Berani berubah

1.3K 120 6
                                    

Menjadi berani bukan berarti tidak pernah takut.

Melainkan, tidak membiarkan rasa takutmu menakutimu.

~komik lokal~

"Gue mimpiin Tania" intonasinya bergetar. Ekor mata gadis itu melirik laki-laki yang sejak lima belas menit lalu menunggu dengan diam di sampingnya. Niatnya tadi ingin memarahi lelaki itu namun entah mengapa niatnya menguap hilang begitu saja.

Dalam hening lelaki itu termangu memandang nanar kehancuran gadis itu. Ia tak tahu seberapa berat beban yang di tanggung gadis itu. Sebab itu lah laki-laki itu memilih diam sedari tadi.

"Dia deket Za tapi nggak bisa gue gapai" jujur selama ini tak pernah sedikit pun gadis itu menceritakan apa yang ia rasa pada orang asing. Pada orang tuanya pun tidak karena baginya mereka pun terasa asing.

Namun kali ini. Entah mengapa ia yakin pada lelaki di sampingnya.Reza, Lelaki yang hampir tiga tahun ini berstatus musuh bebuyutannya.

"Gue salah apa? Kenapa dia seakan ngejauh dari gue!"

Pandangannya kosong, pikirannya terlempar kembali pada kejadian yang seakan benar-benar nyata baginya "Gue udah kerahin semua tenaga. Tapi nihil, gue nggak berpindah sejengkal pun" dari sorot matanya tersirat rasa kecewa yang mendalam "Dia minta gue pergi. Pergi, Pergi yang jauh!" gadis itu menengadahkan kepalanya mencoba melarang butiran bening itu menetes.

Laki-laki itu menyodorkan beberapa lembar tisu "Ras kalo lo bahagia ketawa, kalo lo sedih ya nangis. Jangan di tahan".

Laras tertegun, meskipun awalnya ragu akhirnya ia ambil tisu dari tangan Reza.

"Why did you save me?" itu pertanyaan yang sudah lama ia pendam. Mengapa? Mengapa laki-laki itu menyelamatkannya? Melemparnya kembali pada dunia kejam ini.

Reza mengendikan bahunya "gue nggak tau" singkatnya. Ntah Reza tak tahu apa alasannya atau ia tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya pada saat itu.

Laras terkekeh atas jawaban singkat tersebut "Maybe you like me hmm?" candanya, meski raut wajahnya masih saja sendu.

"Mungkin" jawabnya refleks.

Laras mendelik tatkala mendengar jawaban ngawur Reza.

"Hei, I'm just kiding!" seru gadis itu.

"Gue juga" balas Reza cepat dengan senyuman yang di paksakan.

Reza mengambil jeruk yang tadi dia beli di pinggir jalan. Dengan telaten ia kupas kulit buahnya "Tuhan masih sayang sama lo Ras. Mangkanya dia kasih kesempatan ini buat lo, mulai berubah jadi manusia lebih baik lagi. Berusaha taat akan perintah-Nya," ini lah kelebihan Reza mulutnya lebih cepat bertindak dari pada otaknya. Bicara tanpa berfikir dua kali adalah ahlinya. Perasaan lawan bicara kadang tak di pikirkannya.

"Kesempatan? Ck, gue rasa ini hukuman" pandangannya menerawang jauh tentang hidupnya yang lalu "Taat ya? Keknya nggak pastes buat gue. Lo kan tau sendiri citra gue gimana? " ujarnya, lagian selama bertahun-tahun Laras sangat jauh dengan yang maha kuasa. Baginya semua yang ia dapatkan ya itu atas usahanya sendiri.

Reza melengkungkan bibirnya saat Laras masih memikirkan tentang kesalahannya. Itu berarti masih ada celah untuknya berubah.

"Berusaha menjadi taat bukan berarti tidak pernah memiliki dosa" Reza kembali fokus pada rutinitasnya mengupas kulit jeruk "Melainkan tidak membiarkan banyaknya dosa menjadi alasan untuk tidak bertaubat" dengan tulus Reza menyodorkan buah jeruk yang sudah bersih dari kulitnya.

Dan Gue Punya Rasa [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang