Salah dibenarkan, benar disalahkan.
~Adhisty
Hari ini senin bertepatan dengan selesainya kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Ya, program pemerintah itu dimaksudkan untuk mengganti kegiatan MOS yang digadang-gadang sering digunakan para senior untuk ajang balas demdam.
Sorak-sorai menggema melengkapi kegembiraan dan rasa syukur atas resminya mereka para CENDEKIA muda. Hari ini, hari dimana mereka telah melepas seragam putih biru dan menggantinya dengan putih abu. Senyum puas tercetak pada setiap wajah yang pagi tadi melewati gerbang sakral CENDIKIA.
Gelar baru itu telah terloreng dalam namanya. The next geration of CENDIKIA.
Pagi itu segala sambutan telah tercurahkan tepuk tangan meriah pun selalu mengiringi sambutan yang terucap. Kecuali satu sambutan terakhir...
"Sambutan ketua OSIS SMA CENDIKIA"
Euforia yang tercipta seketika pudar, bagaimana tidak? Mengingat peristiwa beberapa hari yang lalu, dimana mereka melihat sisi lain para anggota OSIS yang begitu tegas. Membuat tidak sedikit dari siswa-siswi yang berhamburan kembali kedalam barisan.
Kehampaan menemani langkah kaki sang ketua OSIS hingga berada di atas podium. Sebegitu heningnya hingga suara goresan antara sepatu dan permukaan lapangan dapat terdengar dengan jelas.
Sebagian besar cendekia muda menunduk takut dan sebagian lainnya merasa kagum dan bangga karena bisa melihat langsung para jajaran OSIS dan seluruh anggota organisasi yang berbaris tepat di depan podium membawa segala atribut yang mengenalkan ciri khas club mereka.
Mereka masuk setelah Adhisty mengambil posisi di atas podium. Barisan yang begitu rapih, sekaligus memperlihatkan kemegahan keberagaman di sekolah ini.
Dan sebagian kecilnya mengucek mata mereka dramatis. Saking kagetnya.
"Sumpah mata gua silau karena ketampanan kakak-kakak di depan sana,"
"OMG...! Kak bintang kenapa nggak jadi ketos aja si, perasaan dia yang selalu ngerjain semuanya."
"Cok gua rela di judesin kak Adhis, cakep bet. Muka judesnya bikin penasaran."
Barisan yang tadinya rapih mendadak buyar ada yang nengok kanan, nengok kiri, bahkan ada yang menoleh kebelakang. Krasak-krusuk pun terdengar sampai ketelinga seseorang diatas podium.
"Khem..." gadis itu berdehem sekilas "Kalian tau peraturan baris berbaris?"
Sontak semua pergerakan terhenti. Nada suara dingin itu benar-benar mampu membekukan orang. Bahkan tanpa perlu diinstruksi mereka semua sepontan merapihkan diri masing-masing.
"Good" ujarnya lugas "Selamat bagi kalian yang berhasil lolos seleksi dan selamat datang di SMA CENDIKIA juga selamat datang di pertempuran sesungguhnya".
Setelah itu si ketua OSIS turun dari podium.
Hah?
Mereka terpukau!
Atau lebih tepatnya syok? Entahlah.
Sambutan macam apa itu? Jangankan dibilang sambutan, bahkan perkataan sang ketos belum bisa dikatakan paragraf. Tanpa pembuka dan tanpa penutup bahkan Ia tidak memperkenalkan namanya, woow perkenalan pertama yang mengesankan.
Tercengang? Pasti. Bayangan Indah yang terukir di benak mereka tiba-tiba musnah. Mereka pikir tidak akan ada senior galak di tim OSIS, meskipun terkesan tegas namun sejak masa MPLS kakak pembimbingnya ramah-ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN DULU SEBELUM BACA] Adhisty lah yang tak memahami, bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi. Dia si miskin mampukah bersanding dengan dia yang kaya? Dia yang tak dianggap mampukah bersanding dengan dia si penarik perhatian? Dia y...