahu apakah harus menunggu atau melupakan.

Benar?

-Dangue Punyarasa-
__________________________

"Dari mana lo tau semua ini?"

Dari tadi Adhisty sudah mengeluarkan banyak energi hanya karena memarahi laki-laki disampingnya. Bahkan saking kesalnya Adhisty mengintrogasi laki-laki itu tanpa menatap wajah orangnya.

"Ciloknya 5 ribu lagi pak!"

"Ngak pake kecap juga mas?"

Laki-laki itu mengangguk, Adhisty dapat melihatnya meskipun Ia tak menoleh.

"Lo nanya sesuatu?".

Adhisty mendengus kesal "Bodo!".

Terik matahari seakan menambah panasnya kepala Adhisty. Lagian harus banget kloningan iblis satu ini mengajaknya makan cilok panas-panas gini?. Adhisty menyomot satu tusuk cilok lalu melahapnya hingga tandas.

"Uhuk!" rasa pedas seakan menjalar sampai ke kuping "A-air" ucapnya dengan susah payah.

"Dhis lo ngak papa?"

Adhisty menatap nyalang "Uhuk!" rasa jengkel menggerayangi gadis itu, seandainya ia sedang baik-baik saja sekarang sudah dipastikan laki-laki satu ini sudah tewas ditempat. Tapi Adhisty urungkan niatnya karena sekarang tenggorokannya benar-benar panas karena Ia menaruh banyak cabai di ciloknya.

"Pak ada air ngak?" panik laki-laki itu.

"Ngak ada mas kan saya jual cilok bukan air" tutur sang penjual.

Laki-laki itu mengangguk lalu menghadapkan tubuhnya kembali kearah Adhisty.

"Ngak ada Dhis" ucapnya santai dengan tangan yang ikut menyomot satu tusuk cilok.

Adhisty menggeram tertahan. Gadis itu menekan kupingnya erat menahan rasa panas yang seakan ingin keluar.

"Raja begoooo! Airr!"

Disana Adhisty dapat melihat Raja menjatuhkan cilok miliknya demi menyelamatkan telinganya dari lengkingan Adhisty. Raja terlonjak dari tempatnya duduk spontan laki-laki itu berlari kearah pedagang kaki lima yang lain.

Dari jarak yang lumayan jauh dapat Adhisty liat Raja sedang membeli es dawet dari salah satu pedagang.

Bego! Adhisty rasanya ingin menendang cowok itu ke mars sekarang juga. Sudah tahu es dawet itu ramai pembelinya. Tapi iblis satu itu masih saja mengantri, maunya dia itu apa?.

Nunggu Adhisty mati! Seandainya cowok itu tahu rasanya tersedak makanan pedas! Hidungnya panas, telinganya panas, rasanya Adhisty mau nangis saja.

Mata gadis itu bergerak gelisah mencari-cari apa yang bisa membantunya. Dapat!.

"Eh neng kok minum aer keran!" panik penjual cilok yang melihat Adhisty malah meminum air keran yang sengaja disediakan untuk para pedagang mencuci piring.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang