Happy Reading ✨
Mensyukuri hari ini, mengikhlaskan hari kemarin, dan menjadi lebih baik hati esok.
—Farel S.R—
====================================
Pagi ini Farel sudah rapi dengan seragam Pramuka nya. Kini, ia berada di depan gerbang rumah Dania.
Tin tin tin
Farel membunyikan klakson motornya. Iya motor N MAX nya itu baru. Jadi pamer dulu sama tetangga.
Terlihat Dania keluar dari rumahnya, dan berjalan ke arah gerbang, membukanya. Farel memarkirkan motornya di halaman rumah Dania.
Berjalan masuk ke rumah Dania, seperti biasa. "Anggap aja rumah orang," ujarnya, membuat Dania merotasikan bola matanya malas.
"Serah lo aja dah. Gue mau lanjut cuci piring dulu," ucap Dania.
"Setengah jam lagi masuk," kata Farel, menghentikan langkah Dania.
"Masih juga setengah jam. Santai aja, kalo telat juga bagus. Dihukum dan nggak ikut pelajaran pak botak alus," sahut Dania lalu melanjutkan langkahnya.
Dania melanjutkan mencuri piring di wastafel. Kadang dia heran, padahal dirumah ini hanya ada dirinya tetapi kenapa rumah sering berantakan.
"Lo setiap hari gini?"
"Astaghfirullah, setan!" pekik Dania kaget, karena tiba-tiba Farel berada di sebelahnya, bersender di pintu kulkas sambil melipat tangannya di dada.
"Ngapain ngagetin sih, tunggu di luar aja sana," usir Dania, masih membilas piring.
"Pengin disini."
"Serah lo deh." Beberapa menit kemudian Dania selesai mencuci piring. Tangan yang masih basah, dia usapkan di rok Pramuka bagian belakangnya.
"Masih jadi misteri, kenapa cewek kalo abis cuci piring, tangannya di lap-lap di pantat, padahal punya serbet."
Ya begitulah sifat Farel kalau sama Dania. Kadang absurd, kadang cuek, kadang nyebelin, kadang juga minta di gampol.
Pokoknya gado-gado lah.
"Lha, iya yah, kan gue punya serbet. Ngapa nggak ngomong dari tadi sih, Rel," Dania bingung sendiri.
"Ck, cepet, udah jam tujuh kurang lima belas menit."
"Bentar deh, buru-buru banget di kejar setan," jawab Dania sambil berjalan ke meja makan. Sebelum mandi dia sudah memasak ayam goreng.
"Makan dulu, ntar pas dihukum biar nggak pingsan," lanjut Dania sambil memakan nasi dan ayam goreng.
"Gue hitung sampe tiga, kalo belum selesai juga, gue tinggal," ancam Farel.
"Sana tinggal aja, malah bersyukur gue. Bolos sekalian, terus lo deh yang kena hukum sendiri," ujar Dania membuat Farel mendengus.
Mau tak mau Farel menunggu Dania selesai makan. Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit.
"Alhamdulillah, kenyang." Dania mengelus perutnya karena kenyang.
"Ck, cepet berangkat ayo." Farel menarik tangan Dania, dengan sigap Dania mengambil tasnya yang berada di sebelahnya.
"Naik cepet!" pinta Farel ketika mereka sudah berada di samping motor Farel.
Dengan malas Dania pun menurutinya. Setelah naik, Dania baru sadar sesuatu. "Ehh, bentar, Rel. Ada yang ketinggalan."
Jangan harap Dania bilang 'yang ketinggalan cintaku padamu' yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...