9. ASISTEN [REVISI]

2.5K 270 39
                                    

Happy Reading ✨

Salah satu tujuan mata diciptakan adalah agar tidak asal menilai orang melalui telinga.

—Dania R.C—

====================================

Setelah makan Dania pamit undur diri alias pulang in the home. "Bunda, kalo gitu Dania pamit ya. Makasih makanannya," pamit Dania.

"Iya, Nak. Pulang pakai apa, sayang?" tanya Maria sambil mengelus rambut sepunggung Dania.

Dania merasa nyaman dengan perlakuan Maria. Dirinya seperti merasakan kasih sayang seorang ibu. Pasalnya Dania tidak pernah mendapatkan itu. Maria pun senang karena bisa mengenal Dania, walaupun baru mengenal beberapa jam yang lalu, tapi dia sudah sayang sama Dania, layaknya anak sendiri.

"Pakai angkot kayanya deh, Bun," jawab Dania seadanya.

"Ehh, pulangnya sama A' Alan aja. A' antar Dania nya ya. Kasian kalau cantik-cantik naik angkot. Entar di goda Abang sopirnya lagi," canda Maria.

Dania terkekeh mendengarnya. Dania merasa di panti ini dia belajar banyak, tentang arti kebahagiaan yang sederhana. Anak-anak panti tertawa, seakan-akan mereka orang paling bahagia. Walaupun tidak memiliki orang tua kandung.

"Ahh, Bunda, jadi malu, heheh," canda Dania. Padahal biasanya juga malu-maluin.

"Ayo, Dann, gue anter. Bener kata bunda entar lo di culik lagi sama Abang angkot," ujar Alan.

Dania mengangguk, "Yaudah deh, Bun, Dania pamit ya. Entar kalo aku kesini lagi di masakin kaya tadi lagi. The best," ujar Dania sambil mengacungkan jempol.

"Assalamualaikum," ucap Dania dan Alan.

"Waalaikumsalam, hati-hati."

Hanya perlu waktu sepuluh menit dari panti kerumah Dania kalau pakai motor. "Thank A'. Eh gue panggil lo A' yah. Ikut-ikutan anak panti, hehe," ujar Dania ketika turun dari motornya dan menyerahkan helm ke Alan.

Alan mengangguk dan menerima helm tersebut, "Euumm ... Dann, minta nomor WhatsApp lo dong ... boleh?" ujar Alan sambil tersenyum kikuk.

Dania mengangguk, "Mana handphone lo," balasnya. Alan mengeluarkan ponselnya ke Dania. Dan Dania segera menyimpan nomor WhatsAppnya. "Nih, udah gue save," ujarnya sambil mengembalikan ponsel Alan.

"Oke, thanks, Dann. Yaudah kalo gitu gue cabut ya."

"Hokeyy," Alan langsung melajukan motornya meninggalkan rumah Dania.

Dania pun masuk ke dalam rumah. Masih posisi yang sama, mamanya sedang mengetik di laptop dan sesekali melihat ke berkas-berkas pekerjaannya.

"Gak pegel tuh dari pagi-pagi buta sampe habis dhuhur masih mantengin laptop terus," gumam Dania dan berlalu menaiki tangga menuju ke kamarnya. Dania lewat di depannya pun, Lita tidak melihatnya.

Terlalu sibuk ck, batin Dania.

🍦🍦🍦

Kantin sekolah.

Bel istirahat pertama berbunyi sekitar pukul 9.30 WIB dan nanti berakhir pukul 10.00 WIB. Dania dan Oliv sedang berada di kantin tepatnya di meja nomor lima. Mereka berdua sedang menikmati kelezatan bakso pedas dipadukan dengan jus mangga.

Sedangkan di meja nomor sepuluh, tepatnya meja The Kampret, mereka sedang meributkan jadwal siapa yang giliran memesan makanan. Aldy, Nathan, dan Putra saling tunjuk.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang