Happy Reading ✨
Bercanda dianggap serius, giliran serius dianggap bercanda.
—Dania R.C—
====================================
"Lo ada rencana apa, Nad?" tanya Lya. Trio Lenong tadi pagi melihat Dania berangkat bersama Farel, hal itu membuat Nadilla naik darah.
"Gue udah punya rencana, supaya semua orang benci sama Dania, termasuk Farel juga," jawab Nadilla sambil tersenyum miring.
"Apa rencananya?" Mitha bertanya, dan Nadilla membisikkan sesuatu kepada kedua temannya. Mereka bertiga tersenyum misterius, seperti ada yang di rencanakan mereka. Pasti!
🍦🍦🍦
Saat ini sudah istirahat, tetapi Dania masih berada di kelas, lagi malas gerak katanya. Untung Oliv mau menemaninya, The Kampret juga ada di kelas. Mereka memerintah salah satu teman kelasnya untuk membelikan makanan, dengan diberi upah tentunya.
Tiba-tiba Nadilla datang tanpa kedua temannya ke kelas Dania. Langsung menyeret Dania. "Ehhhh, ngapain tarik-tarik sih? Lepas nggak," gerutu Dania.
Nadilla tidak menghiraukan ucapan Dania, dan menariknya ke belakang sekolah. Sepi, jadi dia bisa membalas dendam kepada Dania.
Nadilla berhenti, dan menghadap di depan Dania. Satu tamparan mendarat di pipi kiri Dania. Sampai Dania menoleh ke samping.
PLAKK
Dania memegangi pipi dengan tangan kanannya, tanpa merasa sakit sedikit pun. "Lo apa-apa sih, Nad? Gue udah nggak punya masalah sama lo," ucap Dania setenang mungkin.
"Lo masih bilang salah lo apa hah?! Lo udah rebut Farel dari gue. Udah berapa kali gue bilang, jauhin Farel. Lo malah nggak dengerin gue," teriak Nadilla menggebu-gebu.
Dania melihat kearah lain, lalu beralih menatap gadis di depannya. "Gue nggak ada hubungan apapun sama Farel. Dan kalo Farel nggak mau sama lo, jangan salahin gue," sahutnya.
"Sebelum lo masuk ke ADMADJA, Farel fine-fine aja sama gue," katanya, lalu mengacak-acak rambutnya sendiri, dan menampar pipinya berkali-kali.
Setelah itu, dia mengambil sesuatu dari saku roknya. "Gue mau bikin lo hancur," ucapnya menyeringai. Dan memegang benda itu, pisau kecil yang sangat tajam.
Dania meneguk ludahnya kasar, dia tidak mau mengambil resiko. Baru kemarin dia di tusuk tangannya.
Dania mundur dua langkah, "Kenapa lo mundur? Gue nggak akan sakitin lo," kata Nadilla. Lalu detik berikutnya, apa yang dilakukan Nadilla membuat Dania membulatkan matanya.
Nadilla menggoreskan pisau tajam tersebut ke lengan kirinya sendiri. Lalu menarik tangan Dania, menaruh pisau yang penuh darah itu ke tangan Dania.
Bertepatan dengan itu the kampret, Oliv, kedua teman Nadilla, dan murid yang lainnya datang. Melihat apa yang terjadi.
"Dania, apa yang lo lakukan?" tanya Farel setengah berteriak, nafasnya memburu. Tangannya terkepal menahan emosi. Bahkan yang lain pun sama, tak percaya apa yang dia lihat.
Mereka melihat Dania menggenggam pisau penuh darah, dan tangan Nadilla yang ada goresan dengan darah bercucuran keluar, dan rambut Nadilla yang acak-acakan.
Lidah Dania kelu, tak mampu menjelaskan apa yang terjadi. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dia sayat aku, Rel. Tadi aku cuma bilang jauhin kamu. Tapi dia marah. Aku—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Ficção Adolescente[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...