23. PROBLEM ANGGA AND OLIV [REVISI]

1.6K 200 21
                                    

Happy Reading ✨

Jangan menggunakan seseorang, untuk melupakan seseorang.

—Oliv A.J—

====================================

"Permisi," ucap Dania sambil mengetuk pintu ruang guru fisika.

"Masuk!" sahut seseorang yang ada di dalam.

Dania pun membuka pintu, di dalam ruangan tersebut hanya ada Setya dan satu guru yang Dania tidak tau namanya siapa.

"Kenapa, Pak, manggil saya kesini? Mau bantu saya ngerjain tugas ya?" tanya Dania bercanda.

"Emang kamu mau saya ajarin?" tanya Setya sambil mengangkat satu alisnya.

Ini kenapa lagi? Hari apa sih ini? Pada aneh semua. Heran! Pikir Dania.

"Nggak ah. Saya jago fisika," balas Dania.

"Kalau kamu jago fisika kenapa nilai ulangan kamu dapat empat puluh?"

"Itu karena saya males aja, Pak. Males ngerjain terus jawabannya nggak bener," ngasal lagi kan jawabnya.

Setya menghela nafas. "Kamu harus remidi ulangan harian minggu lalu. Terus kamu juga akan saya hukum karena tidur di jam pelajaran saya."

"Pasti hukumannya nggak jadi ngerjain remidi kan, Pak?" tebak Dania.

"Salah! Hukuman kamu ngerjain remidi lima puluh soal. Di bawa pulang!" sahut pak Setya.

"Hah?? Banyak amat, Pak. Otak saya lumer nanti."

Setya tidak merespon ucapan Dania. Dia memberikan kertas yang berisi beberapa soal, "Nih, soalnya. Besok harus di kumpulkan."

Dania menghela nafas. "Okeh deh, Pak. Permisi."

🍦🍦🍦

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Guru yang mengajar di kelas XI IPA 1 sudah keluar. Disusul beberapa anak kelas, tersisa The Kampret, Dania, dan Oliv.

Dania melihat ke arah Angga dengan rahang yang mengeras, dan tangan yang terkepal kuat di atas meja.

Tanpa aba-aba, ia menghampiri Angga dan memukul rahang Angga satu kali. Membuat mereka yang ada di kelas sontak melotot.

Kenapa Dania mukul Angga? Ada masalah apa? pikir mereka, kecuali Oliv yang sudah tau semuanya.

Angga hanya diam, sambil memegang sudut bibirnya yang lebam. "Baru segitu aja udah kesakitan, lebih sakit hati sahabat gue," ujar Dania menggebu-gebu.

Sebisa mungkin dia tidak bicara kasar, walaupun ingin sekali menghujat orang yang ada di depannya ini. Farel menahan tangan Dania, ketika Dania ingin memukul Angga lagi.

"Cukup. Apa-apaan sih? Kenapa mukul sahabat gue." Bukan farel yang bersuara, tetapi Nathan.

Dania tersenyum miring, "Tanya aja sama sahabat Lo. Katanya pinter, kok bego," hujat Dania melirik sinis ke arah Angga yang sedari tadi hanya diam. Apa mungkin Dania tahu semuanya? Begitu pikiran Angga.

Tanpa di duga tangan Nathan menampar pipi kanan Dania, membuat gadis itu memejamkan matanya sesaat.

"Lo udah mukul sahabat gue, sekarang hujat dia. Salah apa dia sama lo, hah?!" nada suara Nathan berubah meninggi.

Walaupun Nathan sempat suka Dania, dan Dania itu perempuan tapi baginya sahabat adalah sesuatu yang sangat berharga setelah keluarga.

Dania lagi-lagi tersenyum miring. "Lo tanya aja sama sahabat lo. Kalo udah tau kebenarannya jangan nyesel udah nampar gue," sinisnya. Setelah itu meninggalkan kelas.

Nathan melihat tangannya sendiri yang tadi untuk nampar Dania. Gue keterlaluan, batinnya.

"Liv, ini sebenernya kenapa?" Aldy pun membuka suara. Oliv hanya menggeleng kepala sambil menangis, dan berlalu keluar kelas.

"Ke rumah gue. Lo jelasin semuanya!" kata Farel, lalu mendahului yang lain.

🍦🍦🍦

The Kampret sekarang sedang berada di rumah Farel. Lebih tepatnya di kamar Farel. Tapi semuanya hanya diam, memikirkan ada apa yang terjadi.

"Jelasin!" pinta Farel, yang di angguki Angga.

Flashback on

Dimulai dari Angga dan Oliv pergi ke taman pada hari Sabtu. Di taman tampak lumayan ramai, karena hari Sabtu.

"Liv, gue mau bilang sesuatu," kata Angga.

"Kenapa? Lo mau bilang sayang sama gue? Gue udah tau," sahut Oliv sambil terkekeh.

"Bukan."

"Ya, teruss?" Oliv jadi penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh Angga.

"Gue suka sama lo. Tapi gue belum cinta sama lo."

Deg

"Te-terus kenapa lo nembak gue?"

"Gue galmon. Lo bisa bantu gue kan buat lupain masa lalu gue?" Angga menatap mata Oliv dalam.

Oliv menggeleng, ternyata dia salah. Dia mengira Angga sudah cinta dengan dirinya. "Lo manfaatin gue, supaya lo bisa lupain masa lalu lo?" tanya Oliv setenang mungkin.

"Gue udah nggak cinta sama dia. Gue lagi berusaha cinta sama Lo. Jadi gue mohon Lo jangan pergi dari gue ya," pinta Angga masih menatap manik mata Oliv.

"Tapi Lo harus janji, jangan inget masa lalu lagi?"

Angga mengangguk, "Iya gue janji" Dia pun menarik Oliv ke dalam dekapannya. Nyaman, itulah yang dirasakan keduanya.

Angga melepas pelukannya, beralih memegang kedua bahu Oliv. "Makasih,," ujarnya. Lalu mengelus rambut pendek Oliv.

Oliv tersenyun cerah, setidaknya walaupun Angga belum cinta dengannya, tapi Angga sedang berusaha. Pikirnya.

"Angga," ujar seorang gadis berambut pirang menyapa Angga.

Angga dan Oliv menoleh. Betapa terkejutnya Angga melihat siapa yang datang. "Citra? Ngapain kamu disini?" tanyanya lembut dan langsung berdiri menghadap Citra.

Citra? Kamu? Suaranya lembut banget lagi. Oh iya baru ingat, Citra kan mantan pacar Angga. Batin Oliv.

"Aku baru pulang dari Amrik. Kamu ngapain disini? Ini siapa kamu?" tanya Citra.

"Dia bukan siapa-siapa aku," jawab Angga membuat hati Oliv sakit bagai di tusuk ribuan jarum.

"Ouh, gitu. Angga, aku mau kerumah Tante Desi." Sedekat itukah Citra dan Angga. Sampai-sampai dia kenal baik sama ibunya Angga. Oliv saja tidak pernah ke rumah Angga.

Seakan tidak sadar jika dia disini bersama Oliv. "Yaudah ayo. Aku juga mau pulang," Angga meraih tangan Citra, dan pergi meninggalkan Oliv yang menatap mereka dengan tatapan kecewa.

Flashback off

"GOBLOG," umpat mereka bersamaan ketika Angga sudah selesai menceritakan kejadian itu.

"Bego banget sih. Lo ninggalin Oliv sendirian di taman, sedangkan lo pulang sama si cabe kecombrang itu?" tanya Aldy tak habis pikir.

"Gue tau, gue salah," balas Angga lirih.

"Emang," ujar mereka malas.

"Gue nggak nyangka. Orang pinter ternyata goblog soal cinta." Angga tertohok atas ucapan Putra.

Tidak seperti biasanya, Angga yang terkenal pintar dan sering memberi nasihat kepada sahabatnya kini menjadi orang yang bego karena cinta masa lalu!

"Terus kenapa Dania bisa tau?" tanya Farel.

"Mungkin, Oliv cerita," jawab Angga seadanya seraya mengedikan bahunya.

Nathan menatap nanar kedepan, lalu berujar. "Gue salah karena udah nampar Dania."

Bersambung...

To Be Continued.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang