Happy Reading ✨
Hakekatnya manusia hidup itu bermanfaat. Bukan memanfaatkan apalagi dimanfaatkan.
—Author—
====================================
Setelah membuat Nadilla dan para dayangnya mati kutu menahan malu, kini Dania melanjutkan langkahnya yang tertunda menuju kelasnya.
"Dania gila lo, keren banget tadi," pekik Oliv saat mereka berdua sudah duduk di kursinya.
"Sekali-kali digituin. Nggak kapok apa ya mereka kemaren udah di skors juga," sahut Dania sambil membuka wadah es krim nya.
"Bukan itu yang gue maksud. Tapi lo tadi tuh kaya ngelawak. Ngakak gue sih," ujar Oliv.
"Tapi tadi bagus gak kata-kata mutiara gue?"
Oliv memutar bola matanya malas, "Gini nih, kalo spons cuci piring di kasih nyawa."
🍦🍦🍦
"Dann," panggil seseorang menghentikan langkah Dania. Dia berbalik, menatap orang yang memanggilnya. "Apaan, Nyan?"
Cowok itu menaikkan sebelah alisnya, "Nyan? Nyan apaan sih, Dann?" tanyanya. "Menyan, hahahaha." Tawa Dania pecah.
Cowok itu menatap datar Dania. "Mau kemana?" tanyanya. "Ke mana-mana hatiku senang," nyanyi Dania riang.
"Jangan nyanyi. Mules gue, Dann," ujarnya sambil tertawa.
"Ck. Mau ke perpus gue, Gas," balas Dania.
Bagas, cowok itu memincingkan matanya. "Ngapain? Beresin buku? Alih profesi, lo?" tebak Bagas sambil bertawa lagi.
"Enak aja, nggak ada kerjaan banget. Gue tuh ke perpus mau numpang nge-AC sama tidur," sahut Dania.
Bagas menoyor kepala Dania pelan, "itu lebih nggak ada kerjaan dodol," kesalnya.
"Yaudah sih, sewot banget. Bye." Dania melanjutkan langkahnya ke perpustakaan.
Sesampainya di sana, Dania menyapa Ani—guru penjaga perpus. Dan berjalan ke meja belakang untuk melaksanakan aksinya, tidur siang. Karena jam menunjukkan pukul 13.10 WIB.
Sehabis istirahat kedua, guru yang mengajar di kelas Dania tidak masuk. Ya sudah Dania manfaatkan waktu dengan baik, untuk tidur siang. Karena dirinya jarang tidur siang. Kalau waktu kecil disuruh tidur tidak mau, sekarang malah maunya tidur terus. Aneh!
Oliv di ajak ke perpustakaan tidak mau, alasannya takut kalau gurunya tiba-tiba masuk. Murid teladan memang, maklum wakil ketua Osis.
Dania menelungkup wajahnya di lipatan tangannya. Baru saja ingin memejamkan matanya, suara ketukan meja mengganggunya.
"Minggir, lo," usir si pemilik suara.
Dania menegakkan kepala, melihat siapa yang menggangu tidur siangnya. "Napa?"
"Minggir. Ini tempat gue mau tidur," ucap orang tersebut lagi.
"Tinggal milih tempat lain aja sih, gue duluan yang dateng. Dah, jangan ganggu gue."
"Lo nggak tau siapa gu—"
Drrtt Drrtt
Dania mengambil ponselnya, tertera nama 'Larasyg' yang meneleponnya.
"Hustt. Diem dulu, sahabat seperjuangan telpon." Dania memotong ucapan cowok tersebut, dan mengangkat telpon.
"DANIAAAA, HUAA KANGEN," teriak orang dari seberang sana.
Dania menjauhkan ponsel dari telinganya, "Buset, kuping gue," gumam Dania.
"Apa sih?! Telpon-telpon 'Dania huaa kangen' berisik!!" sahut Dania menirukan gaya bicara sang penelpon.
Cowok yang tadi menyatukan alisnya. Jadi ini yang namanya Dania, pantes nggak takut sama gue, pikirnya.
"Dania, alamat lo dimana?" tanya Laras.
"Gue di Jakarta, kalo lo lupa."
"Ihh ... iya maksud gue alamat yang ada di Jakarta."
"Di perum Flamboyan, blok C," jawab Dania.
Orang seberang sana berdecak, "Perum kan banyak."
"Ntar gue serlok elah, gitu aja repot."
"oke, bye-bye."
"Bye."
Tut
"Gak usah liatin gue. Gue tau gue cantik kaya Mawar Eva De Jongh," kata Dania sembari mengantongi ponselnya kembali.
Cowok itu berdecak malas, "Lo beneran nggak tau gue?" tanyanya.
"Nggak tau, dan nggak mau tau," jawab Dania seadanya.
"Oke, gue kenalin ke lo. Gue Agiyo Brata. Penguasa sekolah ini," ucapnya dengan nada angkuh plus wajah seremnya. Tak lupa tangan yang dilipat di depan dada.
"Mau Agiyo brata, bata, batu, krikil. Mau penguasa sekolah, penguasa kuburan. Gue nggak peduli. Lo udah ganggu tidur siang gue. Hus hus, dari pada gue banting lo," balas Dania.
"Benar-benar lo ya!!" geram Aji.
"KALIAN YANG DIBELAKANG. KALAU MAU RIBUT DI LUAR. DISINI BUAT BELAJAR." teriak Bu Ani.
"Kata siapa buat belajar. Orang gue mau tidur, hihi," gumam Dania kerkikik sendiri.
"IYA NIH, BU. GANGGU SAYA LAGI BACA BUKU," jawab Dania.
"Awas lo ya," gertak Aji.
Dania menjulurkan lidahnya. "Wlee, nggak peduli. Hus hus sana, jangan balik lagi."
Gue bakal kasih perhitungan sama lo, batin Aji menatap sinis Dania. Dan berlalu keluar perpustakaan.
🍦🍦🍦
Saat ini telah dilangsungkan jam pelajaran terakhir, tetapi ada dua murid yang berada di gudang sekolah. Satu siswa dan satu siswi.
"Gue nggak mau tau pokonya lo harus kasih pelajaran si Dania," ujar si siswi.
Siswa tersebut tersenyum devil, "Tenang aja, gue juga udah gedeg banget sama tuh cewek."
"Kasih pelajaran biar kapok."
"Iya, tapi sementara ini kita kerjain dia dengan cara yang masih wajar aja. Tunggu nanti saatnya tiba aja, baru luar biasa," kata siswa dengan masih mempertahankan senyum devil-nya.
"Gue serahin sama lo."
Bersambung...
To Be Continued.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...