Happy Reading ✨
Tenang, hidup bukan lomba. Kamu tidak terlalu cepat, kamu tidak terlalu lambat. Kamu tepat!
—Dania R.C—
====================================
Drrtt drrtt
Dania yang ingin menjalankan motornya pun tidak jadi, karena mendengar getaran ponselnya. Lalu mengambil dan terlihat nama si penelepon 'SiAlan'
"Hallo, Sari wangi pasportnya?"
"Seratus persen rasa asli," sahut Alan dari seberang sana yang tengah rebahan. Lalu mereka berdua tertawa, padahal tidak ada yang lucu. Orang humor retjeh mah gitu.
"Dengan siapa dimana?"
"Alan, di Jupiter."
"Dann, stop, ngawur mulu," lanjut Alan.
"Kenapa, A?" tanya Dania.
"Mau ngajak jalan. Bisa?" balas Alan dari seberang sana sembari mengubah posisi yang tadinya tiduran menjadi duduk bersila.
"Kapan, A?"
"Hari Sabtu sih."
"Masih lama kali, kalo sebelum hari Sabtu otak gue udah ke riset gimana?" sahut Dania lalu menatap wajahnya sendiri lewat spion motor vespanya.
"Iya udah, nanti malam Sabtu gue ingetin lo," balas Alan.
"Gue belum bilang mau, lho," ujar Dania lagi.
"Oiya, gimana? Mau nggak?"
"Nanti gue kabarin deh," jawab Dania seadanya.
"Gue tunggu. Sekarang lagi dimana?" tanya Alan basa-basi. Entah mengapa kalau berbicara dengan Dania, dirinya merasa grogi.
"Baru mau pulang, A."
"Hati-hati kalau begitu. See you."
"Iya iya, nggak paham Inggris gue," balas Dania.
Alan tertawa pelan diseberang sana. "iya udah, bye."
Tut
Dania menjalankan motornya, berniat mencari kerja, entah jadi pelayan cafe atau apalah. Intinya yang bisa menghasilkan uang, dengan cara halal pastinya.
Bisa saja ia meminta kepada Mamahnya, tapi dia mau mandiri. Toh ini juga buat biaya berobatnya. Kalau di lihat-lihat, Dania bukan seperti orang sakit. Gadis itu pandai menutupi masalahnya.
Dania menyipitkan matanya. Terlihat di depan, tepatnya di tepi jalan dekat kafe unique, ada orang yang sedang berantem entah karena apa. Jiwa kepo Dania pun berkobar.
"Siapa tuh? Kaya di keroyok," gumamnya. Gadis itu menghentikan motornya, lalu menghampiri seorang pemuda yang tengah baku hantam dengan dua preman.
"WOII!!" teriak Dania. Pemuda dan preman itu berhenti saling memukul, menoleh ke arah Dania.
"Mau apa lo?" tanya salah satu preman itu.
"Mau main sama kita, Neng?" sahut teman preman itu.
"Main apa, Bang? Congklak? Bekel?" jawab Dania dengan nada polosnya.
"Main kuda-kudaan," satu preman, dan temannya pun tertawa.
"Receh banget Abang preman. Main kuda-kudaan? Di pasar malem ya? Skuyy lah, traktir ya tapi. Gue suka gratis ngomong-ngomong," sahut Dania kelewat santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...