66. REUNI [REVISI]

1.4K 146 5
                                    

Happy Reading ✨

Sampai kapan aku harus pura-pura mengabaikanmu, padahal jelas-jelas hatiku merindukanmu.

—Dania R.C—

====================================

Farel membuka pintu kamar rawat sang pacar. Terlihat Dania sedang berbaring seraya melamun, menatap kosong langit-langit kamar inapnya.

Farel duduk di kursi samping brankar Dania, sepertinya cewek itu belum menyadarinya. "Dann ...," panggil Farel lirih.

Dania melirik Farel sekilas, lalu membuang muka. "Ngapain?" tanya Dania dingin. Farel tertegun sesaat, tidak pernah melihat Dania seperti ini. Sepertinya cewek itu marah.

Marahnya orang humoris itu menakutkan!

"Maaf." Hanya satu kata yang keluar dari mulut cowok berpakaian pasien itu.

Dania menatap Farel malas, "Pergi, gue pengin sendiri," pintanya.

"Dann, gue—"

"Kalo nggak penting, mending keluar!" potong Dania cepat.

"Dann, maaf. Gue nggak tau kalo lo kaya gini, gue udah nuduh lo selingkuh sama Aji. Maaf," ucap Farel seraya menunduk.

"UDAH TAU KAN LO? GUE NGGAK SELINGKUH SAMA AJI. DIA BANTU GUE, DIA YANG SELALU ADA BUAT GUE," teriak Dania emosi.

Farel mendongak menatap Dania nyalang, "LO NGGAK PERNAH KASIH TAU, KALO LO ITU PENYAKITAN?" sahutnya emosi juga.

Deg.

Mereka berdua sama-sama di kuasai emosi saat ini. "Penyakitan?" Dania tertawa miris. "Iya, emang gue PENYAKITAN, kenapa?"

Farel sadar atas ucapannya tadi, "Maaf, gue ngomong gitu, gue emosi." Cowok itu memeluk Dania yang masih berbaring.

Dania meronta agar Farel melepas pelukannya. Tetapi cowok itu malah semakin erat, kepalanya berada di ceruk leher Dania, dan berkali-kali berkata maaf.

Setelah beberapa menit, Farel melepas pelukannya. Tangannya membetulkan rambut Dania yang berantakan. "Nggak sisiran berapa tahun?"

Dania mendengus, "Diem, gue masih marah sama lo," ujarnya.

"Marah kok bilang-bilang!"

Farel kembali duduk. Meraih tangan Dania, mengecupnya berkali-kali. "Maaf Dania Rahma Calista, anaknya Mamah Lita dan Papah Calvin," ucapnya.

Dania menghela nafas pelan, "Lo udah tau kan kalo gue bentar lagi mati? Lebih baik kita putus aja ya, lo boleh pacaran sama Nadilla," lirihnya.

Rahang Farel mengeras mendengar ucapan Dania. "Lo Ngomong apa sih? Gue nggak suka! Dan kita nggak akan pernah putus!" tegasnya.

"Cieee ... yang sayang sama gue," goda Dania, seakan lupa kalau dia lagi mode marah. Farel hanya berdecak malas.

"Mamah sama Papah gue, udah tau?" tanya Dania.

Farel mengedikan bahunya, "Kayanya tau, tadi Aji nelpon Rizki," jawabnya.

Dania mengacak rambutnya, "Kenapa kasih tau sih? Arrghh," teriaknya.

"Jangan diacak-acakan. Udah dibenerin tadi kan," ucap Farel. "Lo udah maafin gue kan?"

"Kata siapa? Nggak ya," bantah Dania, bersidekap dada.

"Kalo gitu, gue minta maaf sekali lagi, sayang."

Dania meninju lengan Farel, membuat cowok itu meringis. "Sayang-sayang, apaan sih, alay!" ketus Dania.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang