Happy Reading ✨
Jika semua yang kita inginkan segera terwujud, darimana kita belajar sabar.
—Dania R.C—
====================================
Dania menatap Dokter Kiranthi, "Bisa Dokter jelaskan secara detail?" pinta Dania lirih.
"Jadi ginjal kamu itu bermasalah. Lebih tepatnya—"
"Gagal ginjal?" tebak Dania. Dokter Kiranthi tersenyum lalu mengangguk.
"Bisa kamu ceritakan, kenapa perut kamu yang sebelah kanan terbentur? Dan terbentur apa?" tanya dokter Kiranthi.
Mengalirlah cerita dari mulut gadis berambut sepunggung itu. Dokter Kiranthi pun paham sekarang.
"Penyakit ginjal adalah istilah yang menggambarkan setiap gangguan yang terjadi pada ginjal. Penyakit ginjal akan mengganggu fungsi organ ini untuk menyaring limbah dan racun dari darah, menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa di dalam tubuh, menstimulasi pembentukan sel darah merah, mengatur tekanan darah, serta membantu pengaktifan vitamin D. Gagal ginjal kamu disebabkan karena cedera pada ginjal," jelas dokter Kiranthi.
"Karena perut kamu terbentur batu besar saat itu, ginjal kamu bermasalah. Saya mengetahui saat hasil laboratorium keluar, sayangnya kamu tidak kesini. Andai saja kamu kesini, pasti masih bisa di sembuhkan, sebelum parah ... seperti sekarang," imbuhnya.
Oke, jadi gue yang salah.
Bego lo, Dann.
Ngapain nggak nurut buat kontrol?
Hufttf ...
"Ada stadiumnya nggak, Dok?" tanya Dania.
" Penyakit kamu sudah memasuki stadium 2, kerusakan pada ginjal dengan penurunan GFR yang ringan 60-89 mL/min/ 1.73 m²." Dokter Kiranthi menjelaskan lagi.
"Terus saya harus gimana, Dok?" Sebisa mungkin dia tidak menangis di depan Dokter cantik satu ini.
"Kamu harus cuci darah dua kali dalam satu minggu," sahut Dokter itu.
Dua kali seminggu?
Biayanya nggak murah cuy.
Cobaan apa lagi ini??
Mati aja lah kalau gini.
"Saya harap kamu tidak stress memikirkan ini. Nanti justru kamu akan drop," saran Dokter Kiranthi, seakan tau pikiran Dania.
Dania mengangguk, "Saya bisa cuci darah mulai kapan, Dok?" tanyanya.
"Mulai minggu depan. Setiap hari Senin dan Kamis. Jangan sampai tidak datang," canda sang dokter.
Dania menyerngir membuat lesung pipinya tercetak jelas. "Kali ini enggak deh, Dok. Kalau begitu saya permisi. Terimakasih, Dok," pamitnya lalu keluar dari ruangan itu.
🍦🍦🍦
Keesokan harinya, tepatnya hari Jumat. Dania menjalani harinya seperti biasa, seperti tak ada yang berbeda darinya.
Masih sama, bobrok, suka ngelawak dan bar-bar. Dia juga tak berniat untuk memberitahu tentang penyakitnya itu kepada siapapun.
Kalau bisa di simpan sendiri, kenapa harus ngasih tau orang? Kata Dania sih gitu.
Kali ini Dania sedang malas untuk membawa Mickey ke sekolah, jadi dia naik angkot. Sesampainya di sekolah, seperti biasa. Sudah ramai, karena Dania itu sering telat. Tapi untung hari ini tidak telat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...