62. PENGAKUAN DALAM HATI [REVISI]

1.2K 148 2
                                    

Happy Reading ✨

Belajar menerima apa yang sudah terjadi, mengikhlaskan apa yang tidak bisa di ubah, membetulkan apa yang bisa di perbaiki.

—Agiyo B—

====================================

Rizki menatap wajah polos sang adik yang tengah berbaring miring di sofa ruang tamu. Dania terlelap saat sedang menonton Televisi.

Dengan posisinya yang berjongkok di depan Dania, tangannya mengelus rambut Dania pelan, agar tidak menggangunya.

"Gue cinta sama lo waktu itu, sampe gue nyatain perasaan gue ke lo. Eh, taunya lo Adek gue sendiri, takdir memang semengejutkan itu. Sekarang gue cinta sama lo, sayang sama lo, sebagai Kakak ke Adiknya."

"Pantes waktu gue ketemu lo, gue ngerasa udah deket banget sama lo, padahal waktu itu gue bukan siapa-siapa lo. Dan waktu lo diserang sampe tangan lo luka, gue ngerasain sakit yang sama kaya lo."

Rizki tersenyum tipis, dan meletakkan tangannya di tengkuk Dania dan sela-sela lekukan kaki Dania. Menggendong ala bridal style menuju ke kamar sang adik.

Di rebahkan tubuh Dania hati-hati, menyelimutinya sampai leher. "Good night, adikku," ucapnya, dan mengecup kening Dania sekilas. Dan berlalu ke luar kamar Dania.

Wajar bukan? Hal itu di lakukan kakak adik? Rizki juga sudah tidak mencintai Dania sebagai perempuan, tetapi menyayangi Dania sebagai adiknya.

🍦🍦🍦

"Rel, jangan di kotorin kampret, gue susah-susah ngepel juga." Dania menatap tajam Farel.

Saat ini dirinya sedang menjalankan hukuman karena terlambat datang ke sekolah. Kalian tau alasannya? Karena Farel bilang mau menjemput Dania, tapi malah cowok berangkat duluan.

"Lo sengaja kan ninggalin gue? Kalo gitu lo nggak usah bilang mau berangkat bareng. Awas lo jangan deket-deket gue." Gadis itu mendorong tubuh Farel menggunakan pel-annya.

Bukannya pergi, cowok itu malah menginjak-injak lantai yang sudah di pel menggunakan sepatunya yang kotornya nauzubillah.

Mungkin habis kejebur kali.

"FAREL, BENER-BENER LO YA," geram Dania.

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara mereka berdua di koridor yang sepi. Karena jam pelajaran sedang berlangsung, tetapi kelas XII IPA 1 free class, makanya Farel keluar kelas.

Dania masih mengejar Farel dengan tangan yang menggenggam pel-an di acungkan ke atas. Sedangkan Farel, cowok itu berlari sambil tertawa pelan.

Saat berada di ujung koridor, Farel berhenti. Dania yang tidak tau pun, kepalanya terbentur punggung tegap Farel.

Dug

Dania mengusap dahinya, "Punggung apa tembok sih, keras amat kaya hati lo," ujarnya seraya menepuk keras punggung Dania.

Farel membalikkan badan, mengusap dahi Dania. "Sakit, hm?"

Dania mengerjap matanya berkali-kali, "Lo nggak kesurupan jin di toilet tadi kan? Atau lo tadi kepalanya kepentok pel-an gue? Jadi gila gini?" cerocos Dania.

Farel menurunkan tangannya dari dahi cewek itu. "Yang ...," panggilnya.

Dania menoleh lagi kepada Farel. Tumben manggil yang? Jangan-jangan bener dia kesurupan jin toilet beneran. Farel belum pernah sama sekali memanggilnya dengan sebutan layaknya orang pacaran lainnya.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang