34. RUMAH SAKIT [REVISI]

1.6K 174 7
                                    

Happy Reading ✨

Pernah salah bukan berarti jahat, pernah kalah bukan berarti tak hebat. Pernah singgah bukan berarti tak pindah, pernah hidup bukan berarti tak punah.

—Dania R.C—

====================================

Seorang pemuda berkemeja kotak-kotak dengan kancing terbuka, belapis kaos hitam polos, sedang duduk di balkon kamarnya. Yang berhadapan dengan jalan di perumahannya.

Memuda itu Farel, dia sedang bermain game di ponsel pintar miliknya, sambil merasakan hembusan angin yang menerpa wajah tampannya.

Drrtt drrtt

Farel berdecak, ketika panggilan telepon masuk ke ponselnya. "Kalah kan."

Terlihat nama yang tertera di sana 'Dania'. Dahinya sedikit terlipat, ada apa jam segini telepon. Pikirnya.

"To-tlong ... guee, s-siapapun." Suara rintihan sambil terbata terdengar ketika Farel mengangkat teleponnya.

BRUUKK

Terdengar suara bantingan ponsel dari seberangnya sana. "Dann ... Dania,o denger gue kan?!"

"DANIAAAA!!!"

Akhirnya Farel mematikan sambungan telepon nya. Dia menerka-nerka apa yang terjadi dengan Dania. Baru ingat, dirinya jago melacak ponsel atau nomor telepon orang.

Setelah melihat dari ponselnya, keberadaan Dania sekarang berada di Jalan Pemuda no.5 C. Setau Farel, jalan itu sepi, jarang dilalui orang. Apa lagi hampir tengah malam.

Tanpa pikir panjang, Dia bergegas keluar rumah, melajukan motornya ke tempat tersebut. Kebetulan orang rumah juga sudah pada tidur.

🍦🍦🍦

Saat sudah berada di jalan tersebut, Farel melihat motor vespa berwana biru tergeletak tragis di tepi jalan. Dan juga seorang gadis yang sudah tumbang di sekitar situ.

Farel menepikan motornya, dan menghampiri Dania. "Dann, kenapa bisa gini?" Lalu memangku kepala Dania di pahanya.

Farel menyuruh dirinya sendiri, untuk tidak panik melihat lebam di sekujur tubuh Dania, pelipisnya yang robek, dan tangan kanannya yang mengeluarkan banyak darah.

Farel melepas kemeja kotaknya, dan melilitkan di lengan Dania. "Dann, bertahan. Gue telpon ambulans."

Setelah menelepon ambulans, dia menunduk. Terlihat Dania yang masih sadar, karena matanya sedikit terbuka.

"Dann, lo bisa denger gue kan?" Dania hanya mengangguk lemah.

Selang beberapa menit, ambulans datang. Dan membawa Dania ke Rumah Sakit terdekat. Dania di letakan di brankas yang terdapat di dalamnya.

"Buka mata lo, jangan merem," pinta Farel. Wajahnya tenang, tapi sebenarnya hatinya panik bukan main.

"Dann, buka mata!" desak Farel.

"Apaan sih, Rel, gue ngantuk. Kalo udah sampe di rumah sakit bangunin gue ya," Dania jengah sendiri, sedari tadi Farel berisik.

Dania pun sementara, didalam ambulans sudah di beri pertolongan pertama, dan juga di infus. Farel mendengus, di saat seperti ini, Dania sempat-sempatnya santai.

Sesampainya di Rumah Sakit, Dania sudah kehilangan kesadarannya. Dan segera di tangani di UGD.

Farel menunggu di depan ruang UGD. Ah ya, ia baru ingat, motor barunya masih berada di tempat kejadian.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang