Happy Reading ✨
Bahagia adalah mereka yang pandai bersyukur.
—Dania R.C—
====================================
"Lo harus bantuin gue," celetuk Farel tiba-tiba. Saat ini Dania dan Farel masih berada di kedai es krim.
Dania mengangkat alis sebelah kirinya, "Bantuin what?"
"Ke rumah gue."
"Ish, yang ngomong jelas dong, ngapain ke rumah lo. Bersih-bersih? Ogah, enak aja lo," cerocos Dania.
Farel menggeleng kepalanya.
"Terus?" Dania mengelap sisa es krim yang nempel di sudut bibirnya menggunakan lengan kaosnya. Jorok memang!
Farel mengembuskan napasnya, sebenarnya dirinya malas untuk cerita-cerita ke orang lain. "Fasilitas gue di cabut bokap."
"Hubungannya sama gue apa?" tanya Dania polos.
"Ck, banyak nanya lo, habis ini kita ke rumah gue," ucap Farel tak terbantahkan.
Dania terdiam sejenak, lalu tersenyum lebar. "Oke deh, tapi ini yang bayar es krim lo ya."
Farel mengangguk, lalu berjalan ke kasir mendahului Dania. "Totalnya depalan puluh ribu, Mas," ujar Mbak kasir tersebut.
"Buset timbang es krim empat cup doang harganya lapan puluh," cibir Dania yang berada di belakang Farel.
Farel merogoh kantong celananya, tidak menemukan apa-apa disana. Baru ingat kalau dirinya tidak punya uang, kartu ATM disita sama Papihnya. Tabungan pribadinya pun dirumah.
Lalu ia menoleh ke belakang, menghadap Dania. Membuat gadis itu menaikkan satu alisnya. "Kenapa? Nggak punya duit?"
Tepat!
Farel menggaruk rambut kepalanya. "Lo bayarin dulu, gue nggak bawa duit."
Dania melotot kecil, "Hee eleh, ngajakin makan es krim konon, tak tau nye tak punya duit." Dania berujar logat kartun botak kembar, sambil merotasikan bola matanya.
"Nanti gue ganti."
"Apa jaminanya?"
"Nggak ada."
"Tapi lo harus ganti tiga kali lipat," tawar Dania. Farel hanya mengangguk.
"Sekalian gaji gue selama jadi asisten lo ya." Dan Farel lagi-lagi mengangguk.
"Ngangguk mulu kaya guk-guk," cibir Dania, membuat Farel menatapnya tajam.
"Hehe, canda guk-guk." Dania nyengir sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengah, berbentuk V.
"Tapi beneran lho ya, ganti tiga kali lipet sama gaji asisten?" tanya Dania memastikan. Farel bergumam.
"Iya cepet bocil, udah pada ngantri tuh," geram Farel.
Dania mencibir tanpa suara, enak aja dibilang bocil. Gadis itu mengeluarkan uang seratus ribu, lalu ia serahkan kepada mbak kasir tersebut.
"Mana Mbak kembaliannya, lama bener. Jangan harap saya bilang 'kembaliannya buat mbak ya',"
Dania ini spesies macam apa sih?
Tidal sabaran sekali, mbak kasir lagi menghitung uang kembalian malah di bilang lama.
Mbak kasir tersebut tersenyum sinis, "Ini Mbak," ujarnya, lalu menyerahkan kembalian uang dua puluh ribu kepada Dania. Tanpa mengucap sepatah katapun Dania keluar dari kedai tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
أدب المراهقين[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...