65. MENGETAHUINYA [REVISI]

1.4K 165 26
                                    

Setelah sekian lama gak update, akhirnya author muncul juga, haha. Update malam pula.

Kalian dari mana aja nih, btw?

* * *

Happy Reading ✨

Sudah di tampar keras ketidakpastian, masih saja memeluk erat sebuah harapan.

—Dania R.C—

===================================

Sudah satu minggu berlalu, Farel pun sudah melewati masa kritisnya, akibat kecelakaan yang ia alami

"Mamih belum pulang, Tan?" tanya Farel, yang masih terbaring di brankar rumah sakit.

"Hari ini pulang, langsung ke sini katanya," jawab Sarah.

"Dania ... nggak kesini?" tanya Farel.

Di ruang inapnya ada Sarah dan juga Nadilla. Cewek itu mengambil kesempatan untuk mendekati Sarah, sekaligus menghasut agar Sarah benci kepada Dania.

"Pacar lo nggak peduli sama lo. Gue udah kasih tau dia kalo lo ada di sini, tapi dia malah sama Aji," ucap Nadilla memanasi suasana.

Farel berdecak, "Aji sepupu lo, kalo lo lupa," ketusnya.

"Gue yang selalu ada buat lo, Rel, tapi kenapa lo malah tanya cewek itu sih," kesal Nadilla. Farel hanya menatapnya malas.

"Biar Tante cari tuh pacar kamu." Sarah keluar dari sana. Membuat Farel menghela nafas, semoga saja tantenya tidak bertindak macam-macam.

🍦🍦🍦

"Gue harus gimana, Ji? Gue nggak berguna banget, harusnya di saat Farel lagi butuh donor darah, gue orang pertama yang donorin darah buat dia. Tapi darah gue aja kotor," ucap Dania sambil tertunduk.

Saat ini Dania dan Aji sedang berada di taman rumah sakit. Tadi, Dania ingin menjenguk Farel. Tetapi lagi dan lagi, Sarah tidak mengizinkan. Sedangkan di depan Farel, dia bersikap seolah-olah Dania yang tidak mau menjenguk Farel.

"Lo kan udah berusaha cari donor darahnya. Sekarang hanya perlu berdoa. Semoga Farel nggak kenapa-napa," saran Aji.

"Gue pengin tau keadaan Farel."

Aji menghela nafas, "Nanti aja ya, kalo orang tuanya Farel udah pulang, pasti lo boleh jenguk dia. Sekarang lo cuci darah ya, udah seminggu lo gak cuci darah, Dann," bujuknya.

Dania menggeleng, "Buat apa gue cuci darah? Nggak ada perubahan. Capek gue, Ji. Nanti juga gue bakal pergi," kata Dania menahan tangis.

Aji meraih kepala Dania untuk disandarkan di bahunya. "Nggak boleh ngomong gitu oke? Percaya sama gue, kalo lo bisa sembuh," ucap Aji sembari menepuk-nepuk puncak kepala Dania.

"OH, JADI KAMU ADA DISINI? FAREL NYARIIN KAMU, TAPI MALAH PACARAN SAMA COWOK ITU?"

Lha? Kan dia yang nggak bolehin Dania jenguk Farel. Batin Aji bingung.

Dania menegakkan kepalanya, "Farel udah sadar, Tante? Aku mau jenguk," tanya Dania.

Tanpa aba-aba, Sarah menampar pipi Dania keras, hingga Dania tersungkur ke bawah. "Anda bisa saya laporkan ke pihak berwajib jika seperti ini saudari Sarah," ujar Aji dingin.

Sarah pun pergi dari sana, Aji memegang bahu Dania dari belakang. Menuntunnya agar duduk di kursi.

"Gu-e capek, Ji." Setelah mengatakan itu, Dania pun tak sadarkan diri.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang