Hitam belum tentu hitam

1.1K 116 4
                                    

Didalam tubuh gue ada sisi manusia, hewan, malaikat, dan iblis.

Anggap hari ini kalian beruntung karena sisi malaikat gue lagi muncul.

<Archika>

Sorot mata itu membidik satu per satu manusia yang ada di depannya, dua diantara tiga mahluk di depan sana menunduk seakan malu atau apalah, tapi ada satu yang tetap menegakkan kepalanya siapa lagi kalau bukan rivalnya.


Gadis itu merotasikan bola matanya jengah "Jadi dia yang udah nge-hack CCTV sekolah?" tidak ada satu katapun yang terucap "Diam kalian udah jelasin semuanya" ungapnya sinis.


"Ok gue nggak punya alasan untuk bantu tuh cewek belok"

"Jaga ucapan lo Chik!"

Chika mendecih, sepertinya dia tidak salah bicara bukannya fakta ya bahwa kakak kelasnya yang tomboy itu adalah seorang penyuka sesama jenis?.

"Omongan gue yang mana yang harus di jaga? Bukannya fakta ya?" Chika mensedekapkan tangannya di depan dada, ada kebahagian tersendiri saat melihat wajah musuhnya yang sedang menahan amarah.

"Tenang Za jangan gegabah" dapat Chika lihat Adhisty mencoba menenangkan Reza. Wooah sepertinya hari ini Chika sangat beruntung dia jadi mengetahui siapa saja orang-orang kepercayaan musuhnya.

"Dengerin tuh bu ketos yang terhormat" gadis itu tersenyum mengejek.

"Gue bakal kasih tau dokter kalo kita udah dapet pendonornya" ucap Raja yang dibalas anggukan oleh kedua orang di sampingnya.

Chika yang mendengar penuturan itu tertawa ringan "Lo pikir gue bakal sudi kasih darah gue ke tuh orang? Cuiih jangan harap!" lihat lah mana mungkin dia akan membantu orang yang telah membuat dirinya di permalukan satu sekolah!.

"Jangan main-main sama nyawa orang!" gusar Reza.

Chika menyunggingkan senyum meremehkan "Ck, peduli setan!. Nyawa dia toh bukan nyawa gue!" dengan santainya gadis itu memutar balik arah lalu melangkah pergi.

Sedangkan dibelakang sana seorang gadis mengepalkan tangannya erat mencoba menekan emosinya.

"Dia kakak sepupu lo Chik!" tegas Adhisty.

Chika melambaikan tangannya tinggi-tinggi lalu dengan entengnya ia berteriak "GUE NGGAK PEDULI!" suara gadis itu menggema di lorong rumah sakit.

***

Seperginya Chika dari sana suasana semakin mencekam saat beberapa suster mengatakan kondisi pasien semakin memburuk. Tubuh laki-laki disamping Adhisty sudah luruh ke lantai, isak tangis tak henti-hentinya terdengar dari mulut sohibnya itu. Bercak darah di seragam Reza membuat Adhisty meringis separah apa luka Laras sebenarnya?.

"Gimana Ja? Ada info?"

Adhisty menghampiri Raja yang sedang berkutat dengan smartphone-nya seakan benda itu benar-benar harapan terakhirnya. Ayah Laras pun sudah mengirim beberapa orang kepercayaannya untuk menjaga putrinya.

"Belom ada Dhis! Sekalinya ada pun jarak mereka terlalu jauuh. Golongan darah resus memang susah cariannya" laki-laki itu mengacak rambutnya kasar.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang