Fikran ada apa?

1.2K 114 7
                                    

Ke surabaya beli bayem.
Dia punya gua, lu diem!

<Fikran>

"JAUHIN BADAN LO DARI RAJA GUE!"

Adhisty memalingkan wajah air mukanya terlihat terkejut.

"Kenapa? Kaget!"

Dengan cepat gadis itu menarik diri, memangkas jarak antara dirinya dan Raja.

"Ren gue bisa jelasin. Ini nggak kaya yang lo pikirin!" Adhisty gelagapan ia tidak bermaksud mendekati Raja tidak sama sekali.

"Gue nggak perlu penjelasan dari cewek murahan kaya lo!" kilatan amarah terlihat jelas di mata gadis itu.

"Bener! Lo nggak perlu jelasin apa pun" Raja berdiri dari duduknya membawa Adhisty ke belakang tubuhnya "Adhisty pacar gua. Lo--siapa berani gertak pacar gua?"

Adhisty merutuki laki-laki di depannya. Apakah Raja ini mantan orator demo, pandai sekali membuat orang terprovokasi.

Disana Rena dengan seenaknya menarik dasi Raja sehingga tubuh lelaki itu limbung ke depan "Kasian bu ketos Ja cuma lo jadiin batu loncatan supaya gue ngejauh," Rena dengan tenangnya meraba wajah Raja dan tindakan itu pun tak dicegah oleh lelaki itu. "Gue suka sama lo dari kecil. Dan gue nggak akan ngelepasin lo gitu aja, apalagi--karena orang ketiga"

Sebaliknya, kali ini giliran Raja yang memainkan Rambut sebahu milik Rena, menggulung helaiannya dengan jari. Membuat gadis itu mematung ditempat, bulu kuduknya merinding, serasa ada puluhan volt listrik yang mengalir bersama darahnya "Tapi gue benci sama lo. Benci sampe rasanya mau mati!" desis Raja di telinga gadis itu.

Adhisty yang melihat adegan tidak mengenakan secara live tersebut menjadi bermuka masam. Yang pasti ia benar-benar merasa seperti orang ketiga sekarang.

Bruuk!

Adhisty reflek menjatuhkan rok di dekapannya ketika dengan tidak berperasaannya Raja mendorong tubuh Rena.

"Renaa lo nggak papa?" Adhisty berjongkok gadis itu menyentuh pundak Rena lembut mencoba menyalurkan rasa aman "Lo berengsek! Bisa nggak pake kekerasan sama cewek!" dongkol Adhisty seraya menatap nyalang Raja, tidak terlihat rasa bersalah di mata laki-laki itu.

Merasakan tangannya bergetar sontak Adhisty berpaling "Ren lo nggak papa kan?" gadis itu khawatir saat Rena masih saja menekuk wajahnya dalam, getaran di tangannya pun semakin terasa. Apakah Rena menangis?.

"Aaaakkh!" jerit Adhisty karena mendadak Rena menjenggut rambutnya.

"HAHAHAHA!" tawa Rena seperti orang kesetanan, sementara jambakannya semakin di per erat "Semua gara-gara lo! Raja nyakitin gue karena lo! Gue nyesel Dhis. Kenapa dulu gue nyelamatin lo! Seharusnya gue biarin aja lo m-a-t-i di sana KEPARAT!" teriaknya tak terkendali.

Adhisty merasakan kulit kepalanya seperti terkelupas, perih amat perih. Ingin sekali gadis itu menyerang Rena tapi ia tak mungkin menyakiti malaikat yang pernah menolongnya. Adhisty memandang Raja, tanpa kata manik mata gadis itu seperti meminta bantuan.

Namun nihil. Raja hanya diam melihat Adhisty di tindas. Malahan laki-laki itu memperlihatkan seringai menyebalkan miliknya.

"Ren ini cuma perjanjian!" masih berharap dengan mediasi seperti ini Adhisty dapat menghentikan amarah Rena.

Rena terkekeh sinis "Anak haram kaya lo! Mentalnya sama aja kaya ibu lo. Mental--pelacur!"

BUGH!

Cukup! Adhisty membiarkan jika dirinya dihina, tak masalah mau dikata ia murahan,pelacur atau apalah. Tapi Adhisty tak akan pernah membiarkan bundanya dihina!

Rena terpental karena tendangan Adhisty tapi gadis itu paham betul tendangannya tak akan berefek apa pun pada atlet kebanggaan CENDIKIA itu.

"Lo bisa hina gue Ren! Hina sepuas lo! Tapi lo tau kan betapa bencinya gue waktu ada yang ngomong buruk tentang bunda! Lo tau itu Ren!" Adhisty menangis, menangis untuk ke sekian kalinya di hadapan gadis itu. Dulu--dulu Rena yang akan jadi orang pertama yang membungkam siapapun yang menghina Adhisty atau pun bundanya.

Rena berdecak wajahnya ia anggkat guna memandang mata Adhisty. Maskipun kucing memakai topeng singa tapi tetap saja ia seekor kucing "kenapa? Gue nggak salah kan? Keluarga lo ngebuang lo karena lo itu ANAK HARAM!"

Adhisty mengepalkan kedua tangannya, ia mencoba menetralisir emosi yang bergejolak. Adhisty sadar Rena hanya terbawa emosi sesaat.

"Siapa tahu  ibu lo main ama satpam, atau tukang kebun. Atau--laki-laki kaya diluar sa--"

"Bacot!"

Bugh!

Bugh!

Sekali lagi Adhisty menerjang Rena namun kali ini Rena tak tinggal diam. Ia memberikan beberapa bogem mentah pada wajah gadis itu. Rena yang mengajari Adhisty bela diri dan kali ini Adhisty menggunakannya untuk menyerang gurunya sendiri.

"Adhisty Rena Berhenti! Woii!"

Jika kalian pikir itu raja kalian salah. Orang itu adalah Fikran dengan sekuat tenaga ia memisahkan kedua singa betina yang sedang bertarung.

Bugh!

Fikran terperanjat saat mendapat satu bogeman dari gadis yang biasanya selalu mengacaukan harinya.

Fikran terpukau sekaligus ngerih. Mereka cewek apa jelmaan cowok sih! Ganas amat berantemnya.

"Bu Stevi di sini bu yang berantem!" seketika kedua gadis itu melongok kearah luar, seberapapun tingginya pangkat dan kekayaan Adhisty atau pun Rena akan tetap roboh jikalau di hadapkan dengan mosternya CENDIKIA.

"Mana?" jawab mereka serentak.

Mereka menyorot Fikran dengan penuh kedengkian saat sadar mereka di tipu lelaki itu. Dengan cepat Fikran menarik Adhisty kesampingnya, takut kalau mereka bergulat kembali.

"Stop!" cegah Fikran saat Rena ingi mendekati Adhisty. Disaat seperti ini Fikran menunjukan kepiawaiannya dalam menjadi pemimpin "Gua masih ketua TIKEDIS kalo lo tau!" ancamnya.

"Stop!" kali ini giliran Fikran mencegah Raja menyentuh Adhisty.

"Dengerin gua baik-baik! Gua paling nggak suka ada kegaduhan" geram Fikran sambil terus menyembunyikan Adhisty di belakangnya.

"Gua nggak tau urusan lo sama bedebah satu ini apa Ren. Selesain masalah kalian tanpa ngelibatin siapapun! Tak terkecuali pacar baru lo ini!"

Saking meradangnya Fikran, sampai-sampai ia menunjuk-nunjuk wajah Raja geram.

"Ikut gua!"

Tanpa perlawanan Adhisty mengekor di belakang Fikran. Raja pun tak ambil pusing akan hal itu, karena tugas pertamanya selesai dengan di luar dugaan.

"Ja lo mau kemana?"

Dengan kasar Raja menghempaskan tangan Rena.

"Bukan urusan lo!"

Raja memilih jalan yang berlainan arah dengan Fikran dan Adhisty. Dalam langkahnya ia menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Penolong nggak selamanya jadi malaikat kan? Lily!"


















Up ini penuh dengan perjuangan karena di marahin emak katanya maen hape teroooos!. Sabarkan lah rifan ya Allah😂

Ingat adegan diatas jangan ditiru beramtem itu ga baik.

Tapi kalo udah ngeselin. Sikaaat ajalah 😁.

Orator: Orator adalah seorang pembicara yang mempunyai reputasi kepandaian berpidato dalam jangka waktu lama.



Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang